Saat hamil, tentunya akan ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan. Kalau sebelumnya kamu banyak kegiatan yang bersinggungan dengan bahan kimia, mungkin harus menyetopnya dulu selama kehamilan.
Bahan kimia yang ditemukan dalam berbagai produk bisa mengandung solvent. Solvent adalah zat kimia yang berguna untuk melarutkan atau mengencerkan zat kimia yang lain.
Terkadang solvent dapat menimbulkan efek beracun (toksikasi) pada ibu hamil. Zat toksik dapat menyebabkan fungsi tubuh menjadi tidak normal.
Solvent bisa masuk ke dalam tubuh dengan cara :
- Inhalasi: dengan cara menghirup uap dan asap dari solvent
- Kulit: solvent terpapar ke kulit dan kemudian di absorbsi oleh tubuh
- Digestive: tanpa sengaja menelan solvent
Berikut deretan zat kimia berbahaya untuk ibu hamil yang perlu dihindari demi kesehatan ibu dan janin.
1. Cat Dinding
Cat dinding mengandung bahan kimia, tetapi hanya sedikit penelitian yang menjelaskan kandungan-kandungan di dalam produk ini berbahaya untuk kehamilan.
Jika memang ingin mengecat di dalam rumah, perhatikan hal-hal berikut:
- Pilih cat dinding berbahan dasar air (latex) daripada berbahan dasar minyak
- Masuk ruangan yang baru dicat setidaknya dua hari setelah selesai dikerjakan untuk menghindari paparan bau cat di ruangan
- Buka jendela di sekitar ruangan yang baru saja dicat agar sirkulasi udara lebih baik
2. Cairan Pembersih
Berikut senyawa kimia dalam cairan pembersih yang dapat membuat efek toksik pada ibu hamil:
- Glycol pada pembersih kompor dan jendela dapat menyebabkan keguguran
- Phenol dapat menyebabkan gangguan organ pada janin atau bahkan kematian pada janin
- Amonia dapat menyebabkan gejala mual dan muntah pada ibu hamil
Untuk menghindari terpapar cairan pembersih yang mengandung zat berbahaya, sebaiknya gunakan sarung tangan, masker, dan buka seluruh jendela.
Artikel Lainnya: Mitos Hamil Muda yang Tak Boleh Anda Percaya
3. Cat Kuku
Meski membuat kuku tampak cantik, ingatlah bahwa cat kuku mengandung bahan kimia seperti berikut:
- Formaldehide mungkin tidak berpengaruh pada janin, tetapi dapat mengiritasi mata, hidung, tenggorokan, bahkan paru-paru. Paparan dalam jangka waktu lama dan rutin dapat meningkatkan risiko kanker
- Toluen dapat mengiritasi mata, tenggorokan, dan paru-paru. Paparan dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan saraf dan organ pada janin
4. Pewarna Rambut
Meskipun belum dapat dibuktikan bahwa kandungan di dalam pewarna rambut memberikan dampak pada janin, tetapi tidak ada juga penelitian yang mendukung bahwa cat rambut aman untuk ibu hamil.
Para peneliti hanya mengetahui bahwa pewarna rambut dapat terserap ke dalam kulit kepala, lalu masuk ke dalam peredaran darah. Secara teori dikatakan proses ini dapat memengaruhi perkembangan janin.
Merujuk dari teori tersebut, beberapa dokter menyarankan agar ibu hamil menghindari pewarnaan rambut pada trimester pertama, di mana organ-organ vital pada janin mulai berkembang.
5. Wewangian Sintetis
Dijelaskan dr. Atika, ada penelitian yang mengaitkan antara pewangi ruangan dengan masalah sakit kepala, mual, muntah, diare, hingga menyebabkan gangguan organ paru pada bayi yang baru dilahirkan.
Risiko tersebut mungkin saja terjadi jika kamu terpapar cukup lama. Lantas, bagaimana dengan penggunaan minyak esensial?
“Jika untuk di-diffuse saja, terbilang aman. Namun, tidak untuk dioles, apalagi ditelan. Penting untuk mengikuti aturan pemakaian yang tertera di kemasan sehingga selalu dalam dosis yang aman,” ujar dokter Atika.
Ia juga menyarankan agar ibu hamil sebaiknya menghindari pemakaian essential oil, sekalipun untuk digunakan dengan alat diffuser.
