Pembesaran prostat umumnya terjadi pada pria seiring bertambahnya usia. Pembesaran tersebut dapat bersifat jinak dan ganas.
Jika tergolong jinak, pembesaran prostat disebut dengan benign prostatic hyperplasia (BPH). Adapun jika bersifat ganas, maka akan mengarah ke kanker prostat.
Meskipun tidak mengancam jiwa penderitanya, keluhan yang muncul akibat pembesaran prostat sangatlah mengganggu aktivitas.
Lantas, apakah operasi prostat diperlukan untuk mengatasinya? Simak jawabannya lewat artikel berikut.
Pembesaran Prostat yang Harus Operasi
Sebagian orang yang mengalami pembesaran prostat akan merasa tidak puas saat buang air kecil.
Gejala yang muncul dapat berupa pancaran kemih yang lemah, frekuensi buang air kecil meningkat, sering terbangun pada malam hari, dan tidak mampu menahan hasrat ingin buang air kecil.
Pada keadaan berat, pembesaran prostat dapat menyebabkan retensi urine, yaitu kondisi ketika seseorang tidak bisa mengeluarkan urine yang ada di kandung kemih.
Artikel Lainnya: Menyingkap Fakta di Balik Mitos Prostat yang Menyesatkan
Untuk mengatasi prostat, apakah harus operasi? Sebenarnya tindakan untuk menangani kondisi ini bergantung pada tingkat keparahannya.
Tujuan utama dari penanganan pembesaran prostat adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Terapi yang ditawarkan pun bervariasi, tergantung tingkat keparahan gejala yang dialami.
Untuk menentukan tingkat keparahannya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan yang mencakup:
- Pemeriksaan skor International Prostate Symptom Score(IPSS).
- Pemeriksaan laboratorium, seperti urinalisis, prostatic specific antigen(PSA), dan fungsi ginjal.
- Uroflometri (penilaian pancaran urine), perhitungan residu urine.
- Pencitraan prostat yang dapat berupa pemeriksaan USG.
Setelah dilakukan pemeriksaan dan diketahui derajat keparahannya, barulah ditentukan terapi yang paling tepat untuk menanganinya. Tindakan ini termasuk operasi prostat.
Tindakan pembedahan dapat menjadi pilihan pada kasus-kasus dengan komplikasi pembesaran prostat, seperti:
- Retensi urine, gagal kateterisasi.
- Infeksi saluran kemihberulang, peradangan buli (sistitis) berulang.
- Buang air kecil berdarah (hematuria), perdarahan prostat yang persisten.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Batu pada saluran kemih.
Selain adanya komplikasi, tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila tidak adanya perbaikan dengan pemberian terapi medikamentosa (obat-obatan).
Artikel Lainnya: Alasan Pria Perlu Memeriksakan Diri ke Dokter Spesialis Urologi
Pilihan Operasi untuk Pembesaran Prostat
Untuk penderita yang disarankan melakukan pembedahan, terdapat banyak jenis operasi prostat yang dapat dipilih.
Tindakan pembedahan yang ditawarkan dapat berupa:
Transurethral Resection of The Prostate (TURP)
Jenis operasi prostat ini banyak disarankan untuk menangani pasien dengan pembesaran prostat jinak yang memerlukan pembedahan.
Prosedurnya dengan menggunakan alat berupa tabung berkamera dan berkawat. Alat ini dimasukkan melalui saluran kemih hingga mencapai prostat.
Kawat akan mengikis bagian prostat yang membesar. Jaringan prostat yang terkikis akan masuk kandung kemih, kemudian keluar dari tubuh Anda.
Laser Prostatektomi
Pada pembedahan laser prostatektomi, dokter akan memasukkan alat melalui saluran kemih hingga mencapai prostat.
Saat mencapai kelenjar prostat, alat ini akan mengeluarkan laser sehingga mampu mengecilkannya.
Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
Ukuran prostat yang harus dioperasi TUIP adalah kurang dari 30 gram. Pada tindakan ini, tabung berkamera akan dimasukkan melalui saluran kemih, serupa dengan TURP.
Bedanya, dokter tidak akan mengikis bagian prostat, melainkan membuat potongan (insisi) di bagian pertemuan kelenjar prostat dan kandung kemih (leher kandung kemih).
Operasi ini akan membantu mengurangi gejala berkemih yang dialami pria dengan pembesaran prostat.
Artikel Lainnya: Terkena Gangguan Prostat, Bagaimana Mengatasinya?
Transurethral Microwave Therapy (TUMT)
Operasi prostat ini juga menggunakan alat yang dimasukkan dalam saluran kemih. Bedanya, pada prosedur ini alat akan mengeluarkan gelombang mikro (microwave) untuk mengecilkan prostat.
Transurethral Needle Ablation (TUNA)
Pada prosedur TUNA, alat akan dimasukkan dalam saluran kemih. Setelah mencapai kelenjar prostat, alat ini akan mengeluarkan radiofrekuensi untuk mengecilkan prostat.
Operasi Terbuka Prostatektomi
Operasi ini dilakukan dengan membuat sayatan dari kulit, hingga mencapai kelenjar prostat. Keseluruhan kelenjar prostat beserta jaringan di sekitarnya akan dibuang, jika diperlukan.
Operasi terbuka biasanya disarankan untuk mereka yang tidak bisa menjalani TURP (misalnya karena ukuran prostat terlalu besar), memiliki perdarahan yang signifikan, memiliki batu buli, dan sebagainya.
Pembesaran prostat tidak harus selalu mendapatkan tindakan operasi. Pembedahan baru disarankan pada keadaan tertentu, seperti komplikasi.
Bagi penderita yang tengah menjalani terapi apa pun, diharapkan kontrol secara berkala (disarankan setiap 3-6 bulan).
Selain itu, bila Anda memiliki gejala yang mirip dengan pembesaran prostat, segera periksakan diri ke dokter. Dengan evaluasi dini, pengobatan dapat dilakukan sebelum bertambah parah.
Anda juga bisa konsultasi kepada dokter secara daring lewat fitur Tanya Dokter di KlikDokter.
[WA]
Sumber:
NCBI. Diakses 2022. 2010 Update: Guidelines for the management of benign prostatic hyperplasia.
Healthline. Diakses 2022. What You Need to Know About Prostate Surgery.
NHS. Diakses 2022. Transurethral resection of the prostate (TURP).
Mayo Clinic. Diakses 2022. Prostate Laser Surgery.
Mayo Clinic. Diakses 2022. Transurethral Incision Of The Prostate (TUIP).
Mayo Clinic. Diakses 2022. Transurethral Microwave Thermotherapy (TUMT).
University of Michigan Health. Diakses 2022. Open Prostatectomy for Benign Prostatic Hyperplasia.
Mercy. Diakses 2022. Transurethral Needle Ablation of the Prostate (TUNA).