Setiap wanita hamil berisiko mengalami ambeien atau hemoroid. Risiko ambeien semakin meningkat hingga 85 persen pada trimester 3 kehamilan.
Hal itu terjadi karena perubahan-perubahan saat hamil, di antaranya peningkatan hormon progesteron dan rahim yang membesar sehingga memicu sembelit yang dapat mengakibatkan ambeien.
Konstipasi atau sembelit bisa semakin berat dengan rahim yang semakin membesar dan menekan usus, sehingga BAB lebih sulit dikeluarkan. Itu sebabnya, wanita hamil cenderung mengejan keras saat BAB. Kondisi ini tentu menjadi salah satu penyebab ambeien.
Kadar progesteron yang tinggi saat hamil secara normal juga akan meningkatkan aliran darah. Pembuluh darah di sekitar rektum dan anus pun cenderung lebih bengkak dari biasanya. Jadi, ambeien akan lebih mudah muncul.
Pertanyaannya kemudian, apakah kemunculan ambeien dapat menghalangi ibu hamil melahirkan normal?
Artikel lainnya: Awas, Ambeien yang Tak Diobati Bisa Picu Komplikasi!
Adakah Bahaya Melahirkan Normal pada Penderita Ambeien?
Banyak yang mengira, penderita ambeien tidak bisa melahirkan normal sama sekali. Meski kerap mengganggu, ambeien sebenarnya tidak membahayakan janin maupun ibu hamil.
Ada atau tidaknya ambeien bukanlah satu-satunya penentu metode persalinan. Pasalnya, ambeien terjadi di anus, sehingga tidak akan menghalangi jalan lahir.
Kalaupun dokter menyarankan operasi caesar, bisa dipastikan hal tersebut dilatari faktor-faktor lain dan tidak berhubungan dengan ambeien.
Ambeien yang berukuran besar bisa berdarah selama proses melahirkan normal. Namun, ibu hamil yang ambeien tak perlu cemas. Ambeien akan berangsur-angsur menghilang setelah melahirkan.
Artikel lainnya: 6 Jenis Operasi Ambeien yang Perlu Kamu Tahu
Cara Melahirkan Normal bagi Penderita Ambeien
Ibu hamil dengan ambeien, terutama yang ringan, masih mungkin untuk melahirkan normal. Umumnya, dokter akan melakukan pengobatan ambeien saat hamil untuk mengurangi keluhan nyeri.
Ibu hamil dapat lebih selektif dengan apa yang dimakan dan mulai melatih kebiasaan buang air besar di pagi hari atau setelah sarapan. Sebab, waktu-waktu tersebut merupakan periode di mana aktivitas gerakan peristaltik usus sedang mencapai puncak.
Pengaturan makan ini juga ditujukan untuk menghindari konstipasi dengan cara melembutkan feses, sehingga akan lebih mudah dikeluarkan.
Untuk itu, wanita hamil dianjurkan untuk meningkatkan konsumsi serat yang berasal dari sayuran berdaun hijau dan buah-buahan.
Tak lupa, konsumsi air putih yang cukup juga wajib dilakukan untuk melancarkan pencernaan. Hindari pula makanan pedas dan berminyak agar risiko ambeien berkurang.
Artikel lainnya: Cara Mengobati Ambeien Berdasarkan Keparahan, Stadium 1 Sampai 4
Bila cara-cara ini belum menunjukkan hasil, bumil boleh menggunakan laksatif atau pelembut feses yang aman bagi ibu hamil. Laksatif yang aman yakni mengandung psyllium, metil selulosa, polikarbofil, polietilen glikol, laktulosa, gliserin, dan bisakodil.
Untuk nyeri yang amat mengganggu, keluhan bisa diminimalkan dengan obat ambeien topikal yang dimasukkan ke anus.
Obat-obatan tersebut tergolong aman untuk ibu hamil. Meski demikian, penggunaannya sebaiknya tetap berdasarkan anjuran dokter kandungan masing-masing.
Sebagian wanita hamil mungkin tetap mengalami ambeien meski telah melakukan perubahan-perubahan di atas.
Pada kasus-kasus seperti itu, diperlukan terapi yang lebih agresif seperti skleroterapi, krioterapi, atau pembedahan. Namun, biasanya dokter akan menunda terapi sampai ibu melahirkan agar tidak muncul komplikasi.
Tenang, ambeien saat hamil tidak akan menghalangi untuk melahirkan normal. Meski demikian, kondisi ini tetap harus dicegah dan diatasi agar tidak mengganggu kualitas hidup ibu hamil.
Jika punya pertanyaan, pakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dokter obgyn. Bumil juga bisa buat janji dokter dan pakai kalender kehamilan secara online. #JagaSehatmu, ya, Ma!
(FR/JKT)