Seks

Priapismus, Ketika Ereksi Tak Kunjung Usai

dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, 30 Jan 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ereksi berkepanjangan bahkan sampai berjam-jam? Hati-hati priapismus! Apakah penyebabnya? Simak penjelasannya di sini.

Priapismus, Ketika Ereksi Tak Kunjung Usai

Banyak pria mengalami disfungsi ereksi, yakni ereksi yang tidak bertahan lama dan lemah. Akan tetapi, sebaliknya, beberapa pria malah mengalami ereksi tak berkesudahan. Dalam medis, keadaan ini disebut priapismus.

Secara sedernaha, priapismus merupakan ereksi penis yang terus menerus dan berkepanjangan hingga beberapa jam setelahnya. Hasrat seksual tersebut tidak dipicu oleh rangsangan seksual tertentu. Masalah ini sering menyerang pria berusia 30-an, punya kondisi kesehatan tertentu, atau konsumsi obat-obatan terlarang dan alkohol.

Pada penderita priapismus, darah yang mengisi penis agar terjadi ereksi tak bisa mengalir keluar. Hal ini akan menimbulkan nyeri hebat pada pria. Ereksi berkelanjutan tersebut bisa merusak penis serta menyebabkan disfungsi ereksi yang permanen. 

Priapismus harus ditangani segera dan tepat guna mencegah kerusakan jaringan. Jika kerusakan telanjur terjadi, masalah ini bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi.

1 dari 2

Ragam Penyebab Priapismus

Penyebab priapismus kerap kali tidak bisa ditentukan, tapi hal-hal berikut mungkin berperan:

1. Kelainan Darah

Penyakit terkait kelainan darah mungkin berkontribusi pada terjadinya priapismus, biasanya jenis priapismus iskemik. Yakni, priapismus yang terjadi akibat terjebaknya darah di organ penis seusai ereksi.

Artikel lainnya: Hati-Hati, Ini 7 Kelainan yang Dapat Terjadi pada Penis

Kelainan darah tersebut, meliputi:

  • Anemia sel sabit
  • Leukemia
  • Diskrasia hematologi lainnya, seperti thalasemia dan mieloma multipel

2. Akibat Pengobatan

Jenis pengobatan tertentu juga dapat menyebabkan priapismus iskemik. Sejumlah pengobatan yang dimaksud antara lain:

  • Obat yang disuntik langsung ke area penis untuk mengatasi disfungsi ereksi, misalnya alprostadil, phentolamine, papaverine, dan lainnya.
  • Antidepresan, contohnya bupropion (Wellbutrin), fluoxetine (Prozac), dan juga sertraline.
  • Alpha Blocker, termasuk terazosin, prazosin, doxazosin, serta tamsulosin.
  • Beberapa obat untuk mengatasi kecemasan ataupun gangguan psikotik, misalnya risperidone (Risperdal), hydroxyzine, olanzapine (Zyprexa), clozapine, chlorpromazine, lithium, dan thioridazine.
  • Pengencer darah, termasuk warfarin (Coumadin) serta heparin.
  • Obat hormon, seperti testosteron atau hormon pelepas gonadotropin.
  • Obat untuk gangguan ADHD, misalnya atomoxetine (Strattera).

3. Penyalahgunaan Alkohol dan Narkoba

Penyalahgunaan alkohol, ganja, kokain, dan obat terlarang lainnya bisa menyebabkan priapismus, terutama priapismus iskemik.

Artikel lainnya: Dampak yang Terjadi Akibat Overdosis Viagra

4. Cedera

Cedera atau trauma juga bisa menyebabkan priapismus tipe noniskemik. Yaitu, saat aliran darah di area penis tak terkendali.

Beberapa contoh trauma penyebab priapismus noniskemik adalah cedera di penis, panggul, serta daerah antara pangkal penis dan anus.

5. Faktor Lain

Penyebab priapismus lainnya, meliputi:

  • Gigitan laba-laba, sengatan kalajengking, atau infeksi beracun lainnya
  • Gangguan metabolisme termasuk asam urat atau amiloidosis
  • Gangguan neurogenik, seperti cedera tulang belakang atau sifilis
2 dari 2

Cara Mengatasi Priapismus

Sebagai pertolongan pertama dan mencegah episode selanjutnya, lakukan hal-hal berikut:

  • Beraktivitas fisik, seperti joging atau bersepeda.
  • Mandi air hangat.
  • Berkemih alias buang air kecil.
  • Menggunakan obat antinyeri untuk kurangi nyeri akibat priapismus. 
  • Perawatan untuk kondisi yang mendasari, seperti anemia sel sabit, yang mungkin menyebabkan priapismus.

Jika lima langkah di atas tak juga membantu, ditambah lagi Anda telah ereksi lebih dari 4 jam, jangan tunda untuk mendatangi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat.

Penanganan awal bagi penderita priapismus adalah dengan mengeluarkan darah dari penis dengan jarum suntik. Kalau tidak juga berhasil, dokter bisa menyuntikkan obat ke penis dengan menekan pembuluh darah pada organ tersebut. Diharapkan, darah bisa dialirkan ke luar.

Selain hal-hal tersebut, kondisi dan penyebab yang mendasari priapismus juga harus diatasi. Operasi mungkin diperlukan untuk mencegah kerusakan permanen.

Dapatkan informasi seputar kesehatan reproduksi dan kesuburan lainnya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

[HNS]

ereksi