Rasa nyeri pada vagina saat berhubungan seksual tentu akan sangat mengganggu. Kondisi ini biasanya dapat diatasi dengan menggunakan dilator vagina atau vaginal dilator.
Alat ini berbentuk tabung dari plastik atau silikon yang dimasukkan ke vagina. Ukurannya bisa bermacam-macam, namun biasanya sepanjang 4 inci dengan lebar yang variatif.
Fungsi dari alat ini adalah membantu meregangkan jaringan vagina. Alat medis ini juga bisa membantu wanita merelaksasi ataupun memperkuat otot dasar panggul.
Berikut ini adalah berbagai kondisi yang dianjurkan menggunakan dilator vagina:
1. Menopause
Vagina dapat menyempit karena kadar estrogen yang rendah selama masa menopause. Rasa sakit saat berhubungan seks kerap dialami wanita pascamenopause.
Wanita disebut menopause ketika mengalami 12 bulan tidak menstruasi. Pada wanita dengan kondisi ini, penggunaan dilator vagina bisa jadi perawatannya.
Namun, pilih pelumas berbahan dasar air agar alat dapat masuk lebih mudah ke vagina. Hindari pelumas berbahan dasar petroleum jelly atau minyak karena sulit dibersihkan.
Masukan secara perlahan alat dilator ke dalam vagina dengan arah lurus seperti memasukan tampon. Masukan sampai kamu merasa adanya pembatas kemudian berhenti.
2. Vaginismus
Vaginismus adalah kondisi saat otot-otot vagina berkontraksi selama penetrasi. Kontraksi otot dapat membuat hubungan seksual atau penetrasi menjadi sulit dan terasa sakit.
terapi dilator vagina dapat membantu meregangkan otot vagina sekaligus membuat otot lebih relaks.
Artikel Lainnya: Tak Terduga, Inilah Penyebab Nyeri Saat Hubungan Seks
3. Dispareunia
Rasa sakit pada area panggul atau genital selama berhubungan seksual secara berulang dikenal sebagai dispareunia. Masalah reproduksi wanita ini terjadi karena banyak kondisi, seperti
vaginitis, fibroid rahim, sindrom iritasi usus, endometriosis, dan cedera saat melahirkan.
Wanita dengan kondisi ini bisa menggunakan vagina dilator yang diarahkan penggunaannya oleh dokter untuk mengatasi rasa nyeri.
4. Vaginal Septum
Vaginal septum adalah kondisi terbentuknya dinding jaringan di dalam vagina. Dinding ini bisa berbentuk vertikal atau horizontal, yang membagi vagina menjadi dua bagian.
Wanita tidak bisa melihatnya dari luar sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dokter. Meski tidak terlihat, adanya jaringan dalam vagina ini bisa menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual pada beberapa wanita.
Agar rasa nyeri berkurang, penggunaan dilator vagina secara berulang diperlukan. Konsultasikan hal ini dengan dokter, sebelum kamu menerapkannya.
Artikel Lainnya: Fakta Merapatkan Vagina dari Sudut Pandang Medis
5. Selaput Dara Tidak Berlubang
Hymen adalah membran tipis yang melapisi “pintu masuk” vagina. Bagian ini disebut juga sebagai selaput dara dan umumnya memiliki pintu kecil.
Namun, ada juga wanita yang tidak memiliki pintu kecil pada hymennya. Kondisi ini disebut
imperforate hymen atau selaput dara tidak berlubang dan biasanya dapat diatasi dengan operasi.
Penggunaan dilator vagina mungkin juga direkomendasikan untuk menjaga lubang depan vagina tetap terbuka selama masa penyembuhan.
6. Masalah pada Vagina Terkait Terapi Kanker
Terkadang, radiasi ataupun operasi kanker dapat memengaruhi jaringan vagina. Hal ini terjadi terutama bila radiasi dilakukan pada area panggul atau menjalani operasi yang menyebabkan menopause.
Untuk menjaga jaringan vagina tetap lembut dan fleksibel, wanita dengan kondisi ini dapat menggunakan dilator vagina.
7. Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) Syndrome
Wanita dengan sindrom MRKH memiliki vagina dan rahim yang kurang berkembang. Bahkan, ia bisa tidak memiliki vagina atau rahim sama sekali.
Kondisi ini dapat menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual, atau tidak dapat mengalami penetrasi. Penggunaan dilator vagina dapat membantu meregangkan saluran vagina wanita dengan sindrom MRKH.
Artikel Lainnya: Kondisi-Kondisi yang Menyebabkan Vagina Dangkal
Cara Memilih Dilator Vagina yang Tepat
Terdapat dua jenis dilator yang umum digunakan, yaitu berbahan plastik yang aman dalam medis (medical-grade) dan silikon.
Dilatori plastik jauh lebih aman karena cenderung lebih keras dan bekerja lebih baik untuk menggerakkan dan meregangkan otot vagina, dibanding dilator silikon.
Di sisi lain, kelebihan dilator silikon adalah bertekstur lebih halus, sehingga lebih lembut dan fleksibel saat digunakan. Jenis dilator ini juga dapat didinginkan ataupun dihangatkan, dan tidak terlalu mengiritasi dibandingkan dilator plastik.
Untuk pemilihan dilator, akan disesuaikan dengan kondisi pasien setelah konsultasi dengan dokter dilakukan. Begitu juga dengan frekuensi pemakaian.
Sebelum memasukan dilator vagina sebaiknya lakukan satu set latihan kegel. Tujuannya, karena dapat membantu merelaksasi otot-otot dasar panggul sehingga dilator dapat masuk lebih dalam ke vagina.
Perlu diperhatikan bila vagina akan menyempit saat kamu mengkontraksikan otot dasar panggul dan sedikit terbuka saat kamu relaks. Jadi, jangan memaksakan menggunakan alat ini ketika muncul rasa nyeri.
Cobalah untuk menggerakan dilator vagina secara ke dalam vagina selama 5 sampai 10 menit. Kemudian tambahkan pelumas jika kamu membutuhkannya. Jika masih kesulitan, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter.
Artikel Lainnya: Tips Menjaga Kesehatan Vagina
Nah, itulah berbagai kondisi medis yang direkomendasikan menggunakan dilator vagina. Sebelum alat digunakan, konsultasikan lebih dahulu dengan dokter. Kamu bisa bertanya lebih banyak mengenai vagina dilator lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Yuk, unduh aplikasi KlikDokter untuk bantu #JagaSehatmu!
(APR/NM)
- Healthline. Diakses 2021. Vaginal Dilators 101: Everything You Want to Know.
- Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Diakses 2021. How to Use a Vaginal Dilator.
- Children’s Hospital Colorado. Diakses 2021. Vaginal Septum.
- University of Iowa Hospitals & Clinics. Diakses 2021. Vaginal dilator.