Diabetes merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi, termasuk potensi terhadap masalah kesuburan, baik pada laki-laki maupun perempuan. Walaupun masih sangat mungkin bagi seseorang dengan diabetes untuk hamil, tapi tak sedikit juga pasangan dengan diabetes yang mengeluhkan kesulitan untuk hamil.
Salah satu solusi alternatif bagi pasangan yang mengalami kesulitan mendapat kehamilan adalah program bayi tabung. Namun, apakah ini aman jika dilakukan oleh penderita diabetes?
Efek diabetes pada kesuburan
Pada kesuburan laki-laki, efek yang dapat ditimbulkan diabetes, antara lain:
- Berbagai kelainan sperma, seperti jumlah dan pergerakan sperma yang berkurang serta kelainan bentuk sperma.
- Gangguan ereksi atau disfungsi ereksi. Sebab, diabetes dapat menimbulkan gangguan saraf, sehingga menyebabkan kurangnya sensasi yang membuat laki-laki jadi kesulitan untuk merasa terangsang.
Selain itu, gangguan aliran darah akibat diabetes bisa membuat laki-laki kesulitan mempertahankan ereksinya.
- Masalah ejakulasi akibat gangguan saraf yang membuat sperma tak keluar, tapi justru mengalir ke kandung kemih. Bahkan, gangguan saraf juga bisa membuat ejakulasi sama sekali tak terjadi.
Sementara pada kesuburan perempuan, antara lain:
- Mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS) yang dapat mengganggu kesuburan.
- Haid tak teratur dengan siklus lebih dari 35 hari, bahkan bisa sama sekali tak mengalami haid selama 6 bulan atau lebih.
- Menyebabkan menopause dini atau menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun)
- Menimbulkan kanker endometrium atau kanker rahim yang dapat menyebabkan ketidaksuburan jika tak ditangani sejak dini.
Program bayi tabung sebagai alternatif untuk penderita diabetes
Akan tetapi, para penderita diabetes yang menginginkan kehamilan tak perlu berkecil hati.
Meskipun ada kemungkinan kesulitan hamil secara alami, penderita diabetes masih dapat disarankan untuk menggunakan teknologi reproduksi berbantu, misalnya saja program bayi tabung. Ya, penderita diabetes dapat menjalani program bayi tabung.
Meski demikian, ada beberapa persiapan khusus yang diperlukan. Salah satu faktor penting yang harus sangat diperhatikan adalah kadar gula darah yang sebaiknya sudah terkontrol sebelum terjadi kehamilan.
Kadar gula darah yang terlalu tinggi, terutama pada awal kehamilan, berisiko menyebabkan keguguran dan cacat bawaan pada janin, seperti pada otak, jantung, dan sumsum tulang belakang yang terbentuk pada awal kehamilan.
Untuk memastikan kadar gula darah telah terkontrol, Anda dapat melakukan pemeriksaan HbA1C. Kadar gula darah dapat dianggap baik atau terkontrol apabila hasilnya di bawah 6-7 persen. Akan lebih baik jika kadar gula darah sudah terkontrol dengan baik sejak 3-6 bulan sebelum kehamilan.
Selain itu, Anda mungkin akan disarankan untuk mengurangi berat badan. Sebab, berat badan berlebih bisa membuat kadar gula darah jadi sulit terkontrol.
Selanjutnya, Anda juga perlu dinilai untuk menentukan apakah terdapat komplikasi dari penyakit diabetes yang Anda derita. Misalnya saja, masalah pada ginjal, jantung, atau saraf. Hal ini untuk memastikan tubuh Anda benar-benar sehat untuk menjalani kehamilan.
Seperti wanita lain yang berencana untuk hamil, penderita diabetes juga disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebelum hamil. Kekurangan zat ini dapat menyebabkan kelainan penutupan tabung saraf (neural tube defect) pada janin.
Kelainan tersebut bisa menyebabkan otak dan sumsum tulang belakang janin tak tumbuh secara normal, serta berpotensi menimbulkan penyakit seperti spina bifida.
Jadi, penderita diabetes yang mengalami masalah kesuburan dan kesulitan untuk hamil secara alami masih dapat menjalani program bayi tabung. Namun dengan catatan khusus, sebelumnya penderita diabetes harus melakukan berbagai persiapan khusus. Dengan demikian kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan sampai proses melahirkan dapat terjaga.
[MS/ RH]