Normalnya, siklus menstruasi terjadi sebulan sekali dan setiap wanita memiliki siklus yang berbeda-beda. Namun tak sedikit yang mengalami masalah keterlambatan siklus. Lalu, apa penyebab remaja telat menstruasi? Perlukah khawatir?
Menstruasi, atau disebut juga haid, pada dasarnya merupakan perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi estrogen dan progesteron.
Jika sesekali telat menstruasi –bahkan pada remaja, maka tidak perlu khawatir karena hal ini wajar terjadi. Tapi jika terjadi secara berkala, bisa jadi ada yang salah dengan kondisi kesehatan.
Bila hal ini terjadi pada anak Anda yang masih remaja, jangan langsung mencurigainya hamil. Telat menstruasi bisa menjadi indikasi adanya beberapa penyakit yang bisa jadi dialami anak Anda.
Dijelaskan oleh dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, setiap bulan, seorang wanita akan melepaskan satu sel telur ke dalam rahim. Bersamaan dengan itu, dinding rahim juga ikut menebal guna mempersiapkan kehamilan.
Artikel Lainnya: Bau Darah Haid Berbeda dengan Darah Biasa, Ini Sebabnya
Bila tidak ada pembuahan oleh sperma, hormon estrogen maupun progesteron yang mengatur pelepasan sel telur dan penebalan dinding rahim akan menurun kadarnya. Dinding rahim pun luruh bersamaan dengan sel telur. Proses itulah yang dinamakan sebagai haid atau menstruasi.
“Normalnya, estrogen dan progesteron aktif menstimulasi pelepasan sel telur dan menstruasi setiap 21 sampai 40 hari. Jika terjadi lebih lambat dari itu, maka seorang perempuan dapat dikategorikan sebagai terlambat menstruasi,” ujar dr. Arina.
Penyebab Remaja Telat Menstruasi
Selain adanya kehamilan, ada pun beberapa alasan lainnya yang menjadi penyebab seorang remaja jadi telat menstruasi.
Stres dan Cemas Berlebihan
Jika anak remaja Anda sedang dilanda stres dan cemas yang berlebihan, maka kondisi ini bisa menjadi penyebab mereka telat menstruasi.
“Saat dalam kondisi stres dan kelelahan, produksi estrogen, progesteron dan berbagai hormon lain di dalam tubuh menjadi kacau. Salah satu keadaan yang bisa terjadi sebagai akibatnya adalah terlambat haid,” ujar dr. Arina.
Olahraga yang Berlebihan
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang wajib dilakukan oleh siapa saja. Tapi olahraga yang tidak sesuai dengan porsinya, dapat menyebabkan gangguan hormonal yang berdampak pada siklus menstruasi tidak teratur.
Artikel Lainnya: Arti Warna Darah Haid
Kehilangan cadangan lemak dalam jumlah besar secara tiba-tiba juga dapat membuat tubuh kekurangan energi untuk menghasilkan hormon estrogen dan progesteron yang mengatur haid. Akibatnya, terlambat haid atau bahkan tidak haid sama sekali bisa saja terjadi.
PCOS
Polycistic Ovarium syndrome atau yang disingkat PCOS merupakan suatu kelainan hormonal dengan beberapa gejala khas yang ditandai oleh adanya sejumlah kista pada indung telur (Ovarium).
Pada remaja yang mengalami PCOS, proses pelepasan sel telur tidak akan bisa terjadi. Pasalnya, indung telur wanita dengan PCOS dipenuhi oleh folikel atau gelembung-gelembung sel yang mencegah telur tersebut untuk matang dan terlepas.
Selain menyebabkan sulit untuk menstruasi, PCOS juga menyebabkan timbulnya gejala lain. Contohnya tumbuhnya bulu halus di bawah wajah dan dada, obesitas dan masalah kesuburan.
“Kondisi yang satu ini tidak boleh dianggap remeh karena bisa berdampak pada masa depannya. Jika anak Anda sering mengeluhkan telat menstruasi, maka jangan acuhkan keluhan anak, dan segera bawa anak Anda ke dokter untuk melakukan pengecekan,” tambah dr. Arina.
Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid adalah bagian dari sistem endokrin yang berlokasi di leher bagian depan. Kelenjar ini menghasilkan hormon yang membantu menjalankan fungsi tubuh dengan semestinya.
Tidak hanya itu, kelenjar ini juga berfungsi untuk memengaruhi pertumbuhan dan metabolisme. Jika terjadi gangguan pada kelenjar tiroid, maka salah satu yang paling kena dampaknya adalah hormon pada tubuh seseorang. Pada wanita, telat menstruasi merupakan salah satu risikonya.
Itulah beberapa kondisi yang menjadi penyebab remaja telat menstruasi. Meski demikian, kondisi tersebut juga bisa dialami oleh wanita yang lebih dewasa. Bila mengalami kondisi di atas, segera berkonsultasi pada dokter.
[RPA/ RH]