Menopause terjadi ketika siklus menstruasi wanita telah berakhir. Menopause dapat menyebabkan wanita mengalami perubahan suasana hati dan hot flashes (perasaan hangat di sekujur leher, wajah, dan dada)
Tak hanya itu, menopause juga dapat mengubah kondisi vagina. Sebab saat menopause, produksi hormon estrogen akan berkurang. Hal itu dapat menyebabkan perubahan dan memicu terjadinya kondisi vagina berikut ini.
1. Vagina Kering dan Gatal
Hormon estrogen berfungsi menjaga dinding vagina agar tetap terlumasi dengan baik. Ketika hormon estrogen berkurang, maka dinding vagina akan terasa jauh lebih kering. Kondisi vagina kering ini juga disebut sebagai atrofi vagina.
Dokter Devia Irine Putri mengungkapkan bahwa atrofi vagina merupakan hal yang wajar terjadi saat menopause.
“Atrofi vagina pada wanita menopause sebenarnya wajar, karena memang disebabkan perubahan hormonal (penurunan hormon estrogen). Akibatnya sering merasakan keluhan vagina tidak nyaman saat berhubungan seksual, gatal, panas, serta mudah iritasi,” jelasnya.
Artikel Lainnya: Panduan Pola Hidup Sehat Saat Menopause
2. Lebih Mudah Berdarah Saat Berhubungan Intim
Saat menopause, kulit vagina akan menjadi lebih tipis dan lebih rapuh. Dampaknya, robek serta perdarahan saat berhubungan intim rentan terjadi.
3. Ukuran Vagina Menyusut
Vagina terdiri dari jaringan otot yang dapat menyusut dan kendur. Cara terbaik untuk mencegah hal tersebut adalah dengan rutin melakukan hubungan seksual atau masturbasi selama menopause.
Jika vagina terasa sakit saat melakukan aktivitas seksual, cobalah menggunakan pelumas berbahan dasar air.
Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter untuk mengatasi nyeri saat berhubungan seksual.
4. Rentan Terkena Infeksi Saluran Kemih
Produksi hormon estrogen yang berkurang juga dapat memicu wanita mudah terkena infeksi saluran kemih.
Ketika kadar estrogen menurun, jaringan vagina mulai mengering. Dampaknya, bakteri jahat di vagina dapat berkembang biak dan menginfeksi saluran kemih.
Ketika mengalami infeksi saluran kemih, buang air kecil akan terasa sakit dan perih seperti terbakar.
5. Prolaps Uteri
Menopause dapat menyebabkan otot-otot dasar panggul melemah. Ketika otot dasar panggul melemah, wanita berisiko mengalami prolaps uteri.
Kondisi ini ditandai ketika usus bagian bawah, rahim, dan kandung kemih turun ke vagina atau keluar melalui kemaluan. Umumnya kondisi juga disebut sebagai peranakan turun.
6. Sensitivitas Vagina Berkurang
Melemahnya otot-otot dasar panggul akibat menopause dapat menyebabkan sensitivitas vagina menurun.
Kemungkinan, kondisi ini disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen serta perubahan di pembuluh darah dan sistem saraf.
Artikel Lainnya: Ini yang Terjadi pada Tubuh Wanita Saat Menopause
7. Inkontinensia
Otot dasar panggul yang lemah juga dapat memicu inkontinensia urine. Kondisi ini terjadi ketika seseorang sulit menahan buang air kecil.
Inkontinensia urine juga dapat ditandai ketika seseorang tidak sadar buang air saat batuk, bersin, tertawa, atau berolahraga.
Jika Anda mengalami satu dari permasalahan ini, bicarakan dengan dokter Anda untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai menopause atau masalah kesehatan lainnya melalui fitur Tanya Dokter.
(OVI/JKT)