Kebersihan dan kesehatan vagina mesti diperhatikan dengan saksama. Apabila tidak, Anda bisa membuat organ tersebut terserang infeksi bakteri. Kondisi ini dikenal medis dengan sebutan vaginosis bakterialis.
Vaginosis bakterialis umumnya menyerang wanita yang telah aktif secara seksual. Kondisi tersebut pun juga bisa terjadi pada ibu hamil.
Vaginosis bakterialis pada ibu hamil mesti segera diobati. Pasalnya, jika dibiarkan terjadi berkelanjutan, kondisi kehamilan Anda yang menjadi taruhannya.
Masalah Vaginosis Bakterialis pada Ibu Hamil
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini, vaginosis bakterialis bisa terjadi ketika jumlah bakteri baik bernama lactobacillus mengalami penurunan jumlah di area vagina.
“Bakteri lactobacillus bertugas menjaga tingkat keasaman area vagina. Jika jumlahnya menurun, maka kadar bakteri jahat (anaerob) di area vagina dapat meningkat,” kata dr. Dyah Novita.
“Hal tersebutlah yang dapat memicu vaginosis bakterialis,” tegasnya.
Artikel Lainnya: Vagina Gatal saat Hamil, Normal atau Tidak?
Vaginosis bakterialis mesti diobati dengan tepat. Jika tidak dan dibiarkan terjadi berkelanjutan, penyakit tersebut bisa kondisi ibu hamil dan janin dalam kandungannya.
Beberapa masalah yang bisa terjadi akibat vaginosis bakterialis pada kehamilan, antara lain:
- Infeksi saluran kemih pada ibu hamil
- Penyakit radang panggul
- Infeksi cairan ketuban
- Ibu dan janin yang menjadi tidak sehat (morbiditas)
- Bayi berat lahir rendah (BBLR)
- Ketuban pecah dini, yang memicu infeksi peripartal
- Endometriosis setelah melahirkan
- Kelahiran prematur
- Keguguran (abortus)
Diagnosis dan Pengobatan Vaginosis Bakterialis Saat Hamil
Melakukan Diagnosa vaginosis bakterialis saat hamil, memerlukan beberapa tindakan, yaitu:
Pertama, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi di dalam vagina.
Saat pemeriksaan panggul berlangsung, dokter akan memasukkan dua jari ke dalam vagina sambil tangan yang lain menekan perut Anda. Hal ini dilakukan untuk melihat tanda peradangan atau infeksi.
Selama pemeriksaan panggul berlangsung, dokter akan mengumpulkan sampel cairan vagina. Sampel tersebut akan diuji untuk melihat pertumbuhan bakteri.
Selain itu, dokter juga akan menguji keasaman (pH) vagina. Apabila ditemukan pH vagina 4,5 atau lebih, maka bisa dipastikan organ kewanitaan Anda mengalami infeksi.
Setelah diagnosis dilakukan, selanjutnya ibu hamil akan diberikan antibiotik yang aman. Beberapa jenis antibiotik yang dimaksud, misalnya metronidazole, klindamisin, dan tinidazol.
Artikel Lainnya: Bahaya Infeksi Menular Seksual pada Ibu Hamil
Antibiotik tersebut dapat diberikan melalui vagina sebagai krim topikal, maupun dikonsumsi sebagai obat oral.
Antibiotik topikal digunakan pada bagian dalam ataupun sekitar vagina guna meredakan gejala yang muncul. Sementara itu, obat oral bermanfaat untuk menghilangkan infeksi dari dalam.
Satu hal yang perlu diingat, antibiotik wajib digunakan atau dikonsumsi sesuai anjuran dokter. Obat tersebut pun perlu dihabiskan. Hal ini bertujuan agar infeksi bisa sembuh dan tidak mudah kambuh kembali.
Untuk mencegah vaginosis bakterialis di masa mendatang, Anda perlu melakukan cara-cara berikut:
- Segera obati iritasi pada vagina
- Hindari memiliki banyak pasangan seks
- Hindari vaginal douching
- Bersihkan vagina dari arah depan ke belakang, bukan sebaliknya
- Rutin membersihkan bagian luar vagina dengan air hangat
- Gunakan sabun berbahan lembut, yang tidak mengandung pewangi
Waspadai vaginosis bakterialis pada vagina selama kehamilan. Segera konsultasikan kepada dokter apabila Anda mendapati gejala-gejala penyakit tersebut.
Tak perlu sungkan juga apabila Anda ingin berkonsultasi kepada dokter secara daring. Anda bisa melakukannya melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)
- Mom Junction. Diakses 2022. Bacterial Vaginosis (BV) During Pregnancy: Causes, Symptoms and Treatment.
- Birth Injury Help Center. Diakses 2022. Bacterial Vaginosis While Pregnant.
- Wawancara dr. Dyah Novita Anggraini.