Artikel Lainnya: Aktivitas yang Pantang Dilakukan Saat Hamil
6. Retinol
Retinol merupakan salah satu kandungan dalam skincare yang dikenal bisa mengatasi jerawat, garis-garis halus, keriput, dan pori-pori membesar.
Namun, retinol tidak disarankan untuk digunakan selama kehamilan. Menurut penjelasan dokter Atika, retinol dikhawatirkan dapat menyebabkan cacat lahir seperti turunan vitamin A lain (retinoid).
“Dikhawatirkan bisa menyebabkan berbagai kecacatan, seperti gangguan pembentukan wajah dan kepala (bibir sumbing, jarak antara mata yang jauh, tengkorak kepala kecil, dan hidrosefalus) serta gangguan jantung,” ujar dr. Atika.
Lebih lanjut dokter Atika menyarankan untuk kembali menggunakan retinol setelah melahirkan. Bisa juga menggunakan alternatif retinol seperti asam gikolat, asam azelat, dan asam hialuronat.
7. Merkuri
Kandungan bahan kimia berbahaya untuk ibu hamil selanjutnya adalah merkuri. Terpapar merkuri tingkat tinggi bisa berdampak pada kesehatan dan meningkatkan risiko kerusakan otak.
Merkuri dari industri dan aktivitas manusia bisa mencemari sungai, danau, dan lautan. Ikan dan hewan-hewan di air bisa mengonsumsi merkuri dan menumpuk di tubuh mereka.
Jika ikan tersebut dikonsumsi ibu hamil, apa yang bisa terjadi? Merkuri bisa menyebabkan gangguan mental, juling, leher tidak stabil, kejang, keseimbangan yang buruk, koordinasi mata kurang baik, bahkan mikrosefali atau kepala kecil.
Artikel lainnya: Bahan Skincare Pencerah Kulit yang Mesti Dihindari Ibu Hamil
8. BPA
Bisphenol A (BPA) kimia yang ditemukan di sebagian besar plastik dapat beralih dari ibu ke janin. BPA juga menjadi salah satu bahan kimia berbahaya untuk ibu hamil.
BPA banyak ditemukan di kaleng, plastik, dan kertas. Paparan BPA terkait dengan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari kelahiran prematur, diabetes, hingga kanker.
Mama perlu berhati-hati dalam memilih produk selama kehamilan. Hindari makanan kemasan kaleng dan beralihlah ke buah, ikan, dan sayuran segar atau beku.
9. Alkohol
Konsumsi alkohol selama hamil dapat menyebabkan cacat lahir dan cacat intelektual. Untuk menghindari risiko ini, jauhi alkohol sepenuhnya saat hamil.
Pada tiga bulan pertama kehamilan, konsumsi akohol bisa membuat fitur wajah bayi yang tidak normal. Alkohol juga dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan sistem saraf pusat, termasuk bayi berat lahir rendah dan masalah perilaku.
Menghentikan penggunaan alkohol akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan bayi.
10. Rokok
Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok bisa menyebabkan kelahiran prematur, merusak paru-paru dan otak bayi yang sedang berkembang, dan meningkatkan risiko bayi cacat lahir, termasuk termasuk bibir sumbing, langit-langit mulut sumbing, atau keduanya.
Mama juga mungkin mengalami pendarahan abnormal selama kehamilan dan persalinan. Kerusakan yang terjadi pun dapat bertahan hingga masa kanak-kanak dan remaja.
Artikel Lainnya: Ini Dia Pantangan untuk Ibu Hamil
Itulah berbagai zat kimia berbahaya untuk ibu hamil yang sebaiknya dihindari demi #JagaSehatmu dan si buah hati. Jangan ambil risiko yang bisa membahayakan ibu dan janin, ya!
Jika aktivitas harianmu rentan terpapar zat kimia dan masih bingung cara menghindarinya, cobalah berkonsultasi kepada dokter. Agar lebih praktis, yuk pakai fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(JKT)
- CDC. Diakses 2023. Alcohol Use During Pregnancy
- CDC. Diakses 2023. Smoking, Pregnancy, and Babies
- Ecotoxicology and Environmental Safety. Diakses 2023. Association of BPA exposure during pregnancy with risk of preterm birth and changes in gestational age: A meta-analysis and systematic review