Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ibu ketika ingin melahirkan dengan lancar. Bukan cuma kondisi kesehatan fisik secara keseluruhan, melainkan kepribadian.
Ada kepercayaan bahwa ibu dengan kepribadian pencemas, penakut, terlalu terorganisir, dan perencana andal justru menyulitkan proses persalinan.
Sementara itu, ibu dengan kepribadian spontan, santai, mudah terbawa arus, dan gampang bergaul justru membuat proses bersalin menjadi cepat serta mudah.
Apakah benar demikian? Bagaimana pandangan psikolog dan medis mengenai kepribadian ibu yang disinyalir berhubungan erat dengan lancar atau tidaknya proses persalinan?
Artikel Lainnya: 4 Fase Persalinan Normal yang Perlu Ibu Tahu
Pengaruh Kepribadian Ibu terhadap Proses Persalinan
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, keterkaitan antara kepribadian ibu dan proses persalinan bukanlah isapan jempol belaka.
“Kepribadian ibu memang berdampak pada proses persalinan. Berdasarkan beberapa penelitian, ibu dengan kepribadian neurotik atau neurotisisme, misalnya kecemasan berlebih, emosinya itu dapat mengganggu kelancaran persalinan,” jelas Gracia.
“Oleh karena itu, ibu yang hendak melahirkan sangat memerlukan support system; baik itu dari keluarganya, suaminya, dokter, maupun perawat,” sambungnya.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Reproductive and Infant Psychology (2017) juga membahas hubungan antara big five personality pada ibu dengan proses melahirkannya.
Salah satu kepribadian yang menjadi bagian dari big five tersebut, yaitu agreeableness.
Artikel Lainnya: Pijat Perineum Saat Hamil Bermanfaat Bantu Persalinan
“Orang dengan agreeableness ini biasanya jauh lebih terbuka. Ia mau menerima arahan dengan baik atau penurut,” ucap Gracia.
“Ibu dengan kepribadian tersebut biasanya akan bersedia menerima arahan dokter dan perawat, sehingga segala hambatan persalinan bisa dicegah,” tegasnya.
Tak cuma agreeableness yang menguntungkan si ibu, karakter lain dalam big five personality yang turut membantu kelancaran proses melahirkan adalah conscientiousness.
“Kepribadian conscientiousness dipenuhi oleh kesadaran. Jika tingkat kesadarannya tinggi, ibu akan lebih percaya diri, merasa kuat dan mampu, serta mencari banyak informasi tentang serba-serbi persalinan,” jelas Gracia.
“Ibu dengan karakter ini lebih siap dan matang dengan segala kondisi. Hal tersebut memang dibutuhkan oleh seorang ibu yang akan melahirkan,” lanjutnya.
Terlepas dari bagaimana kepribadian seseorang, dr. Devia Irine Putri berpendapat bahwa proses persalinan juga dipengaruhi oleh pengalaman dan tingkat toleransi nyeri.
Artikel Lainnya: Penting! Cara Tepat Mengejan Saat Melahirkan
“Ibu yang pernah merasakan sakitnya persalinan biasanya akan mengalami trauma. Selain itu, ambang batas nyeri setiap orang juga beda-beda,” kata dr. Devia.
Tingkat ketahanan nyeri seseorang sangat bergantung pada faktor usia, genetik, penyakit kronis yang dimiliki, gangguan psikologis, ekspektasi, serta pengalaman sebelumnya.
Sebagai contoh, ibu A berpendapat bahwa melahirkan secara normal bukanlah hal yang terlalu menyulitkan, karena ambang batas nyeri yang ia miliki cukup tinggi.
Hal itu belum tentu berlaku buat ibu B. Karena ambang batas nyerinya rendah, kontraksi dan proses pengeluaran bayi dianggap sangat menyakitkan. Reaksi sakit yang terbilang “heboh” itu akhirnya menghambat proses persalinan.
Bisakah Kepribadian Ibu Diubah Agar Proses Persalinan Lancar?
Perlu diingat bahwa kepribadian merupakan karakter yang sudah menetap, sehingga hal tersebut tidak bisa diubah; apalagi dengan cara kilat.
“Mungkin yang bisa dilakukan adalah, ia harus aware terhadap sifatnya sendiri, khususnya yang bisa menghambat proses persalinan. Sehingga, ia bisa mempersiapkan diri dengan baik,” saran Gracia.
Artikel Lainnya: Agar Sukses Persalinan Normal, Ini 5 Hal yang Perlu Anda Tahu
Dengan memahami karakternya itu, orang tersebut akan lebih open minded, belajar, dan mau menerima arahan. Ibu dengan karakter pencemas, misalnya, ia harus belajar cara mengontrol diri agar tidak ada hambatan saat melahirkan.
Ketika ibu sudah lebih bisa mengontrol diri dan open minded, dr. Devia mengatakan, kini giliran dokter dan perawat yang berperan.
Para tenaga medis tersebut harus memberikan edukasi dan arahan dengan baik agar si ibu tidak tegang dan lebih siap.
Benar bahwa kepribadian ibu punya andil dalam kelancaran proses persalinan. Namun, hal tersebut tidak akan menjadi masalah, khususnya jika Anda tahu bagaimana cara mengontrol diri.
Masih penasaran dengan topik bahasan ini? Punya pertanyaan lain seputar kehamilan, melahirkan, dan kesehatan mental ibu?
Tak perlu ragu untuk berkonsultasi kepada ahlinya melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)