Kehamilan

Adakah Dampak Buruk Lakukan USG 4D Terlalu Sering?

Tri Yuniwati Lestari, 24 Apr 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

USG 4D diklaim lebih canggih dari USG lainnya. Namun, adakah efek samping USG 4 dimensi pada janin? Ini jawabannya.

Adakah Dampak Buruk Lakukan USG 4D Terlalu Sering?

Kelahiran bayi di kandungan pasti sangat dinanti. Untuk memeriksa kondisi janin, ibu hamil akan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).

Pada dasarnya, USG 2D sudah cukup untuk memantau perkembangan bayi. Namun, tersedia juga pilihan USG 3D dan 4D dengan teknologi lebih canggih.

Karena hasil yang diberikan dianggap lebih memuaskan, USG 4D kerap populer di kalangan ibu hamil. Namun, adakah efek samping atau bahaya USG 4 dimensi bagi kesehatan janin?

Amankah Sering Periksa Kandungan dengan USG 4D?

Dijelaskan oleh dr. Reza Fahlevi, Sp.A, bila ibu hamil ingin melakukan USG, pada dasarnya dokter akan menyarankan standar USG 2D.

Menurut dr. Reza, USG 2D sudah cukup untuk melihat perkembangan bayi dan kesehatannya. Sementara, USG 3D dan 4D dilakukan hanya ketika benar-benar dibutuhkan.

Artikel Lainnya: Ini Beda USG 2D, 3D, dan 4D yang Harus Diketahui Ibu Hamil

Umumnya, USG 4D hampir sama dengan USG 3D. Namun, gambar dari USG 4 dimensi menunjukkan gerakan seperti video.

Pada USG 4D, Anda bisa melihat si kecil melakukan hal-hal tertentu secara real-time (misalnya buka-tutup mata dan mengisap jempol).

Karena banyak ibu hamil yang merasa bahagia saat melihat sang buah hati bergerak dari hasil USG 4D, akhirnya pemeriksaan ini populer dan sering dilakukan. Namun, adakah bahaya atau efek samping USG 4 dimensi yang terlalu sering?

Melansir What to Expect, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mengatakan, meskipun tidak ada risiko yang diketahui dari USG untuk wanita hamil, teknologi ini harus digunakan dengan hati-hati dan hanya untuk tujuan medis.

Menurut Food and Drug Administration (FDA), Amerika Serikat, ketika alat ultrasound memasuki tubuh, alat itu sedikit memanaskan jaringan tubuh tertentu.

Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menciptakan kantung gas kecil di dalam cairan atau jaringan tubuh. Namun, efek jangka panjangnya tidak diketahui.

Artikel Lainnya: Tren USG 4D, Pentingkah bagi Ibu Hamil?

Pemeriksaan USG hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional. Para ahli juga melarang penggunaan segala jenis ultrasound (2D, doppler, 3D, dan 4D) untuk tujuan selain medis karena khawatir akan membahayakan kesehatan bayi.

Beberapa sesi USG 4D berlangsung selama 45 menit atau lebih lama dari scan kesehatan lainnya.

Sesi yang panjang atau berulang dapat mengganggu janin untuk tumbuh, berkembang, dan tidur.

Efek samping USG 4D pada janin sampai saat ini belum memiliki penelitian medis. Namun, dr. Reza mengungkapkan penggunaan USG 4D tidak begitu bermanfaat dalam memantau perkembangan janin. Jadi, pemeriksaan ini tidak perlu sering dilakukan.

Kapan Sebaiknya USG 4D Dilakukan?

Dokter Reza mengatakan, semua ibu hamil harus menjalani USG selama kehamilan, baik dengan USG 2D, 3D, maupun 4D. Waktu terbaik untuk melakukannya adalah antara 18 dan 22 minggu kehamilan.

Praktisi medis menggunakan ultrasound 2D dan doppler pada kehamilan tanpa komplikasi untuk memeriksa janin, menilai cairan ketuban, dan mendeteksi bila ada cacat lahir.

Artikel Lainnya: Hal Ini Harus Diperhatikan Ibu Hamil Saat USG Trimester 1

Sedangkan, USG 3D dan 4D dilakukan hanya untuk memeriksa dengan cermat kecurigaan kelainan janin.

Misalnya, masalah bibir sumbing dan sumsum tulang belakang, atau untuk memantau sesuatu yang spesifik.

Dengan kata lain, USG 3D dan 4D biasanya bukan bagian dari pemeriksaan prenatal rutin.

Selama hamil, jangan lewatkan pemeriksaan USG. Hal ini penting demi memantau perkembangan janin.

Bila Anda ingin tanya lebih detail seputar pemeriksaan USG dan kehamilan lainnya, konsultasi ke dokter kandungan lebih praktis lewat LiveChat Klikdokter. Gunakan pula Kalender Kehamilan untuk membantu mengetahui pertumbuhan bayi.

(FR/AYU)

Kehamilan
USG 4D
Pemeriksaan Kandungan