Pertanyaan mengenai apakah berhubungan seks sekali saja bisa menyebabkan kehamilan adalah salah satu yang sering diajukan, terutama oleh individu yang baru memulai aktivitas seksual. Jawaban singkatnya adalah ya, berhubungan seks sekali saja bisa menyebabkan kehamilan.
Tim redaksi KlikDokter berbincang dengan dr. Atika untuk menjelaskan bagaimana proses kehamilan terjadi, faktor-faktor yang memengaruhi kemungkinan hamil, serta tips pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan.
Artikel lainnya: Tips Kehamilan Sehat Langsung dari Para Dokter
Proses Terjadinya Kehamilan
Untuk memahami bagaimana kehamilan bisa terjadi dari satu kali hubungan seksual, penting untuk memahami proses biologis di balik pembuahan. Kehamilan dimulai ketika sperma membuahi sel telur (ovum), dan proses ini melibatkan beberapa tahap penting:
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses di mana ovarium melepaskan sel telur yang matang ke dalam tuba falopi. Ini biasanya terjadi sekitar pertengahan siklus menstruasi wanita, yaitu sekitar hari ke-14 dari siklus 28 hari, meskipun bisa bervariasi di antara individu.
2. Pembuahan
Setelah ovulasi, sel telur bergerak melalui tuba falopi menuju rahim. Jika hubungan seksual terjadi dalam periode ini, sperma yang memasuki tubuh wanita dapat membuahi sel telur.
Sperma dapat hidup dalam tubuh wanita selama sekitar 3-5 hari, sehingga hubungan seksual yang terjadi beberapa hari sebelum ovulasi juga dapat menyebabkan kehamilan.
3. Implantasi
Setelah pembuahan, zigot (sel yang dihasilkan dari peleburan sperma dan sel telur) bergerak menuju rahim dan menempel pada dinding rahim. Proses ini disebut implantasi dan menandai awal kehamilan.
Artikel lainnya: Tanda-Tanda Kehamilan Awal yang Harus Anda Tahu
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kemungkinan Hamil dari Satu Kali Hubungan Seksual
Meskipun mungkin untuk hamil dari satu kali hubungan seksual, ada beberapa faktor yang memengaruhi kemungkinan ini:
1. Waktu dalam siklus menstruasi
Kemungkinan terbesar untuk hamil terjadi jika hubungan seksual berlangsung selama masa ovulasi. Sebaliknya, kemungkinan ini lebih kecil jika hubungan seksual terjadi jauh dari waktu ovulasi.
2. Kualitas dan kuantitas sperma
Jumlah dan kualitas sperma pria juga berperan dalam menentukan kemungkinan kehamilan. Sperma yang sehat dan motil (mampu bergerak dengan baik) memiliki peluang lebih besar untuk mencapai dan membuahi sel telur.
3. Kesehatan reproduksi wanita
Kesehatan reproduksi wanita, termasuk kondisi rahim, tuba falopi, dan kesehatan hormonal, juga memengaruhi peluang kehamilan. Masalah kesehatan seperti endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat memengaruhi kesuburan.
4. Frekuensi hubungan seksual
Meskipun satu kali hubungan seksual bisa menyebabkan kehamilan, frekuensi hubungan seksual yang lebih tinggi secara umum meningkatkan peluang terjadinya kehamilan karena meningkatkan peluang sperma bertemu dengan sel telur selama masa subur.
Artikel lainnya: Kiat Berhubungan Seks Saat Hamil Muda
Mitos dan Fakta tentang Kehamilan dari Satu Kali Hubungan Seksual
Ada banyak mitos seputar kemungkinan hamil dari satu kali hubungan seksual. Berikut adalah beberapa mitos umum dan fakta yang sebenarnya:
Mitos 1: "Tidak bisa hamil jika hubungan seksual dilakukan di luar masa subur"
Fakta: Meskipun kemungkinan hamil lebih kecil di luar masa subur, sperma bisa bertahan hidup dalam tubuh wanita hingga lima hari. Jadi, jika hubungan seksual dilakukan beberapa hari sebelum ovulasi, masih ada peluang untuk hamil.
