Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh wanita yang akan hamil adalah menjaga agar berat badannya dalam batas normal. Pasalnya, kenaikan berat badan yang terlalu banyak dapat memengaruhi kondisi ibu serta janin di dalam kandungan.
Batasan berat badan ideal dapat diukur berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT). Cara menghitungnya adalah dengan rumus: Berat badan (kg) dibagi hasil dari Tinggi badan x Tinggi badan (m2). Klasifikasi internasional IMT oleh World Health Organization (WHO) untuk populasi Asia-Pasifik adalah sebagai berikut:
- IMT < 18,5 kg/m2 = kekurangan berat badan (underweight)
- IMT 18,5–22,9 kg/m2 = berat badan normal
- IMT 23,0–24,9 kg/m2 = kelebihan berat badan (overweight)
- IMT 25,0–29,9 kg/m2 = obesitas derajat I
- IMT ≥ 30,0 kg/m2 = obesitas derajat II
Namun, penentuan apakah seseorang kelebihan berat badan atau tidak dapat dilakukan secara spesifik, yakni dengan menghitung persentase lemak tubuh. Hal ini dapat meningkatkan keakuratan penentuan kelebihan berat badan ataupun obesitas.
Artikel Lainnya: Kenaikan Berat Badan Normal untuk Ibu hamil
Masalah Kesehatan Bagi Ibu Hamil dan Janin
Kelebihan berat badan ataupun obesitas saat hamil dapat lebih berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, baik bagi sang ibu maupun janin di dalam kandungan. Risiko yang bisa dialami oleh sang ibu, yaitu:
-
Diabetes gestasional
Diabetes gestasional merupakan diabetes yang baru ditemukan atau didiagnosis saat kehamilan. Wanita yang mengalami diabetes gestasional lebih berisiko mengalami diabetes setelah masa kehamilan usai. Diabetes ini juga mungkin diturunkan kepada anaknya. Selain itu, diabetes gestasional dapat meningkatkan kemungkinan ibu melahirkan melalui proses operasi caesar.
-
Preeklamsia
Kondisi ini ditandai dengan naiknya tekanan darah (hipertensi), adanya protein dalam pemeriksaan urine (proteinuria), dan retensi cairan (edema) yang bisa ditemukan di kaki, tangan, mata, atau wajah, setelah masa kehamilan mencapai 20 minggu. Ada kemungkinan mengalami gagal ginjal atau hati. Risiko mengalami kejang dan strok juga dapat dialami.
-
Sleep apnea
Sleep apnea adalah berhentinya napas dalam periode singkat saat tidur, Kondisi ini meningkatkan risiko ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi, preeklamsia, eklamsia, dan gangguan jantung serta paru.
Artikel Lainnya: Kenaikan Berat Badan Saat Hamil Hambat Masa Menyusui?
Risiko Kelebihan Berat Badan bagi Ibu Hamil
Sedangkan, risiko yang bisa dialami oleh janin di dalam kandungan adalah:
Keguguran
Wanita hamil dengan obesitas lebih berisiko keguguran dibanding wanita hamil yang tidak obesitas.
Kelahiran prematur
Ketika ibu hamil memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka akan lebih berisiko mengalami preeklamsia. Preeklamsia biasanya berhubungan dengan terjadinya kelahiran prematur.
Kelahiran mati
Makin tinggi nilai IMT ibu hamil, makin meningkat pula risiko mengalami kelahiran mati pada bayi.
Kelainan bawaan
Bayi yang lahir dari ibu yang obesitas lebih berisiko mengalami kelainan bawaan, seperti cacat pada jantung maupun cacat pada saraf tulang belakang.
- Makrosomia
Makrosomia merupakan kondisi ketika bayi berukuran lebih besar dari normal. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera pada bayi saat proses persalinan. Di samping itu, bayi yang lahir dengan kelebihan kadar lemak lebih berisiko mengalami obesitas pada kemudian hari.
Dengan mengetahui begitu banyak risiko kelebihan berat badan saat hamil, maka sudah seharusnya para wanita mempersiapkan kehamilannya dengan sebaik mungkin. Pastikan Anda memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setiap harinya, untuk mendapatkan keturunan yang berkualitas.
Bila punya pertanyaan lain seputar topik ini, gunakan fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk konsultasi dengan dokter.
[RS/ RVS]