Di masyarakat, cukup sering terdengar anggapan sunat menambah tinggi badan. Tahukah Anda bahwa pernyataan tersebut hanyalah mitos belaka?
Sunat (sirkumsisi) sendiri merupakan prosedur medis untuk kesehatan dan bisa dilakukan bila ada masalah yang mengganggu.
Beberapa masalah kesehatan yang mengharuskan anak disunat adalah fimosis, parafimosis, balanopostitis, dan lain-lain.
Kepercayaan tentang sunat menambah tinggi badan sayangnya merupakan isapan jempol saja. Ketahui fakta medisnya berikut ini.
Sunat Tidak Menambah Tinggi Badan Anak
Jadi, apakah sunat mempengaruhi pertumbuhan? Ternyata, tidak ada kaitannya antara sunat dengan pertumbuhan tinggi seseorang. Karena, kedua hal ini tidak saling memengaruhi. Klaim sunat bikin tinggi badan anak tidak memiliki dasar medis sama sekali.
Sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari penis.
Kulup sebenarnya berfungsi untuk melindungi penis saat janin berkembang di dalam rahim ibu dan membantu menjaga kelembapan glans penis. Namun, kulup juga dapat menjadi jalur infeksi untuk penyakit tertentu.
Artikel Lainnya: Fakta Medis Seputar Sunat Wanita yang Perlu Anda Ketahui
Sedangkan, pertumbuhan tinggi badan tidak dipengaruhi oleh tindakan sunat. Pertambahan tinggi tubuh dipengaruhi oleh faktor nutrisi, aktivitas olahraga, hormon pertumbuhan, dan genetika (keturunan).
Nutrisi merupakan faktor paling penting yang berpengaruh pada pertumbuhan tinggi anak. Makanan dan minuman yang baik untuk pertumbuhan tulang turut berperan dalam hal ini.
Pada dasarnya, pemenuhan nutrisi yang baik sejak anak di dalam kandungan berpengaruh terhadap pertumbuhan tingginya, bukan hanya sejak lahir.
Nutrisi yang buruk dapat menyebabkan anak mudah sakit. Anak yang sering sakit dapat mengalami gangguan penyerapan nutrisi. Hal ini dapat berujung pada masalah pertumbuhan.
Selain itu, faktor genetika juga memegang peranan yang cukup penting. Tinggi badan orangtua dapat menjadi faktor prediksi tinggi badan anak saat dewasa.
Artikel Lainnya: Bernanah hingga Lama Kering, Ini Cara Hindari Infeksi setelah Sunat
Tak Menambah Tinggi, Anak Tetap Perlu Disunat?
Terlepas dari mitos tersebut, sunat tetap penting dilakukan. Dari sisi medis, banyak sekali manfaat sunat untuk anak yaitu:
- Mencegah smegma menumpuk. Zat ini lengket dan berwama putih, serta berbau tidak sedap. Smegma biasa ditemukan di lipatan kulit kulup.
- Mengurangi sisa kotoran di lipatan kulit dan area kepala penis.
- Lebih higienis dan memudahkan pembersihan.
- Mencegah penyakit akibat jamur, infeksi saluran kemih, dan berbagai infeksi lainnya.
- Menghindari disfungsi ereksi, sebab sensitivitas kepala penis menurun karena terbiasa berkontak dengan celana dalam.
- Memperlama hubungan intim, karena kulit kulup yang sensitif sudah dibuang.
- Mencegah penyakit menular seksualseperti sifilis dan menurunkan risiko penularan virus HIV.
Artikel Lainnya: Sunat Ulang Akibat Potongan Kurang Presisi, Apa Maksudnya?
Sunat dapat mempercepat penis untuk mengering usai kontak seksual. Lalu, tindakan ini bantu mempersingkat waktu hidup virus HIV pada penis sehabis kontak seksual dengan orang yang memiliki virus HIV-positif.
WHO pun merekomendasikan sunat bagi masyarakat yang aktif secara seksual di negara-negara dengan tingkat penularan HIV tinggi.
Usia paling baik bagi anak laki-laki untuk disunat adalah sekitar 8-12 tahun. Sebab, pada rentang usia tersebut, diharapkan zakar dan kulit kulup telah berkembang cukup sempurna serta anak secara psikologis telah siap.
Bila Anda ingin konsultasi seputar sunat, gunakan Tanya Dokter dengan dokter pilihan. Dapatkan beragam fakta kesehatan lainnya hanya di Klikdokter!
(FR/AYU)