Saat berbicara tentang infeksi menular seksual, kamu mungkin akan langsung berpikir mengenai sifilis, gonore, HIV/AIDS, dan klamidia.
Selain yang telah disebutkan, tahukah kamu ada jenis infeksi menular seksual lain yang kasusnya meningkat, berbahaya, bahkan sulit diobati?
Direktur Johns Hopkins International STI Respiratory Diseases dan Laboratorium Penelitian Biothreat, Amerika Serikat, Charlotte Gaydos mengatakan, kondisi keempat infeksi menular tersebut seperti sebuah krisis.
“Edukasi tentang masalah penyakit ini adalah pertahanan pertama. Ada empat infeksi menular seksual yang kasusnya sedang meningkat, dan beberapa di antaranya bisa menyebabkan resistensi antibiotik,” jelas Gaydos.
Infeksi Menular Seksual yang Tak Boleh Diremehkan
Menurut Gaydos, kasus infeksi menular seksual yang terus meningkat disebabkan oleh masih adanya stigma di masyarakat. Hal ini membuat orang-orang yang berisiko dan memiliki gejala enggan memeriksakan diri dan berobat ke rumah sakit.
Masyarakat pun enggan mengikuti skrining untuk mendeteksi dini adanya infeksi menular seksual.
Jadi, bukan tidak mungkin jika kondisi mengerikan itu berkembang semakin banyak dan cepat secara tidak disadari.
Bila memang kamu atau anggota keluarga mengalami gejala atau tanda yang dicurigai infeksi menular seksual, kamu bisa konsultasi langsung dokter spesialis kulit dan kelamin menggunakan aplikasi di KlikDokter.
Lantas, apa saja empat infeksi menular seksual yang berbahaya dan kasusnya terus meningkat? Berikut ini adalah daftar penyakit seks menular yang mesti diwaspadai:
1. Mycoplasma genitalium
Ilmuwan sebenarnya telah mengetahui tentang Mycoplasma genitalium sejak 1981. Namun, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS, baru mengakuinya sebagai infeksi menular seksual pada 2015.
Bakteri Mgen penyebab Mycoplasma genitalium yang sering ditemukan di uretra (saluran kencing) dan saluran genital ini baru menginfeksi kurang 2 persen orang di Amerika Serikat, tetapi kasusnya cenderung meningkat.
Jika tidak diobati, bakteri tersebut dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan di kantong kulit yang menggantung di bawah penis (skrotum).
Tak cuma itu, infeksi menular seksual ini juga bisa merusak saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim (tuba), perdarahan pada vagina, hingga masalah kesuburan.
Hal yang lebih mengerikan, bakteri Mgen juga sering kebal (resisten) terhadap banyak antibiotik.
Artikel Lainnya: Lakukan 7 Hal ini untuk Cegah Infeksi Menular Seksual
2. Neisseria meningitidis
Menurut dr. Arina Heidyana, infeksi menular seksual neisseria meningitidis termasuk yang paling berbahaya karena bisa sampai menyebabkan pembengkakan pada selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
“Ya, ini lebih berbahaya, apalagi sampai bisa menimbulkan meningitis. Kalau yang lain, tetap sama-sama berbahaya, apalagi kalau sampai dibiarkan. Semuanya sama-sama bisa menimbulkan gangguan kesuburan juga,” jelasnya.
Neisseria meningitidis disebabkan oleh sejumlah parasit, jamur, virus, serta bakteri yang ditularkan secara seksual dan bisa mematikan.
Baru-baru ini, mikroorganisme tersebut dapat beradaptasi dan bertahan hidup di alat kelamin, mirip dengan gonore.
Penyakit ini tidak diakibatkan hubungan seksual tanpa pengaman. Neisseria meningitidis juga bisa terjadi akibat perilaku seks oral dan menyebabkan radang uretra serta radang selaput otak.
Sama halnya dengan Mycoplasma genitalium, bakteri yang menyebabkan penyakit ini juga resisten terhadap banyak antibiotik. Ilmuwan pun kini sedang mencari cara yang lebih baik untuk mendeteksi Neisseria meningitidis.
Artikel Lainnya: 11 Tanda Tertular Penyakit Menular Seksual
3. Shigella flexneri
Penyebab infeksi menular seksual Shigella flexneri adalah kutu kecil yang masih satu keluarga dengan penyebab demam tifoid, Salmonella. Orang yang kerap melakukan seks anal lebih berisiko untuk mengalami penyakit ini.
Gaydos mengatakan, Shigella flexneri sangat menular. Butuh seribu organisme Salmonella untuk membuat orang sakit. Namun untuk mengalami Shigella flexneri, kamu hanya butuh satu dan sepuluh organisme saja.
4. Limfogranuloma venereum
Ketika bakteri klamidia memanifestasikan dirinya dan masuk ke kelenjar getah bening, infeksi menular seksual tersebut dinamakan Lymphogranuloma venereum (LGV).
Penyakit ini banyak muncul di Benua Afrika. Sedangkan infeksi LGV di Amsterdam, Belanda, kerap muncul pada penderita HIV/AIDS.
Khususnya di kalangan orang dengan perilaku seks berisiko. Infeksi ini begitu serius, sehingga sering dikira sebagai penyakit kanker.
Artikel Lainnya: Tips Berhubungan Seks untuk Pasangan dengan Penyakit Menular Seksual
Bagaimana Cara Mencegah Infeksi Menular Seksual?
Orang yang melakukan hubungan seks anal lebih berisiko untuk mengalami infeksi menular seksual yang telah disebutkan di atas.
Pasangan yang tidak melakukan hubungan seks secara bersih dan aman juga tetap berpotensi untuk mengalaminya. Apalagi jika sering gonta-ganti pasangan.
Agar terhindar dari infeksi menular seksual yang berbahaya dan fatal, berikut ini beberapa upaya yang bisa kamu lakukan:
- Menggunakan kondom saat berhubungan seks.
- Setia dengan satu pasangan.
- Lakukan tes atau skrining infeksi menular seksual secara rutin (setahun sekali). Semakin cepat terdeteksi, makin efektif pengobatan dan makin besar kemungkinannya untuk sembuh.
- Jangan pernah remehkan gejala yang dirasakan, misalnya nyeri, rasa terbakar, dan keluarnya cairan secara abnormal dari alat kelamin.
- Meski kasus infeksi menular seksual meningkat, sebagian besar masih bisa diobati sampai tuntas. Jadi, jangan sungkan untuk berobat ke dokter demi menyembuhkan penyakit tersebut dan meningkatkan kualitas hidup.
- Utamakan pengobatan dokter, hindari melakukan terapi-terapi yang belum terbukti efektivitasnya secara ilmiah.
Itu dia jenis-jenis infeksi menular seksual yang asing terdengar, tetapi sangat berbahaya.
Bila kamu masih punya pertanyaan seputar penyebab infeksi menular seksual atau masalah seksualitas dan kesehatan organ intim, langsung saja konsultasikan pada dokter lewat fitur Tanya Dokter atau Temu dokter di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)