Perawatan Wanita

Awas, Bahaya Pakai Pembalut yang Mengandung Klorin Saat Haid!

Novita Permatasari, 01 Mar 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Penggunaan pembalut yang mengandung klorin saat haid bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

Awas, Bahaya Pakai Pembalut yang Mengandung Klorin Saat Haid!

Saat haid, sebagian besar wanita Indonesia mengandalkan pembalut untuk menampung cairan haid. Tapi hati-hati, pembalut yang mengandung klorin ternyata menyimpan bahaya yang dapat menyebabkan Anda terjangkit penyakit serius.

Klorin biasa digunakan pada air minum atau kolam renang untuk membunuh bakteri. Dilansir dari Livestrong, setelah terpapar selama 3 jam, klorin akan menghasilkan produk berbahaya yang disebut haloaectic acid (HAA). Lebih dari 90 persen paparan HAA disebabkan oleh terserapnya zat tersebut ke dalam kulit.

Centers for Disease and Prevention (CDC) pun memaparkan bahwa klorin merupakan salah satu bahan kimia yang paling sering diproduksi di Amerika Serikat dan digunakan untuk produksi barang rumah tangga. Terkadang, klorin juga ditemukan dalam gas beracun.

Penggunaan klorin yang paling utama adalah sebagai pemutih dalam pembuatan kertas, kain hingga pembalut. Zat ini dapat memengaruhi kesehatan tergantung pada tingkat dan durasi paparan.

Artikel Lainnya: Saat Haid, Lebih Aman Pakai Menstrual Cup, Tampon, atau Pembalut?

1 dari 2

Klorin Memicu Penyakit Berbahaya

Sekitar tahun 2016 Indonesia sempat diramaikan dengan pemberitaan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menerima laporan soal kasus gangguan kulit yang dialami oleh konsumen setelah menggunakan pembalut dengan merek tertentu.

Hal ini berhubungan dengan sifat korosif dari klorin yang juga dapat mengiritasi kulit. Bila bereaksi, klorin dapat menghasilkan zat dioksin sebagai pemicu kanker pada organ reproduksi wanita.

YLKI melakukan uji laboratorium dengan metode spektrofotometri. Pengujian tersebut membuktikan bahwa klorin dapat menyebabkan keputihan, gatal-gatal, iritasi, hingga kanker.

Studi menunjukkan bahan kimia yang menyentuh kulit akan terserap langsung ke aliran darah dan menuju ke organ-organ halus Anda dan menumpuk di dalamnya. Klorin yang terkumpul di jaringan lemak Anda bisa menjadi ancaman kesehatan yang serius.

Andrea Donsky yang merupakan pendiri dari Naturally Savvy bahkan melakukan percobaan untuk membuktikan bahwa klorin dalam pembalut memang berbahaya.

Hasil penelitian tersebut menemukan pembalut dengan bahan klorin yang menciptakan asap hitam dan residu tebal saat dibakar. Paparan klorin terkait dengan penekanan sistem kekebalan tubuh, masalah reproduksi dan kanker, jika penggunaannya diakumulasi dari waktu ke waktu.

Artikel Lainnya: Saat Haid, Amankah Menstrual Cup untuk Vagina Perawan?

2 dari 2

Pastikan Memilih Pembalut yang Tepat

Data yang dihimpun oleh WHO menyebutkan bahwa sebanyak 52 juta wanita berisiko terkena kanker serviks dan salah satu pemicunya adalah zat-zat yang terdapat pada pembalut. Bahayanya, setengah lebih produsen pembalut tidak mencantumkan komposisi zat pembalut pada kemasannya.

Menilik fenomena ini, dr. Kartika Mayasari, menyarankan untuk memilih pembalut yang baik, sebaiknya Anda mengecek terlebih dahulu pada label komposisi bahan, apakah terdapat zat yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada area vagina dan sekitarnya.

“Jangan lupa untuk mengganti pembalut minimal 3 kali sehari. Usahakan organ intim Anda tetap kering agar terasa nyaman dan terhindar dari iritasi,” dr. Kartika berpesan.

Selain itu, untuk tetap menjaga kesehatan area kewanitaan, dr. Ellen Theodora mengatakan bahwa Anda juga diperbolehkan menggunakan sabun kewanitaan untuk menjaga keseimbangan kadar bakteri baik dalam vagina.

Nyatanya, zat klorin dalam pembalut memang dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh Anda. Saat Anda haid, pilihlah pembalut yang nyaman dipakai dan dapat mengakomodir aktivitas sehari-hari. Bila pembalut menyebabkan gatal di area kewanitaan, sebaiknya hentikan penggunaannya.

[RVS]

Menstruasi
Vagina
klorin
pembalut
Haid