Di Indonesia, masih ada keyakinan yang berkembang di kalangan beberapa perempuan bahwa memiliki kulit cerah di sekitar vagina lebih menarik dan disukai oleh pasangan.
Hal ini didorong oleh standar kecantikan yang sering kali menekankan kulit cerah sebagai simbol kebersihan, kesehatan, dan daya tarik seksual.
Keyakinan ini dapat datang dari berbagai sumber, mulai dari budaya populer, media, hingga norma sosial yang membentuk persepsi perempuan terhadap tubuh mereka.
Seiring dengan berkembangnya industri kecantikan, semakin banyak produk dan prosedur yang mengklaim dapat membantu mencerahkan kulit di area genital, termasuk vagina.
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa setiap tubuh unik, dan warna kulit pada area genital bisa bervariasi secara alami.
Pada artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan membahas apa yang memengaruhi warna kulit di area sekitar vagina, berbagai cara yang sering digunakan untuk mencerahkannya, serta apakah langkah-langkah tersebut benar-benar diperlukan dan aman.
Artikel lainnya: Apa yang Terjadi Jika Vagina Jarang Digunakan?
Apa yang Memengaruhi Warna Kulit di Area Vagina?
Warna kulit di sekitar vagina, seperti pada bagian tubuh lainnya, sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Penting untuk dipahami bahwa variasi warna kulit di area genital adalah sesuatu yang sangat alami.
Beberapa faktor yang memengaruhi warna kulit di sekitar vagina meliputi:
1. Genetika
Warna kulit setiap individu, termasuk di area genital, sebagian besar ditentukan oleh faktor genetik. Beberapa orang mungkin secara alami memiliki kulit yang lebih gelap di bagian tubuh tertentu, termasuk di area vagina, tanpa adanya kondisi kesehatan tertentu.
2. Hormon
Perubahan hormon, terutama selama kehamilan, menopause, atau siklus menstruasi, dapat mempengaruhi pigmentasi kulit.
Misalnya, banyak wanita mengalami penggelapan kulit di sekitar vulva dan area genital lainnya selama kehamilan karena perubahan hormon yang memicu peningkatan produksi melanin.
3. Gesekan
Area genital sering kali mengalami gesekan dengan pakaian atau saat beraktivitas sehari-hari, yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi, atau penggelapan kulit.
Kulit yang teriritasi akibat gesekan kronis dapat menjadi lebih gelap dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
4. Penuaan
Seiring bertambahnya usia, kulit manusia mengalami berbagai perubahan, termasuk perubahan dalam tekstur dan warna.
Pada beberapa wanita, kulit di sekitar vagina bisa menjadi lebih gelap seiring bertambahnya usia karena penurunan elastisitas kulit dan perubahan hormonal.
5. Kebersihan dan iritasi kulit
Penggunaan produk pembersih yang keras atau parfum yang mengandung bahan kimia kuat dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sensitif di sekitar vagina, sehingga memicu penggelapan kulit sebagai respons terhadap peradangan atau iritasi.
Penting untuk memilih produk perawatan yang lembut dan sesuai untuk area ini. Memahami bahwa faktor-faktor ini memainkan peran penting dalam warna alami kulit di sekitar vagina dapat membantu mengurangi kekhawatiran yang mungkin dimiliki beberapa wanita.
Alih-alih berfokus pada standar kecantikan yang tidak realistis, penting untuk mengenali bahwa variasi warna kulit adalah bagian dari keunikan tubuh setiap oranng.
Artikel lainnya: Fakta Seputar Vagina yang Perlu Wanita Ketahui
Cara Mencerahkan Kulit di Sekitar Vagina
Bagi wanita yang masih ingin mencerahkan kulit di sekitar vagina, ada beberapa metode yang umum digunakan.
Namun, sangat penting untuk memperhatikan keamanan dan potensi efek samping dari setiap metode, terutama karena kulit di area genital sangat sensitif.
1. Krim pencerah kulit
Salah satu metode yang paling umum digunakan adalah dengan mengaplikasikan krim atau serum pencerah kulit sesuai dosis yang disarankan di aturan pakai. Produk-produk ini sering mengandung bahan aktif seperti:
- Kojic acid
Kojic acid merupakan bahan alami yang dapat membantu mencerahkan kulit dengan menghambat produksi melanin. Ini adalah salah satu bahan yang sering digunakan dalam produk pemutih kulit.
- Vitamin C
Vitamin C dikenal karena kemampuannya dalam mencerahkan kulit. Bahan ini dapat membantu memudarkan noda gelap dan merangsang produksi kolagen, yang dapat meningkatkan elastisitas dan kecerahan kulit.
