Fimosis merupakan kondisi kelainan penis yang cukup sering terjadi pada pria tidak disunat. Kondisi ini adalah ketika kulup terlalu kencang untuk ditarik ke belakang melewati kepala penis (kelenjar).
Fimosis dikategorikan sebagai kondisi normal apabila terjadi pada bayi dan balita. Tetapi, pada orang dewasa, kondisi tersebut mesti diwaspadai karena dapat menyebabkan jaringan parut.
Perawatan segera perlu dilakukan untuk menangani masalah fimosis, karena berpotensi menyebabkan masalah sulit buang air kecil.
Lalu, seperti apa cara mengatasi fimosis yang tepat? Berikut ini caranya:
1. Melakukan Peregangan pada Fimosis
Fimosis terjadi karena kulup penis yang belum disunat tersangkut di atas kelenjar (atau kepala) penis lantaran terlalu ketat. Oleh karena itu, agar bisa ditarik ke belakang, bagian tersebut perlu diregangkan.
Artikel Lainnya: Kulup Menempel, Kenali Fimosis pada Penis Tidak Disunat
Namun, sebelum melakukan peregangan fimosis, berikut ini langkah-langkah yang perlu terlebih dahulu dilakukan:
-
Jangan Kasar pada Penis
Jangan menarik kulup ke belakang terlalu keras. Segera berhenti menariknya saat mulai terasa sakit.
-
Gunakan Krim Steroid Topikal
Ini berguna untuk membantu memijat dan melembutkan kulup, sehingga lebih mudah untuk ditarik kembali.
Melansir Healthline, dokter biasanya meresepkan salep atau krim dengan 0,05 persen clobetasol propionate (Temovate) untuk masalah fimosis.
-
Jangan Tunggu Terlalu Lama untuk Mendapat Pertolongan Medis
Jika setelah 4–8 minggu keluhan tak membaik, segera konsultasikan kepada dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Apabila mengalami pembengkakan dan kesulitan buang air kecil, Anda pun sebaiknya segera mencari pertolongan medis.
Setelah upaya-upaya tersebut, berikut langkah yang bisa dilakukan untuk meregangkan kulup agar bisa dengan aman kembali ke posisinya:
- Oleskan tipis-tipis krim steroid di seluruh kulup.
- Pijat lembut krim ke dalam kulup. Gosok kulup secara perlahan sampai krim terserap sepenuhnya ke dalam kulit.
- Dengan hati-hati, cobalah untuk menarik kulup ke belakang. Berhenti saat mulai merasa tidak nyaman atau sakit. Jangan lupa mengoleskan krim di ujung penis setelah kulup agak terbuka.
Artikel Lainnya: Penyebab Balanitis yang Mesti Diwaspadai Pria
Ulangi langkah-langkah tersebut sekiranya 2–4 kali dalam sehari sampai Anda dapat menarik kulup tanpa rasa sakit.
Anda juga bisa memijat kulit kulup saat sedang mandi air hangat. Suhu air yang suam-suam kuku dapat membantu melonggarkan kulit kulup dan membuatnya lebih mudah diregangkan.
2. Sunat
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, fimosis dapat terjadi pada pria yang belum melakukan sunat.
“Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencegah dan/atau mengatasinya adalah dengan melakukan sirkumsisi atau sunat,” kata dr. Dyah Novita.
Sunat merupakan pilihan tepat, khususnya apabila perawatan rumahan atau medis tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan.
Sunat juga merupakan solusi bagi Anda yang secara konsisten mengalami infeksi saluran kemih atau balanitis.
3. Menjaga Kebersihan Penis
Cara mengatasi fimosis yang selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan penis dengan teliti.
Berikut beberapa cara yang perlu diterapkan untuk menjaga kebersihan organ intim pria:
- Cuci kulup secara teratur. Tarik ke belakang bagian kulup secara perlahan, dan bilas dengan sabun maupun air mengalir setiap kali mandi.
- Bersihkan dengan rutin seluruh bagian penis, termasuk ujung, batang, pangkal, dan skrotum.
- Kenakan pakaian dalam yang longgar dan menyerap keringat agar kelembapan organ intim Anda lebih terjaga.
- Pangkas rambut kemaluan secara berkala untuk membantu menurunkan infeksi bakteri atau jamur yang dapat meningkatkan risiko fimosis.
- Gunakan sabun yang lembut atau tanpa pewangi guna mengurangi risiko iritasi pada kulit di area genital.
- Hindari penggunaan bedak atau deodoran pada penis, karena dapat menyebabkan iritasi kulit.
Artikel Lainnya: Perbedaan Bercinta dengan Penis Disunat dan Penis Tidak Disunat
4. Antibiotik
Konsumsi antibiotik juga dapat dilakukan sebagai cara mengobati fimosis. Tindakan ini dapat dijadikan pilihan, utamanya ketika Anda Anda mengalami ereksi yang menyakitkan.
Faktanya, ereksi yang menyakitkan, terutama dengan gejala seperti pembengkakan dan keluarnya cairan abnormal, bisa menjadi tanda infeksi atau penyakit menular seksual.
Berkonsultasikan kepada dokter untuk mengetahui jenis dan dosis antibiotik yang tepat. Terdapat dua jenis antibiotik yang mungkin diberikan, yaitu obat minum (oral) dan oles (topikal).
Apa pun jenis antibiotik yang diberikan, Anda wajib menggunakannya berdasarkan anjuran dokter.
Fimosis bukan hanya sekadar kulit kulup yang tak dapat ditarik ke belakang. Kondisi ini juga bisa menyebabkan rasa tidak nyaman hingga pembengkakan.
Oleh karena itu, bila Anda mengalaminya dan telah berupaya mengatasi namun hasilnya tak kunjung kelihatan, lebih baik konsultasikan secara langsung kepada dokter.
Jika butuh saran atau ingin bertanya mengenai masalah fimosis, Anda pun dapat berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam dan aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)
Referensi:
- Wawancara dr. Dyah Novita Anggraini.
- National Health Service UK. Diakses 2022. Tight foreskin (phimosis and paraphimosis).
- Healthline. Diakses 2022. Can I Treat Penile Phimosis by Stretching the Foreskin?