Sunat atau dalam medis disebut sirkumsisi adalah prosedur memotong dan membuang kulup (kulit luar) yang menyelubungi kepala penis. Prosedur ini dapat dilakukan pada bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.
Meski tidak wajib, sunat dianjurkan beberapa agama dan tradisi. Sunat direkomendasikan untuk mengurangi timbulnya masalah kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, kanker penis, dan penyakit menular seksual, termasuk HIV.
Nah, seperti prosedur medis lainnya, beberapa risiko dapat terjadi setelah sunat dilakukan, termasuk hasil sunat gagal sehingga harus diulang.
Lalu, seperti apa kondisi yang butuh sunat ulang? Adakah efeknya jika sunat tidak dilakukan dua kali untuk mengatasi hasil sirkumsisi yang tidak sempurna? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya!
Artikel lainnya: Risiko Kesehatan Ritual Sifon, Sunat Pakai Bambu
Penyebab Sunat Gagal
Sunat ulang bertujuan untuk merevisi hasil sunat yang tidak sempurna. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil yang diinginkan dan tidak didapat dari prosedur awal.
Keputusan menjalani sunat dua kali harus didasarkan pada riwayat medis dan tujuan kesehatan pasien. Umumnya, sunat ulang dilakukan karena adanya potongan kulit yang tersisa dan tidak terjahit dengan baik.
Meski tidak sakit, potongan yang kurang presisi bisa membuat urine keluar tak berarah saat pipis. Selain itu, kulit kulup yang sangat menonjol dapat mengaburkan kelenjar kepala penis.
Nah, untuk mengetahui penyebab sunat ulang, dokter harus melakukan observasi secara langsung.
Artikel lainnya: Panduan Memilih Metode Sunat yang Paling Aman
Kondisi yang Harus Sunat Ulang
Terdapat sejumlah kondisi yang mengharuskan kamu menjalani sunat ulang. Bentuk sunat gagal yang perlu direvisi, di antaranya:
1. Sisa Kulit Kulup Terlalu Banyak
Sirkumsisi ulang perlu dilakukan jika ada terlalu banyak kulup yang tersisa setelah disunat. Kulup yang tersisa dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut.
Seiring dengan pertumbuhan penis, area di sekitar organ kejantanan berisiko ditumbuhi lebih banyak lemak dari jaringan parut yang berkembang.
2. Penis Terkubur
Apabila setelah sunat, area lemak di sekitar mr. P seolah mengubur penis, maka kamu perlu menjalani sirkumsisi ulang.
Penis yang terkubur bisa bikin kamu sulit kencing. Kondisi ini juga meningkatkan risiko infeksi kulit di sekitar penis.
3. Penile Skin Bridge
Revisi sunat juga diperlukan ketika penile skin bridge atau jembatan kulit penis berkembang. Penile skin bridge adalah keadaan ketika batang penis menempel pada ujung penis.
Artikel lainnya: Perawatan Tepat agar Luka Sunat Cepat Sembuh
Adakah Efeknya Jika Tidak Disunat Ulang?
Kamu bisa mengalami sejumlah masalah kesehatan apabila tidak disunat ulang, padahal sebenarnya kondisi penis membutuhkan prosedur tersebut. Keluhan yang mungkin muncul, seperti terbentuknya jaringan parut, risiko infeksi di sekitar penis, sulit buang air kecil, penampilan penis kurang baik, hingga menurunnya performa seksual.
Nah, jika dilakukan dengan benar dan hasilnya baik, ada beberapa manfaat sunat ulang yang bisa dicapai, di antaranya:
- Meminimalkan jaringan parut atau memperbaiki pola sayatan hasil sunat sebelumnya
- Memperbaiki fungsi dan penampilan penis yang tidak dicapai pada sunat sebelumnya
- Meningkatkan mood dan kepercayaan diri pasien
Hasil sunat tidak sempurna mungkin saja terjadi sehingga sunat ulang diperlukan agar #JagaSehatmu dan menghindari risiko terjadinya komplikasi. Nah, sebelum melakukan sunat dua kali, konsultasikan kepada dokter spesialis bedah umum terlebih dahulu, ya!
Apabila kamu mengalami keluhan infeksi di sekitar penis akibat sunat yang gagal, konsultasikan kepada dokter spesialis kelamin lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(ADT/JKT)
- Sage Journals. Diakses 2022. Trends in Revision Circumcision at Pediatric Hospitals
- American Academy of Pediatrics. Diakses 2022. Complication and Revision Rates Among Circumcision Types: Mogens May Not “make the Cut”