Ketika berbicara soal seks, begitu banyak fakta yang tidak diketahui, namun biasanya ada rasa malu untuk membicarakannya dengan alasan tabu. Contohnya seperti pelumas seks atau personal lubricant, yang cukup banyak digunakan saat berhubungan intim.
Pelumas ini dibutuhkan untuk memudahkan penetrasi penis ke dalam liang vagina, sehingga membuat aktivitas bercinta lebih menyenangkan.
Mengenal pelumas seks
Pelumas atau yang sering disebut personal lubricant ini digunakan selama aktivitas seksual manusia seperti hubungan intim dan masturbasi untuk mengurangi gesekan antara penis dan vagina, anus atau bagian tubuh lainnya.
Pelumas atau gel serupa juga biasanya digunakan untuk tujuan medis seperti penyisipan spekulum, pemasangan kateter dan USG transvaginal.
Namun bedanya pelumas medis dengan personal lubricant seksual, yaitu pelumas medis memiliki tekstur lebih tebal, steril dan mengandung agen bakteriostatik (penurun aktivitas bakteri).
Manfaat pelumas seks saat berhubungan intim
Pelumas seks dapat membuat hubungan seksual lebih nyaman bagi wanita yang biasanya memiliki masalah vagina yang cenderung kering. Kondisi vagina kering ini biasanya dipicu oleh penurunan kadar hormon estrogen saat menopause, stres psikis dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Pelicin ini juga sangat membantu wanita yang tidak secara alami mengeluarkan cairan pelumas alami ketika terangsang.
Beberapa penelitian konvensional menyatakan bahwa pelumas seks mengurangi kemungkinan infeksi menular seksual dengan membuat area vagina atau anal lebih licin, sehingga mengurangi risiko penularan agen infeksi.
Beberapa studi penelitian tahun 2013 dan 2014 menemukan jika pada vagina yang menggunakan pelumas dari bahan lain seperti petroleum jelly atau baby oil justru dapat meningkatkan infeksi bacterial vaginosis atau infeksi jamur.
Namun ketika menggunakan pelumas atau pelicin khusus, justru dapat mengurangi risiko infeksi, walaupun terjadi perubahan keseimbangan pH.
Tetapi yang harus digarisbawahi adalah pentingnya menggunakan kondom, yang merupakan cara paling pasti untuk mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS).
Jenis pelumas seks atau personal lubricant
Beberapa jenis pelumas seks berikut ini bisa Anda jadikan pilihan untuk momen intim berikutnya bersama pasangan. Pilihlah yang sesuai dengan kondisi Anda.
1. Pelumas berbahan dasar air
Pelumas ini merupakan yang paling banyak digunakan karena dijual bebas. Terbuat dari bahan cellulose ether atau glycerin, pelumas ini dapat menyerap ke dalam kulit dan menguap, serta mudah terdispersi dalam air. Sehingga, penggunaannya mungkin tidak sesuai dengan aktivitas seks yang dilakukan dalam air, misalnya dalam bak mandi, kolam renang, atau bak mandi air panas.
2. Pelumas berbahan dasar minyak
Pelumas berbahan dasar minyak ini biasanya paling sering terbuat dari bahan minyak bumi seperti petroleum jelly. Pelumas jenis ini dapat menyebabkan kerusakan dan tergelincirnya kondom lateks karena hilangnya elastisitas, sehingga penggunaannya dianggap cocok bagi pasangan yang tidak memerlukan penggunaan kondom (monogami) dan yang ingin menghindari bahan pengawet tertentu yang sering ditemukan di pelumas lainnya.
3. Pelumas berbahan silikon
Pelumas berbahan silikon tidak mengandung air dan menawarkan sensasi berbeda dari pelumas berbahan dasar air. Pelumas ini tidak mudah diserap oleh kulit atau selaput lendir, sehingga akibatnya bertahan lebih lama dan tidak lengket.
Tapi, hati-hati. Meski banyak pelumas silikon tersedia dari berbagai merek dengan kualitas dan kinerja yang berbeda-beda, namun tidak semua pelumas berbasis silikon bersertifikat aman.
Yang tak perlu dicemaskan, pelumas berbasis silikon tidak terbukti meningkatkan risiko penularan HIV selama hubungan seks anal, seperti yang dimiliki beberapa pelumas berbasis air.
Pilihan penggunaan pelumas seks hendaknya digunakan sesuai kebutuhan, pertimbangan aspek kesehatan dan dibicarakan dengan pasangan terlebih dahulu. Sehingga, sensasi dalam bercinta terasa lebih menggairahkan, namun aspek kesehatan juga tak luput dari perhatian Anda.
[NP/ RVS]