Granuloma inguinale adalah jenis infeksi menular seksual (IMS). IMS ini dapat menyebabkan lesi atau perubahan abnormal pada kulit di daerah anus dan genital. Lesi bisa kambuh kembali bahkan setelah perawatan.
Penyakit yang juga disebut donovanosis ini disebabkan oleh bakteri Klebsiella granulomatis. Biasanya, granuloma inguinale menular lewat hubungan seks vaginal maupun anal dengan orang yang terinfeksi.
Homoseksual pun dikatakan lebih rentan terserang infeksi ini. Apa alasannya? Cari tahu lewat ulasan berikut ini.
Mengenal Granuloma Inguinale
Telah disinggung di atas, penyakit ini bisa menular lewat hubungan seks dengan orang yang telah terinfeksi. Selain lewat seks vaginal dan anal, pada sedikit kasus juga terjadi lewat seks oral dengan orang terinfeksi.
Waktu dari paparan bakteri hingga perkembangan tanda dan gejala granuloma inguinale belum ditentukan dengan pasti.
Namun, menurut DermNet New Zealand, sejumlah laporan menunjukkan bahwa gejala berkembang rata-rata selama 50 hari. Meski begitu, gejala juga bisa berkembang selama beberapa minggu hingga satu tahun.
Umumnya, gejala awal donovanosis adalah munculnya jerawat atau benjolan di kulit sekitar area genital. Ukurannya kecil dan tidak nyeri, sehingga biasanya tidak disadari oleh penderita.
Gejala mungkin akan mulai disadari ketika benjolan semakin besar atau melebar, menjadi luka dan nyeri, serta sebabkan bau tak sedap. Jika sudah di tahap ini, sebaiknya penderita segera berkonsultasi dengan dokter.
Artikel Lainnya: Lakukan Hal Ini untuk Cegah Infeksi Menular Seksual
Homoseksual dan Tingginya Risiko Terkena Granuloma Inguinale
Melansir Healthline, pria dua kali lebih rentan terkena jenis IMS ini. Penyakit ini umumnya terjadi pada pria berusia 20-40 tahun dan sering berganti-ganti pasangan seks tanpa pengaman.
Mengingat risikonya tinggi pada pria, homoseksual pun menjadi jauh lebih rentan terkena penyakit ini. Hal ini diyakini karena orang homoseksual cenderung melakukan seks anal atau aktivitas seks di anus.
Disebutkan di WebMD, sebanyak 90 persen pria yang berhubungan seks dengan pria melakukan jenis seks tersebut.
Seks anal, apalagi tanpa pengaman, dikatakan berisiko karena anus sendiri merupakan tempat keluarnya feses atau limbah tubuh. Area tersebut banyak terpapar bakteri yang berisiko sebabkan infeksi pada alat kelamin.
Bakteri Klebsiella granulomatis yang merupakan penyebab granuloma inguinale pun bisa terdapat di anus. Ketika melakukan seks anal, bakteri ini dapat berpindah dari anus ke alat kelamin hingga menyebabkan donovanosis.
Dokter Dyah Novita Anggraini juga mengungkapkan, “Granuloma inguinale bisa terdapat di anus yang mudah menular pada kondisi seks anal.”
Artikel Lainnya: Tak Pernah Berganti Pasangan, Kok Kena Penyakit Kelamin?
Pengobatan untuk Granuloma Inguinale
Penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik, di antaranya tetrasiklin, eritromisin makrolida, streptomisin, dan ampisilin. Sebagian besar antibiotik tersebut diresepkan selama 3 minggu atau sampai infeksi sembuh.
Orang dengan penyakit ini juga tidak boleh melakukan aktivitas seksual sampai semua lesi di area genital benar-benar sembuh. Pemeriksaan lanjutan akan diperlukan untuk memastikan bahwa pengobatan berhasil dilakukan.
Di samping itu, penderita mungkin harus melakukan pemeriksaan kesehatan seksual lengkap. Ini karena lesi yang mudah berdarah meningkatkan risiko penularan HIV dan infeksi menular seksual lainnya.
Demikian penjelasan terkait alasan homoseksual lebih rentan terkena granuloma inguinale. Salah satu penyakit yang disebabkan akibat hubungan sesama jenis itu bisa dicegah dengan selalu menghindari seks berisiko tanpa pengaman.
(PUT/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. What You Need to Know About Granuloma Inguinale.
Derm Net New Zealand. Diakses 2022. Granuloma Inguinale.
WebMD. Diakses Maret 2022. Anal Sex Safety: What to Know.
Healthline. Diakses Maret 2022. Can You Have Sex with a Urinary Tract Infection (UTI)?
Ditinjau oleh Dokter Dyah Novita Anggraini