Memiliki keturunan adalah harapan tiap pasangan, terutama yang baru menikah. Untuk mewujudkannya, banyak hal yang dapat dilakukan pasangan suami istri. Salah satunya adalah melakukan hubungan seksual di masa subur. Sebagai upaya untuk menghitungnya, sebagian besar wanita menggunakan kalender kesuburan.
Kalender kesuburan merupakan salah satu metode untuk mengetahui masa subur seorang wanita. Setiap wanita dalam usia reproduksi umumnya akan mengalami menstruasi, yang mengawali siklus haid. Siklus haid merupakan rentang waktu antara hari pertama haid hingga haid bulan berikutnya. Normalnya, siklus ini berlangsung selama 21-35 hari.
Seluk beluk ovulasi
Selama siklus haid, terjadi proses pematangan sel telur di indung telur (ovarium) hingga kemudian sel telur tersebut dilepaskan menuju saluran tuba. Momen ini disebut dengan ovulasi. Sel telur tersebut dapat bertahan hingga dua hari dan bila dibuahi oleh sel sperma dapat terjadi kehamilan.
Meski demikian, masa subur seorang wanita tidak terbatas pada saat ovulasi atau satu hari setelahnya saja. Mengingat masa hidup sperma yang cukup panjang yakni 3-5 hari, maka bila hubungan seksual dilakukan beberapa hari sebelum ovulasi, sperma masih dapat hidup dan membuahi sel telur saat tiba waktunya ovulasi. Karena itu, masa subur berlangsung dari tiga hari sebelum hingga satu hari setelah ovulasi.
Lalu, bagaimana mengetahui hari ovulasi? Ovulasi umumnya berlangsung 14 hari sebelum haid berikutnya. Sebagai contoh: bila siklus haid seseorang adalah 28 hari, maka ovulasi akan terjadi di hari ke-14 dan masa subur orang tersebut adalah di hari ke-11 sampai hari ke-15.
Bila Anda melakukan hubungan seksual di masa subur ini, maka peluang untuk hamil lebih besar. Sebaliknya, bila Anda ingin menunda kehamilan, hindari melakukan hubungan seksual di hari-hari tersebut. Metode perhitungan di atas dapat diterapkan pada wanita dengan siklus haid yang teratur.
Adakah manfaat lain dari kalender kesuburan?
Kalender kesuburan memang secara spesifik bertujuan untuk memprediksi masa subur dan ovulasi seseorang. Biasanya, metode ini dilakukan dengan mencatat hari pertama menstruasi di kalender selama 3-6 bulan berturut. Namun, metode ini secara tidak langsung juga dapat mendeteksi tanda awal gangguan kesuburan.
Setelah menandai hari pertama menstruasi selama beberapa bulan, Anda dapat mengetahui beberapa data mengenai siklus haid Anda, seperti berapa lama siklus haid Anda dan apakah teratur atau tidak. Siklus haid dikatakan tidak teratur bila jangka waktu antara hari pertama haid dengan haid berikutnya berubah-ubah.
Sebagai contoh, siklus haid selama tiga periode berturut-turut adalah 20, 27, dan 32 hari. Bila terjadi lebih dari 35 hari, maka dapat dikatakan bahwa siklus haid Anda memanjang. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan, salah satu yang paling sering adalah polycystic ovarian syndrome (sindrom ovarium polikistik/PCOS).
PCOS terjadi akibat ketidakseimbangan hormon androgen dan estrogen dalam tubuh sehingga memengaruhi siklus menstruasi. PCOS merupakan penyebab paling sering seorang wanita sulit hamil karena periode ovulasi yang tidak menentu. Selain siklus haid memanjang, tidak teratur, dan sulit hamil, orang dengan PCOS juga dapat mengalami diabetes, kelebihan berat badan,dan sindrom metabolik lainnya.
Sementara itu, bila siklus haid terjadi kurang dari 21 hari maka dapat dikatakan memendek. Penderita biasanya akan menyadari ketika mengalami haid dua hingga tiga kali dalam satu bulan. Beberapa hal yang mungkin menyebabkan siklus haid memendek adalah gangguan produksi follicle stimulating hormone (FSH), penurunan berat badan secara drastis, juga depresi. Yang jelas, mereka yang siklus haidnya memendek juga rentan mengalami gangguan kesuburan.
Meskipun kalender kesuburan bertujuan untuk mengetahui masa subur, metode ini dapat menjadi sarana untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan kesuburan. Dengan demikian, Anda dapat lebih awal berkonsultasi dengan dokter mengenai masalah kesuburan Anda.
[RS/ RVS]