Preeklamsia masih menjadi penyebab kematian wanita hamil yang sering terjadi. Di Indonesia, angka kejadian preeklamsia berkisar antara 3–10% dari seluruh kehamilan per tahunnya.
Preeklamsia adalah suatu komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, dan dapat disertai kerusakan organ-organ (biasanya organ ginjal dan hati). Preeklamsia umumnya terjadi setelah usia kehamilan di atas 20 minggu pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal.
Penyebab terjadinya preeklamsia belum diketahui secara jelas dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Para ahli mengatakan bahwa proses awal terjadinya preeklamsia dimulai dari plasenta. Plasenta adalah suatu jaringan yang tumbuh di dalam kandungan untuk memberikan asupan nutrisi bagi janin selama kehamilan.
Pada awal kehamilan, peredaran darah ibu menuju jaringan plasenta akan berkembang. Namun, hal tersebut tidak berjalan dengan lancar pada wanita hamil dengan preeklamsia karena ukuran pembuluh darahnya justru akan mengecil.
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita hamil mengalami preeklamsia:
1. Riwayat Preeklamsia Sebelumnya
Riwayat preeklamsia pada diri sendiri maupun keluarga dapat meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
2. Kehamilan Pertama
Preeklamsia lebih sering terjadi pada kehamilan yang pertama.
3. Kehamilan Kembar atau Lebih
Risiko mengalami preeklamsia akan naik pada wanita yang hamil kembar bahkan lebih.
4. Jarak Waktu Antar Kehamilan
Jarak waktu antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun atau lebih dari 10 tahun dapat meningkatkan risiko preeklamsia.
5. Usia
Risiko preeklamsia akan meningkat pada wanita yang hamil yang berusia sangat muda atau berusia di atas 40 tahun.
6. Obesitas
Obesitas saat hamil juga merupakan faktor risiko dari preeklamsia.
7. Riwayat Penyakit Tertentu
Adanya riwayat beberapa penyakit tertentu seperti hipertensi kronis, diabetes melitus, penyakit ginjal, atau lupus meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
8. Pasangan Baru
Setiap kehamilan dengan pasangan baru akan meningkatkan risiko preeklamsia.
9. Bayi Tabung
Kehamilan lewat proses bayi tabung akan meningkatkan risiko terjadinya preeklamsia.
Demikian beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko wanita hamil mengalami preeklamsia. Rencanakan sebaik mungkin kehamilan Anda bersama pasangan, agar terhindar dari berbagai penyakit yang timbul saat hamil, termasuk preeklamsia.
Bila punya pertanyaan lain seputar topik lainnya, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter.
[RS/ RVS]