Pantangan berhubungan seks perlu dilakukan karena beberapa alasan. Bisa karena datang bulan, mencegah kehamilan, atau justru karena penyakit kulit.
Ya, memang ada beberapa penyakit kulit yang membuat kamu tidak dianjurkan berhubungan seks karena terdapat peningkatan risiko tertentu.
Simak apa saja penyakit kulit yang dimaksud dan mengapa hubungan seks menjadi tak dianjurkan ketika mengalaminya.
Hubungan Seks Tak Disarankan saat Alami Penyakit Kulit Ini
Punya penyakit kulit memang terkadang membuat penderitanya jadi merasa tidak nyaman dan risi dengan tubuhnya sendiri. Bahkan, penyakit kulit tertentu juga dapat membuat kamu memiliki risiko bila berhubungan seks.
Tapi, menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, tidak semua penderita penyakit kulit tidak bisa berhubungan seks. Karena, beberapa penyakit kulit tidak menular melalui hubungan seks.
Lalu, penyakit kulit apa saja yang membuat kamu tidak dianjurkan berhubungan seks? Dijelaskan oleh dr. Sepriani, berikut rinciannya:
1. Herpes Simpleks Genital
Herpes genital atau herpes simpleks genital adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV).
Virus ini sangat menular dan bisa cepat menularkan orang yang bersentuhan langsung dengan penderita.
Inilah alasannya mengapa penderita herpes simpleks genital tidak dianjurkan berhubungan seks karena bisa dengan mudah menginfeksi pasangannya.
Beberapa gejala orang menderita herpes simpleks genital yaitu:
- Luka merah terbuka tanpa disertai rasa gatal
- Rasa nyeri atau gatal di daerah genital atau anal
- Nyeri saat buang air kecil
- Nyeri pada bagian punggung bawah
- Tidak nafsu makan
- Muncul cairan yang keluar dari alat kelamin
Artikel lainnya: Penyakit Kulit yang Bisa Jadi Penyebab Gangguan Ejakulasi
2. Cacar Air
Cacar air atau dalam bahasa medisnya varisela merupakan salah satu penyakit kulit yang umum dialami banyak orang, terutama anak kecil. Tapi, bukan berarti orang dewasa tidak mungkin terkena penyakit ini.
Orang yang mengalami cacar air juga tidak disarankan untuk berhubungan seks. Hanya saja, dr. Sepriani mengatakan hal ini tergantung dari hari keberapa penderita telah terinfeksi.
“Jika cacar air baru saja muncul dan lukanya masih basah, maka penderita tidak dianjurkan berhubungan seks. Fase penularannya satu hari sebelum lenting muncul sampai luka mengering,” jelas dr. Sepriani.
“Kalau lukanya sudah kering dan tinggal krusta (koreng), boleh-boleh saja berhubungan seks.”
Dokter Sepriani mengungkapkan, “Selain kedua penyakit tadi, penyakit yang membuat seseorang tidak disarankan berhubungan seks adalah infeksi menular seksual. Karena, penyakit tersebut memang ditularkan langsung melalui hubungan seksual.”
“Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi virus, bakteri, parasit, dan jamur. Contoh penyakitnya adalah herpes simpleks, gonorrhea, infeksi chlamydia, dan sifilis,” jelasnya.
Artikel lainnya: Jadi Silent Disease, Ini yang Perlu Kamu Tahu soal Sifilis!
Kapan Penderita Penyakit Kulit Menular Boleh Berhubungan Seks?
Dokter Sepriani menjelaskan, seseorang baru boleh kembali berhubungan seksual bila ia sudah benar-benar dinyatakan sembuh.
Misalnya, jika kamu mengalami cacar, maka sebaiknya tunggu luka sampai mengering dan tidak menimbulkan rasa gatal lagi.
“Kondisi penyakit kulit juga harus dilihat dari stadiumnya. Karena itu, penyakit menular seksual wajib periksa ke dokter untuk penanganan yang optimal dan tepat. Jadi, jangan mengira-ngira sendiri kapan kamu sudah sembuh dan belum,” tutupnya.
Jadi, jangan terburu-buru untuk melakukan hubungan seks ketika menderita penyakit kulit, ya. Lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis kulit dan kelamin atau buat janji dengan dokter spesialis kulit dan kelamin di aplikasi KlikDokter.
Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu dengan rutin cek kesehatan kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.
Jika kamu ingin membeli obat dan suplemen, kamu bisa beli dengan mudah dan cepat di KALStore. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga!
(FR/JKT)