Organ intim wanita merupakan istilah yang mengacu pada beberapa struktur anatomi organ reproduksi wanita. Secara umum, labia (bibir kelamin), klitoris, atau vagina bisa disebut dengan organ intim atau kelamin wanita. Hal ini tidak lepas dari topik reproduksi, hubungan intim, atau haid.
Berhubungan intim sendiri dapat menimbulkan beberapa perubahan pada organ seksual yang mungkin dirasakan wanita. Perubahan ini mungkin bersifat sementara atau tidak disebabkan hal serius.
Akan tetapi, ada pula perubahan yang bisa menjadi penanda adanya masalah kesehatan yang perlu ditindaklanjuti.
Perubahan yang Terjadi pada Organ Intim
Lantas, apa saja sih yang bisa terjadi pada organ intim wanita usai berhubungan seksual? Berikut ulasannya.
1. Terasa Kendur
Vagina adalah organ yang terdiri dari otot. Saat Anda merasa terangsang, otot dinding vagina akan mengendur sebagai persiapan jika terjadi penetrasi.
Sesaat sebelum, saat, dan setelah melakukan hubungan seksual maka vagina akan cenderung lebih kendur.
Ini penting untuk menjaga agar dapat dilakukan penetrasi serta agar hubungan seksual tidak menyakitkan untuk Anda.
Walau demikian, setelah beberapa lama maka otot yang mengendur ini akan kembali ke bentuk semula. Berhubungan seksual rutin tidak akan menyebabkan organ intim kendur permanen.
Artikel Lainnya: 4 Masalah yang Bisa Terjadi Setelah Berhubungan Intim
2. Terasa Gatal
Gatal pada area kewanitaan pasca berhubungan intim juga merupakan keluhan yang tidak jarang ditemui. Rasa gatal setelah berhubungan seksual namun hanya sesekali mungkin bukanlah suatu hal serius.
Keluhan ini dapat disebabkan oleh kurangnya pelumas semasa berhubungan atau terlalu banyak gesekan saat melakukan hubungan intim.
Di sisi lain, gatal yang terasa terus-menerus bisa menandakan adanya masalah lebih serius. Misalnya beberapa hal berikut ini.
- Alergi terhadap sperma.
- Alergi terhadap kondom.
- Kering pada area kewanitaan (baik akibat kondisi kulit kering,adanya masalah eksim, atau pencucian area kelamin terutama menggunakan produk dengan parfum secara berlebihan).
- Infeksi pada organ intim (jamur, bacterial vaginosis, infeksi menular seksual).
- Ketidakseimbangan pH yang membuat rentan terkena infeksi. Hal ini bisa dipicu penggunaan pembersih kewanitaan, haid, konsumsi antibiotik. Bahkan, hubungan intim tanpa kondom (mengingat air mani bersifat basa).
Secara umum, hindari berhubungan intim apabila area kewanitaan terasa gatal setelahnya. Jika kondisi membaik, kemungkinannya itu bukan gejala serius.
Namun, Setelah beberapa hari kondisi tidak membaik, atau disertai gejala lain (ruam, nyeri, dll), sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Artikel Lainnya: Ini Alasannya Wanita Perlu Kencing Setelah Hubungan Seks
3. Terasa Nyeri
Selesai berhubungan seksual, organ intim mungkin saja terasa nyeri. Hal ini bisa berkaitan langsung dengan aktivitas seksual yang dilakukan.
Misalnya, kurang pelumas saat hubungan seks, terlalu cepat melakukan hubungan sebelum merasa terangsang, hubungan intim yang lama atau “terlalu semangat”, penggunaan jari atau sex toys, adanya alergi terhadap pelumas buatan atau kondom yang digunakan.
Sakit setelah berhubungan intim juga mungkin disebabkan oleh infeksi (infeksi menular seksual, jamur, infeksi saluran kemih). Bisa juga karena adanya kista pada kelenjar Bartholin yang terletak di mulut vagina, menopause yang menyebabkan vagina cenderung lebih kering, endometriosis, miom pada rahim, dan radang panggul.
4. Bengkak
Bengkak juga bisa berkaitan dengan aktivitas hubungan intim itu sendiri. Saat terangsang, akan ada peningkatan aliran darah ke organ intim wanita, yang menimbulkan bengkak sementara.
Hubungan intim saat vagina belum lembap menimbulkan gesekan berlebihan, yang dapat menimbulkan bengkak. Aktivitas seksual yang cenderung “kasar” juga mungkin menimbulkan keluhan ini.
Artikel Lainnya: 6 Penyebab Vagina Bengkak Setelah Bercinta
5. Berubah Warna
Peningkatan aliran darah ke area kemaluan terjadi semasa berhubungan intim. Hal ini dapat menimbulkan perubahan warna daerah ini menjadi lebih gelap. Namun, setelahnya area kewanitaan akan kembali warnanya seperti semula.
6. Mengeluarkan Air Mani
Keluarnya air mani setelah berhubungan intim merupakan hal yang sangat normal. Setelah ejakulasi, air mani dari dalam vagina akan mengalir. Namun, hal ini tidak memengaruhi kemungkinan Anda untuk hamil.
7. Muncul Bau yang Berbeda dari Biasanya
Selangkangan pria dan wanita banyak mengandung kelenjar keringat, yang mungkin menjadi lebih aktif semasa hubungan intim. Berkeringat dapat menimbulkan bau yang berbeda dari biasanya setelah aktivitas seksual.
Jika muncul bau menyengat atau amis terus-menerus, mungkin itu disebabkan oleh adanya penyakit.
8. Keluar Darah
Perdarahan pasca berhubungan dikenal dengan istilah post-coital bleeding. Kondisi ini mungkin disebabkan beberapa hal.
Antara lain, luka pada vagina akibat kering atau gesekan saat berhubungan, infeksi pada organ intim (radang panggul atau infeksi menular seksual), polip, dan peradangan mulut rahim.
Itulah delapan perubahan pada organ intim wanita yang sering dirasakan usai berhubungan intim. Beberapa akibat aktivitas seksual langsung, tapi ada juga yang disebabkan penyakit tertentu. Konsultasikan dengan dokter apabila keluhan muncul terus-menerus. Cari tahun info kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter!
[HNS/AYU]