- Niacinamide (Vitamin B3)
Niacinamide memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan iritasi kulit, serta memperbaiki warna kulit yang tidak merata. Ini sering kali ditambahkan ke dalam produk-produk pencerah kulit untuk hasil yang lebih lembut.
Meskipun banyak produk mengklaim dapat memberikan hasil yang cepat, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau dermatologis sebelum mengaplikasikan krim pemutih kulit di area genital.
Beberapa bahan aktif dapat menyebabkan iritasi, alergi, atau efek samping lain jika tidak digunakan dengan benar.
2. Eksfoliasi lembut
Eksfoliasi membantu mengangkat sel-sel kulit mati yang dapat menyebabkan area kulit terlihat lebih gelap atau kusam.
Beberapa produk eksfoliasi lembut seperti scrub berbahan dasar gula atau oatmeal dapat digunakan, tetapi harus sangat berhati-hati saat menggunakannya di sekitar vagina karena kulit di area ini sangat tipis dan sensitif. Gunakan produk eksfoliasi hanya sekali atau dua kali seminggu untuk menghindari iritasi.
3. Perawatan laser
Perawatan laser semakin populer sebagai salah satu solusi untuk mencerahkan kulit, termasuk di area genital. Laser bekerja dengan mengurangi pigmentasi berlebih pada kulit, membuatnya terlihat lebih cerah.
Namun, perawatan ini harus dilakukan oleh tenaga medis profesional yang berpengalaman untuk mengurangi risiko efek samping seperti luka bakar atau hiperpigmentasi pasca-peradangan.
4. Bahan alami
Bahan-bahan alami sering kali dianggap lebih aman karena sifatnya yang lebih ringan dan kurang iritan dibandingkan produk kimia. Beberapa bahan yang sering digunakan termasuk:
- Lidah buaya
Lidah buaya memiliki sifat menenangkan dan mencerahkan, sehingga dapat digunakan untuk merawat kulit yang teriritasi sekaligus membantu memperbaiki warna kulit yang tidak merata.
- Kunyit
Kunyit memiliki sifat anti-inflamasi dan pencerah kulit. Namun, penggunaan kunyit harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat meninggalkan noda kuning pada kulit.
- Minyak kelapa
Minyak kelapa sering digunakan untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi dari iritasi. Meskipun minyak kelapa sendiri tidak memiliki sifat mencerahkan, menjaga kulit tetap terhidrasi dapat membantu mencegah penggelapan lebih lanjut akibat iritasi.
5. Perubahan gaya hidup
Beberapa langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari juga dapat membantu mencegah penggelapan kulit di sekitar vagina, seperti:
- Mengenakan pakaian dalam yang nyaman dan terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, seperti katun.
- Menghindari penggunaan sabun atau produk pembersih yang mengandung parfum atau bahan kimia keras di area genital.
- Menjaga kebersihan tanpa menggosok area tersebut terlalu keras.
Artikel lainnya: 7 Ciri-Ciri Vagina Sehat yang Penting Kamu Ketahui
Mencerahkan kulit di sekitar vagina adalah keputusan pribadi yang sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan matang dan informasi yang benar.
Meskipun beberapa wanita percaya bahwa area genital yang lebih cerah lebih disukai oleh pasangan, kenyataannya adalah variasi warna kulit adalah sesuatu yang sangat alami.
Faktor-faktor seperti genetika, hormon, dan gesekan adalah penyebab utama perbedaan warna kulit di area ini.
Jika seseorang tetap ingin mencoba metode untuk mencerahkan kulit di sekitar vagina, sangat penting untuk memilih metode yang aman dan berbasis bukti ilmiah.
Konsultasi dengan profesional medis, seperti dokter kulit, sangat disarankan untuk memastikan bahwa metode yang dipilih tidak akan menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Pelajari lebih lanjut cara merawat kesehatan kulit di sekitar vagina dengan aman. Install aplikasi media kesehatan KlikDokter sekarang dan temukan berbagai informasi kesehatan terbaik lainnya! Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu ya!
- Davis, S. R., & Dinat, N. (2018). Aesthetic genital surgery: Understanding the demand and complications. Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology, 48, 104-114.
- Shankar, P. R. (2016). Vaginal whitening: Issues and controversies. Journal of Obstetrics and Gynaecology Research, 42(8), 945-948.
- Nestor, M. S., & Newburger, J. (2017). Intimate skin brightening: Clinical methods for genital and perianal depigmentation. Journal of Cosmetic Dermatology, 16(4), 561-565.
- Rawlings, A. V., & Lombard, K. J. (2012). A review on the extensive skin lightening practice in Asia. International Journal of Cosmetic Science, 34(4), 331-342.Sadick, N. S. (2019). Non-surgical genital rejuvenation in women: Current and future trends. Journal of Cosmetic and Laser Therapy, 21(2), 107-113.