Ukuran penis merupakan salah satu hal yang kerap dianggap penting bagi laki-laki. Ukuran penis sering dianggap berkorelasi dengan kejantanan dan kesuburan pria. Karena itu, ada sebagian pria yang merasa ukuran penisnya kecil menjadi tidak percaya diri. Pada tahap lanjut, beberapa pria yang selalu merasa penisnya di bawah ukuran normal – padahal tidak – itu dapat menderita sindrom penis kecil. Apakah itu?
Mengenal sindrom penis kecil
Kasus penis kecil, atau secara medis disebut mikropenis, sebenarnya terbilang cukup jarang terjadi. Studi menemukan, dari antara 1.000 laki-laki, hanya terdapat sekitar 5 orang yang mengalami mikropenis. Kondisi yang lebih banyak terjadi adalah pria dengan ukuran penis normal, tetapi meyakini bahwa dirinya memiliki penis kecil. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah sindrom penis kecil.
Data menyebutkan bahwa lebih dari 50 persen pria pernah mengkhawatirkan ukuran penisnya dan berpikir penisnya berukuran kecil. Pemikiran tersebut wajar terjadi. Namun demikian, jika hal tersebut terus-menerus dipikirkan hingga menimbulkan kecemasan, bisa jadi itu adalah gejala dari gangguan mental sindrom penis kecil.
Berikut beberapa gejala lain yang kerap ditemukan pada orang yang mengalami sindrom penis kecil:
- Sangat sering membandingkan ukuran penisnya dengan ukuran penis orang lain. Orang tersebut juga membandingkan ukuran penisnya dengan ukuran penis orang lain di televisi, media sosial, internet, dan sebagainya.
- Tetap menyakini penisnya berukuran kecil, meskipun dokter atau ahli lainnya sudah mengatakan bahwa ukuran penis normal.
- Merasa malu, bahkan tertekan, dengan ukuran penisnya.
- Meyakini bahwa ukuran penis sangat menentukan kepuasan dirinya.
- Tidak ingin berhubungan intim dengan istrikarena merasa malu dengan penisnya.
- Kesulitan untuk ereksi atau orgasme.
- Pekerjaan, sekolah, dan relasinya dengan orang lain menjadi terganggu karena ia sering mencemaskan ukuran penis yang kecil.
Selain tujuh gejala di atas, sebagian laki-laki yang mengalami sindrom penis kecil juga memiliki perhatian berlebihan terhadap penampilannya. Dia bisa merasa khawatir bila penampilannya tidak sempurna. Misalnya jika potongan rambut tidak sesuai dengan yang diinginkan, dia bisa mengalami kecemasan atau stres yang berlebihan.
Membedakan mikropenis dan sindrom penis kecil
Hingga kini, tidak ada standar baku mengenai ukuran penis yang normal. Oleh karena itu, tidak ada ukuran baku panjang penis yang dianggap benar-benar kecil.
Di Indonesia, rata-rata laki-laki memiliki panjang penis 10,4 cm saat tidak ereksi. Namun bukan berarti kalau seseorang memiliki panjang penis kurang dari itu langsung disimpulkan dia mengalami mikropenis.
Untuk mengetahuinya secara pasti, Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Dokter bukan hanya akan mengukur panjang penis, tapi juga akan melihat buah zakar dan organ-organ lain terkait kesuburan.
Saat berkonsultasi dengan dokter, tanyakan pada dokter mengenai:
- Apakah ukuran penis termasuk normal atau kecil?
- Perlukah ada terapi khusus yang dilakukan untuk penis?
- Apakah ukuran penis tersebut akan berpengaruh pada kepuasan seksual pasangan?
Jika dokter mengatakan bahwa ukuran penis normal, tak perlu terapi khusus, dan tak mengganggu kepuasan seksual pasangan, makatidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika setelah itu seseorang masih terus memikirkan ukuran penisnya dan menyakini dirinya memiliki penis kecil, kemungkinan ia mengalami sindrom penis kecil.
Sindrom penis kecil dapat menyebabkan seseorang frustrasi, bahkan depresi. Oleh karena itu, sebaiknya diskusikan hal yang Anda rasakan dan khawatirkan dengan dokter. Jika perlu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater untuk mendapatkan terapi yang tepat.
[HNS/ RVS]