Mitos 2: "Menarik penis sebelum ejakulasi (metode penarikan) aman dan efektif"
Fakta: Metode penarikan tidak sepenuhnya efektif karena cairan pra-ejakulasi dapat mengandung sperma. Selain itu, sulit untuk mengontrol penarikan tepat waktu, sehingga tetap ada risiko kehamilan.
Mitos 3: "Hanya bisa hamil dengan penetrasi yang dalam"
Fakta: Kehamilan dapat terjadi dengan penetrasi yang dangkal selama sperma mencapai vagina dan berenang menuju serviks.
Artikel lainnya: Tips Aman Berhubungan Seks di Trimester Ketiga Kehamilan
Pencegahan Kehamilan yang Tidak Diinginkan
Bagi pasangan yang ingin mencegah kehamilan, penting untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif. Berikut adalah beberapa metode kontrasepsi yang dapat dipertimbangkan:
1. Kondom
Kondom adalah metode kontrasepsi yang efektif dan mudah digunakan. Selain mencegah kehamilan, kondom juga melindungi dari infeksi menular seksual (IMS).
2. Pil kontrasepsi
Pil kontrasepsi mengandung hormon yang mencegah ovulasi. Pil ini harus diminum setiap hari pada waktu yang sama untuk efektivitas maksimal.
3. Implan dan IUD
Implan dan intrauterine devices (IUD) adalah metode kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif. Implan ditempatkan di bawah kulit lengan, sedangkan IUD ditempatkan di dalam rahim oleh tenaga medis.
4. Suntikan kontrasepsi
Suntikan kontrasepsi diberikan setiap tiga bulan dan bekerja dengan cara mengeluarkan hormon yang mencegah ovulasi.
5. Metode kontrasepsi darurat
Pil kontrasepsi darurat (morning-after pill) dapat digunakan hingga 72 jam setelah hubungan seksual yang tidak terlindungi untuk mencegah kehamilan. Ini bukan metode kontrasepsi rutin dan hanya digunakan dalam keadaan darurat.
Artikel lainnya: Penyebab Pendarahan Setelah Berhubungan Seks Saat Hamil
Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Bagi pasangan yang aktif secara seksual, sangat penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mengenai pilihan kontrasepsi yang paling sesuai.
Profesional kesehatan dapat memberikan informasi yang akurat dan membantu membuat keputusan yang tepat berdasarkan kebutuhan individu dan pasangan. Berhubungan seks sekali saja bisa menyebabkan kehamilan jika terjadi pada waktu yang tepat dalam siklus menstruasi wanita.
Proses ovulasi, kualitas sperma, dan kesehatan reproduksi wanita semuanya berperan dalam menentukan kemungkinan hamil dari satu kali hubungan seksual.
Meskipun terdapat banyak mitos seputar kehamilan, fakta menunjukkan bahwa risiko kehamilan tetap ada bahkan dengan satu kali hubungan seksual. Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, penting untuk menggunakan metode kontrasepsi yang efektif dan konsisten.
Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat disarankan untuk memilih metode yang paling sesuai dan mendapatkan informasi yang akurat mengenai kesehatan reproduksi.
Dengan memahami proses kehamilan dan faktor-faktor yang memengaruhinya, individu dan pasangan dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksi mereka.
Selain itu, pendidikan seks yang komprehensif dan penggunaan kontrasepsi yang efektif adalah kunci untuk mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan memastikan kesejahteraan seksual yang optimal.
Artikel lainnya: Perdarahan Usai Hubungan Seks saat Hamil, Efek Solusio Plasenta?
Untuk bahasan lainnya seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan hingga hewan peliharaan, segera download aplikasi KlikDokter atau Kamu bisa memilih langsung topik kesehatannya.