Saat seorang wanita sedang dalam keadaan hamil, umumnya sistem kekebalan tubuhnya akan melemah. Oleh karena itu, mungkin bagi ibu hamil lebih rentan terkena penyakit selama masa kehamilannya. Penyakit pada kehamilan bisa memengaruhi janin dalam kandungan. Saat memasuki musim kemarau seperti saat ini, terdapat beberapa penyakit yang sebaiknya lebih diwaspadai oleh ibu hamil, di antaranya:
1. Keracunan makanan
Menurut United States Department of Agriculture, munculnya penyakit akibat makanan (foodborne illness) seperti keracunan makanan lebih umum ditemui saat musim kemarau. Bahkan, kasus ini lebih banyak hingga dua kali lipat terjadi saat musim kemarau jika dibandingkan dengan musim lainnya.
Diperkirakan, bakteri yang menyebabkan keracunan makanan dapat berkembang biak secara subur dalam cuaca yang panas dan lembap, seperti pada musim kemarau. Gejala keracunan makanan yang umum ditemui adalah sakit perut, mual, muntah, dan diare.
Oleh sebab itu, hindari daging yang tidak dimasak hingga matang, makanan yang dijual di pinggir jalan tanpa ditutup, dan air yang terkontaminasi. Karena makanan-maanan tersebut sering kali mengandung mikroba yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Saat di rumah, perhatikan juga untuk menjaga bahan makanan dan masakan tetap segar dengan menyimpannya dalam lemari es. Makanan yang dibiarkan di luar lemari es hingga dua jam dapat berisiko kurang aman untuk dikonsumsi.
2. Hipertermia
Hipertermia merupakan sekumpulan gejala yang dirasakan sebagai akibat dari tubuh yang terlampau panas. Saat musim kemarau, hal ini rentan terjadi terutama ketika matahari yang bersinar sepanjang waktu. Saat hamil, umumnya suhu tubuh akan sedikit meningkat dibandingkan mereka yang tidak hamil. Penambahan suhu dari luar juga bisa menyebabkan hipertermia pada ibu hamil.
Hipertermia dapat beresiko bagi ibu hamil dan janin. Suhu ibu hamil di atas 38.90 C selama lebih dari 10 menit dapat meningkatkan resiko keguguran dan neural tube defect pada janin, terutama jika terjadi pada trimester pertama. Bagi ibu hamil, dapat meningkatkan resiko terjadinya dehidrasi.
Beberapa gejala yang dapat dirasakan berkaitan dengan peningkatan suhu tubuh ini adalah keringat berlebihan, merasa lemah, pusing, dan mual.
Bagi ibu hamil, beberapa tips yang dapat dilakukan adalah hindari aktivitas luar ruangan saat sedang terik, gunakan pakaian longgar dan menyerap keringat, banyak konsumsi cairan terutama saat beraktivitas luar ruangan, gunakan pelindung seperti topi atau payung saat melakukan aktivitas luar ruangan, dan lakukan aktivitas berenang untuk membantu mendinginkan tubuh.
3. Sunburn
Seorang wanita hamil lebih rentan mengalami terbakar matahari atau sunburn dibandingkan mereka yang tidak hamil. Kondisi ini lebih rentan terjadi di musim kemarau, saat matahari terik sepanjang waktu. Kulit yang terbakar matahari umumnya akan berwarna kemerahan, dan dapat terasa nyeri.
Untuk menghindarinya, sebaiknya ibu hamil menghindari keluar rumah saat matahari sedang terik dan menggunakan pelindung, seperti sunblock, topi, payung, atau pakaian yang menutupi lengan dan kaki saat akan melakukan aktivitas di luar ruangan.
4. Paparan bahan beracun
Musim kemarau sering kali ditandai banyaknya nyamuk. Hal ini dapat membuat ibu hamil terpapar bahan beracun saat dilakukan pembasmian nyamuk.
Berbagai jenis bahan sering kali digunakan untuk mengusir nyamuk misalnya obat nyamuk. Jadi, sebisa mungkin, dianjurkan bagi ibu hamil untuk menghindari bahan beracun ini, karena berpotensi menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan kelainan bawaan.
Untuk menghindari nyamuk, ibu hamil dapat menggunakan kelambu saat tidur, menghindari pakaian terbuka, dan membersihkan area rumah tempat nyamuk bersarang.
Demikianlah beberapa penyakit atau kondisi yang rentan menyerang ibu hamil saat musim kemarau. Bagi Anda yang tengah hamil sebaiknya mewaspadai hal-hal di atas.
Apabila kamu masih memiliki pertanyaan mengenai topik lainnya, jangan ragu untuk menggunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
[NP/ RVS]