Mood atau suasana hati termasuk aspek yang membuat kehidupan seks terus berjalan. Di sisi lain, penderita bipolar adalah orang yang memiliki peralihan mood luar biasa ekstrem.
Alhasil, kondisi mentalnya itu turut memengaruhi kehidupan seksual mereka, terutama bagi yang sudah menikah.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog. “Bipolar itu, kan, memiliki dua episode emosi, yaitu mania/manik dan depresi. Jika sedang di episode mania, gairah seks akan menggebu-gebu, impulsif, bahkan hypersex. Tetapi, saat di episode depresi, gairah hilang sama sekali. Hal ini akan memengaruhi hubungan dengan pasangan,” terangnya.
Episode Bipolar dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Seksual
Selama episode manik, dorongan seksual mereka sering kali dapat mengarah ke perilaku yang tidak biasa alias hiperseksualitas. Adapun contoh hiperseksualitas selama episode manik, antara lain:
- Terus melakukan aktivitas seksual, tapi tidak kunjung merasa puas.
- Berhubungan seks dengan banyak pasangan, termasuk orang asing yang baru ditemui.
- Masturbasi berlebihan.
- Melakukan aktivitas yang berisiko memunculkan infeksi menular seksual.
- Selalu memikirkan hal-hal yang berhubungan dengan seks.
- Terlalu sering mengakses konten pornografi.
Artikel Lainnya: Hubungan antara Masturbasi dan Depresi
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan oleh Psychiatry Journal pernah membahas masalah ini.
Para peneliti menemukan, kondisi hiperseksual seperti di atas lebih sering dialami wanita bipolar ketimbang pria.
Pada kondisi remaja dan anak-anak, gangguan bipolar mungkin akan membuat mereka melakukan perilaku tidak pantas terhadap orang dewasa.
Sebagai contoh, merayu, menyentuh bagian tubuh yang seharusnya tidak disentuh sembarangan, hingga penggunaan bahasa yang tidak sopan bisa menjadi tanda-tandanya.
Lalu, bagaimana jika penderita bipolar berada di episode depresi? Kondisi ini kebalikan dari hiperseksualitas. Gairah seksnya bisa sangat rendah dan itu disebut hiposeksualitas.
Ketimbang episode hiperseks, hiposeksualitas lebih sering menimbulkan masalah hubungan.
Masalah tersebut bisa terjadi ketika peralihan hiperseks ke hiposeks cenderung cepat dan ekstrem.
Psikolog Ikhsan mengungkapkan, “Pasangannya bisa saja bingung dan frustrasi karena belum tahu apa alasan dia tiba-tiba menolak dan tak minat bercinta. Apalagi jika pasangannya itu belum teredukasi soal bipolar, pertengkaran akan rentan terjadi.”
Depresi bipolar juga dapat menyebabkan pria mengalami disfungsi ereksi dan tekanan seksual yang tinggi pada wanita.
Artikel Lainnya: Jenis-jenis Bipolar yang Perlu Anda Kenali
Pengobatan Bipolar Juga Pengaruhi Kehidupan Seksual
Di sisi lain, obat yang diresepkan untuk mengatasi gangguan bipolar juga berpotensi menurunkan gairah seks. Beberapa obat yang dimaksud, antara lain:
- Antidepresan, duloxetine, fluoxetine, dan sertraline
- Benzodiazepin, termasuk alprazolam dan clonazepam
- Lithium
“Obat-obatan menekan agar tidak terjadi perilaku mania ataupun depresi. Ada fase yang mampu menurunkan gairah seksual mereka, yaitu episode depresi dan terapi obat. Sementara itu, hiperseksual ada di episode mania. Alhasil, kondisi hiperseks lebih jarang muncul ketimbang hiposeks,” jelasnya.
Kendati demikian, jangan menghentikan pengobatan bipolar hanya karena efek samping seksual.
Menghentikan pengobatan akan memicu episode mania atau depresi yang justru memperburuk kondisi Anda.
Lebih baik konsultasikan dengan psikiater Anda. Nantinya, jenis dan dosis obat bisa disesuaikan agar tidak terlalu menurunkan gairah seks.
Artikel Lainnya: Benarkah Prostitusi Merupakan Salah Satu Gejala Gangguan Mental?
Bagaimana Cara Mengontrol Kehidupan Seksual Penderita Bipolar?
Perubahan gaya hidup, psikoterapi, dan memiliki support system merupakan tiga kunci untuk meminimalkan efek negatif bipolar.
“Hindari asupan yang bisa memicu cemas seperti alkohol dan kafein, rutin olahraga, dan atur pola istirahat. Untuk psikoterapi, selain obat-obatan, terapi lainnya bisa membantu mengenali tanda Anda akan masuk ke fase apa. Sedangkan support system, Anda bisa cari orang terdekat yang bisa memahami, mendukung, dan tidak menghakimi,” saran Psikolog Ikhsan.
Baik secara individu maupun berpasangan, terapi seks juga bisa dilakukan. Jangan tergiur untuk membeli secara mandiri obat-obatan yang bisa meningkatkan libido.
Demi mencegah efek samping yang tidak diinginkan, konsultasikan dulu kepada dokter mengenai ragam obat pendukung.
Kini, Anda sudah mengetahui bagaimana kehidupan seks dari penderita bipolar. Bila masih ada pertanyaan tentang kesehatan mental dan masalah seksualitas, tanya langsung pada psikolog dan dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)