Pelecehan tak melulu tentang perihal seksual. Pelecehan narsistik yang dilakukan dengan memanipulasi, merendahkan, dan berbuat pamrih ternyata tetap membekas di diri korban sekalipun ia mengaku “pulih”.
Kondisi itu dinamakan narcissistic victim syndrome. Narcissistic victim syndrome merupakan istilah yang secara kolektif menggambarkan efek pelecehan narsistik yang spesifik dan sering kali parah.
Meski belum resmi dianggap sebagai kondisi mental, para ahli menyatakan pelecehan narsistik berdampak serius dan bertahan lama pada kesehatan emosional korbannya.
Pelaku, sekali pun itu orangtua sendiri, akan membuat korbannya (anak) merasa tidak berharga dan merasa hampir “gila”.
Untuk bertahan hidup, korban narsistik harus mengembangkan perilaku yang membuat dirinya seaman dan sewaras mungkin.
Namun sayang, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, tanda-tanda di bawah ini tetap bersama korban dan bisa dengan mudah terlihat:
1. Melakukan Apa Saja untuk Kebaikan
Ketika seseorang berbaik hati kepada Anda, Anda akan senang. Namun, hal itu juga membuat Anda berpikir tindakan tersebut perlu “dibayar”.
Anda merasa, menerima kebaikan tanpa membalas rasanya tidak wajar. Sebab, Anda telah “dicuci otak” oleh seorang narsistik untuk selalu bertukar keuntungan.
Artikel Lainnya: 3 Tipe Gangguan Kepribadian Narsistik yang Perlu Anda Tahu
2. Selalu Memerhatikan Kebutuhan Orang Lain
Hidup dengan seorang narsistik akan membuat Anda terlalu peka dengan kebutuhan orang lain.
Alhasil, Anda akan terus mengutamakan kebutuhan orang lain dan mengambil tindakan untuk membantunya. Bahkan, kadang sebelum ia menyadari ada masalah, Anda sudah menyelesaikannya.
3. Sering Menganggap Diri Sendiri Salah
Kerap kali dituduh dan disalahkan atas apa pun yang tidak berjalan sesuai keinginan pelaku pelecehan narsistik akan memengaruhi pola pikir Anda.
Dalam situasi kerja, lingkungan sosial, atau keadaan lain, Anda langsung merasa bertanggung jawab atas apa yang sedang terjadi. Padahal, belum tentu itu adalah murni kesalahan diri sendiri.
4. Sering Bekerja Terlalu Keras
Pelaku pelecehan narsistik telah menjadikan Anda seseorang yang terbiasa berusaha. Sangat sulit bagi Anda untuk tidak melakukan apa pun, khususnya demi orang lain.
Jika tidak melakukan hal tersebut, maka si korban akan berpikir bahwa tidak ada satu orang pun yang menyukainya.
5. Sulit Memberi Batasan
Batasan sebenarnya merupakan hasil dan kekuatan untuk menghormati kebutuhan diri sendiri.
Sayangnya, pelaku membuat Anda melupakan hal tersebut. Kata “tidak” atau “berhenti” sangat sulit dilontarkan korban,
Artikel Lainnya: Cara Menghadapi Orang Narsis
6. Sering Merasa Terisolasi
Ketika orang yang disayangi tidak mau mendengarkan, Anda mungkin merasa sangat kesepian. Hal ini membuat Anda rentan terhadap manipulasi lebih lanjut.
Orang yang melecehkan mungkin menarik Anda kembali dengan kebaikan palsu atau permintaan maaf yang janggal. Selain itu, pelaku mungkin berpura-pura pelecehan itu tidak pernah terjadi.
Korban narsistik akan meragukan persepsi diri sehingga ia enggan membicarakannya dengan siapa pun.
7. Sering Terdiam Karena Merasa Tidak Berdaya
Respons freeze biasanya terjadi saat Anda merasa tidak berdaya akibat efek isolasi sebelumnya.
Korban akan terdiam dan selalu menjaga jarak secara emosional dengan orang lain (tidak intens) untuk mencegah rasa sakit hati.
8. Susah Mengambil Keputusan
Pelecehan narsistik berupa kritik-kritik pedas yang tidak membangun sering kali membuat korbannya merasa teramat bodoh.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai menyerap penghinaan ini dan melekat pada persepsi diri. Hal itu membuat korban susah membuat keputusan yang baik.
Artikel Lainnya: Kenali Dampak Orang Tua Narsis pada Kesehatan Mental Anak
9. Sulit Mengenali Kemauan Diri Sendiri
Berinteraksi lama dengan seorang pelaku narsistik akan membuat korban meninggalkan segala hal yang disukai. Pasalnya, menurut pelaku, hanya hal yang disukainyalah yang paling baik.
Lama-kelamaan, Anda seperti kehilangan arah, kosong, dan tak mengerti apa yang benar-benar disukai atau diinginkan.
Psikolog Ikhsan mengungkapkan, “Dari tanda-tanda yang disebutkan di atas, yang paling krusial atau bahaya adalah korban selalu menyalahkan dirinya sendiri.”
“Karena, sering menyalahkan diri sendiri akibat gaslighting dari pelaku akan menuntut korban untuk melakukan apa pun yang semestinya tidak diperbuat,” jelasnya.
Apakah Anda merasa memiliki sejumlah tanda korban pelecehan narsistik? Bila sering tertekan dan aktivitas harian mulai terganggu, jangan sungkan membicarakannya kepada psikolog.
Konseling dengan tenaga profesional seperti psikolog dan psikiater akan membantu menyembuhkan luka lama. Konsultasi ke psikolog bisa lebih mudah lewat LiveChat Klikdokter.
(FR/AYU)