Namanya celaka, tidak ada yang tahu. Meski sudah menjaga diri dan kandungannya sebaik mungkin terutama gizinya, cobaan bisa datang dari luar. Salah satunya digigit hewan liar.
Risiko menakutkan dari digigit hewan bukan luka berdarahnya, melainkan bahaya rabiesnya. Lantas, bolehkah memberikan vaksin rabies untuk ibu hamil?
Ibu hamil sendiri memiliki sejumlah pantangan. Tak sembarang zat bisa masuk ke dalam tubuhnya ketika wanita sedang mengandung. Dikhawatirkan, zat tersebut bisa memengaruhi kondisi janinnya.
Namun di sisi lain, nyawa si ibu sedang dipertaruhkan. Nah, untuk tahu boleh tidaknya seorang ibu hamil mendapatkan suntik vaksin rabies, simak penjelasannya di bawah ini.
Vaksin Rabies untuk Ibu Hamil, Aman atau Tidak?
Dilansir laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, apabila habis digigit binatang yang berpotensi menularkan penyakit rabies, Anda harus segera diberikan profilaksis pasca pajanan dengan imunoglobulin rabies dan vaksin rabies.
Kenapa harus sesegera mungkin? Sebab, tingkat kematian akibat rabies adalah 100 persen di antara semua penyakit menular!
Jika itu sampai dialami oleh ibu hamil, risiko kematian pada bumil serta gangguan pada janinnya akan sangat tinggi. Beruntungnya, suntik vaksin rabies pada bumil itu diperbolehkan!
Hingga saat ini, vaksin rabies terbukti aman digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bahkan, belum ada penelitian yang menemukan adanya peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau kelainan janin setelah bumil suntik vaksin tersebut.
Dilansir Unicare, satu studi kasus di Meksiko melaporkan ada dua ibu hamil yang tergigit oleh hewan mengidap rabies. Satu ibu tengah hamil trimester kedua, sedangkan yang satunya lagi trimester ketiga.
Keduanya lantas mendapatkan vaksinasi serta obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan adanya efek samping pada ibu beserta janinnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh dr. Devia Irine Putri. Dirinya mengatakan, “Vaksin rabies untuk ibu hamil itu aman. Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa vaksin tersebut menyebabkan masalah pada janin. Rabies sendiri infeksi yang bisa menyerang sistem saraf dan otak. Tentunya bisa menyebabkan kematian pada ibu kalau sampai terlambat ditangani.”
Artikel Lainnya: 4 Rekomendasi Vaksin untuk Wanita Sebelum Hamil
Bahaya Rabies pada Ibu Hamil dan Janinnya
Seperti yang sudah disinggung di atas, risiko kematian penyakit rabies itu 100 persen. Apabila ibu meninggal dunia, hal sama akan menimpa janinnya.
Intinya, saat ibu digigit oleh hewan, khususnya hewan liar, ada baiknya suntik vaksin rabies segera diberikan, sekalipun si ibu tidak mengalami gejala rabies.
Kerap kali bumil dan orang di sekitarnya meremehkan atau menunda pemberian vaksin rabies karena kondisi setelahnya dianggap baik-baik saja alias tanpa gejala.
Padahal, di saat itulah virus lyssaviruses masuk ke masa inkubasi. Masa inkubasinya pun tak cuma satu dua hari, melainkan dari tiga minggu hingga tiga bulan! Jadi, jangan sampai terkecoh!
Jika hal ini dianggap enteng, bumil mulai akan merasakan demam, lemas, dan sakit kepala. Lama-kelamaan, gejalanya bisa mencakup:
- Rasa gatal dan nyeri pada luka bekas gigitan hewan.
- Mengalami cemas.
- Linglung atau jadi bingung.
- Berhalusinasi.
- Keluar banyak air liur.
- Otot-otot jadi kaku dan tidak dapat bergerak.
- Sulit bernapas.
- Kesulitan menelan.
- Susah tidur.
- Penurunan kesadaran.
Risiko-risiko tak tentu pun akan menyerang janinnya. Sehingga, baik ibu dan janinnya akan mengalami rangkaian gejala yang berujung pada kematian.
Artikel Lainnya: Imunisasi untuk Ibu Hamil, Dianjurkan atau Tidak?
Pengobatan Rabies pada Ibu Hamil
Pengobatan untuk kondisi ini adalah dengan suntik vaksin rabies. Kapan waktu terbaik untuk memberikan suntik vaksin rabies pada ibu hamil? Jawabannya, tetap sesegera mungkin saat ibu habis tergigit oleh binatang yang diduga mengalami rabies.
Meski penyakit satu ini sering dianggap sebagai penyakit anjing gila, tetapi bukan cuma anjing yang bisa menularkan rabies ke manusia.
Masih ada hewan kelelawar, monyet, kucing, kambing, hingga sapi yang bisa menularkan virus berbahaya tersebut.
Ada pun tahapan pengobatan dan pencegahan rabies yang bisa dilakukan, yakni:
- Sehabis digigit oleh salah satu hewan tadi, Anda atau orang terdekat bisa membersihkan dulu area luka dengan air mengalir dan sabun selama beberapa menit.
- Keringkan dengan tisu lalu balut dengan perban atau kain bersih.
- Segeralah ke rumah sakit terdekat.
- Dokter akan memberikan ibu hamil vaksin rabies beserta obat immunoglobulin ke dalam dan sekitar area yang tergigit.
Pemberian vaksin rabies untuk ibu hamil pada dasarnya tidak menjadi kontradiksi. Apabila masih pertanyaan seputar vaksinasi saat hamil, langsung saja konsultasikan hal tersebut pada dokter kami lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)