Bagi beberapa ibu hamil, masa kehamilan tidak selalu berjalan mulus. Ada yang bahkan sampai mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder saat hamil.
Bentuk gangguan tersebut dapat menghalangi bumil untuk menikmati masa kehamilannya. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan saja.
Apa penyebab gangguan kecemasan saat hamil dan bagaimana mengatasinya? Yuk, simak kata psikolog berikut ini!
Kenapa Ibu Hamil Bisa Mengalami Anxiety Disorder?
Pada dasarnya, gangguan kecemasan bisa dialami siapa pun, tak hanya ibu hamil. Seseorang dikatakan terkena anxiety disorder kalau sudah mengalaminya secara konstan.
"Anxiety disorder ialah gangguan kecemasan yang muncul secara terus-menerus dan sangat mengganggu aktivitas sehari hari. Jadi, kalau cemas cuma sesekali saja dan tidak terlalu mengganggu aktivitas, maka belum disebut anxiety disorder," ungkap Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.
Ibu hamil memang rentan mengalami kondisi ini. Faktornya pun beragam dan tidak bisa disamakan pada setiap ibu hamil. Misalnya, pengalaman keguguran sebelumnya.
"Penyebab ibu hamil mengalami kecemasan bisa banyak hal. Misalnya, pernah mengalami kegagalan dalam kehamilan. Jadi, ketika ia hamil lagi, ia khawatir akan terulang lagi kegugurannya," ujar psikolog Ikhsan.
"Selain itu, faktor lainnya juga bisa disebabkan oleh hormon ibu hamil yang tidak stabil. Jadi, memengaruhi mood-nya juga yang menyebabkan mudah cemas," tambahnya.
Artikel lainnya: 7 Gejala Fisik Akibat Gangguan Kecemasan
Bahaya Gangguan Kecemasan pada Ibu Hamil
Gangguan kecemasan yang dialami ibu hamil tidak boleh dipandang sepele. Hal ini cukup berbahaya bagi kesehatannya.
Dampaknya tidak hanya pada ibu hamil, tapi juga pada janin. Pada akhirnya, efek merugikan juga bisa dirasakan anak dalam kandungan yang sedang di fase perkembangan.
"Dampak gangguan kecemasan bisa berbahaya buat ibu dan janin di dalam kandungan. Ketika cemas, tentu ibu akan panik dan stres. Nah, hal itu juga memengaruhi janin," jelas Ikhsan.
"Gangguan yang mungkin terjadi adalah terpengaruhnya perkembangan otak janin. Kemudian, bisa jadi lahir prematur dan pasokan oksigen ke janin berkurang, karena ibu selalu cemas dan stres," sambungnya.
Pendapat psikolog Ikhsan disetujui dr. Adeline Jaclyn. Gangguan kecemasan bisa meningkatkan risiko preeklampsia saat hamil, lahir prematur, dan berat badan lahir rendah.
Artikel lainnya: Makanan dan Minuman Penghilang Rasa Cemas
Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan saat Hamil
Demi kesehatan ibu dan janin, ibu hamil yang mengalami gangguan kecemasan perlu segera mengetahui sumber kecemasannya agar bisa cepat diatasi.
"Coba ungkapkan kepada suami mengenai kecemasan yang dialami, apa yang sering dipikirkan. Pikiran dan perasaan negatif jangan dipendam sendiri," kata Ikhsan.
"Lakukan aktivitas yang dapat menyalurkan stres secara rutin, seperti olahraga atau yoga. Selain baik untuk mengurangi kecemasan, baik juga untuk masa kehamilan," sambungnya.
Ikhsan juga menyarankan untuk sebisa mungkin tidur cukup. Karena, tidur yang cukup bisa membantu menstabilkan emosi.
"Kalau mau ke tenaga profesional, akan diberikan terapi CBT untuk mengatasi pikiran negatif atau pikiran irasionalnya yang membuatnya jadi cemas berlebih," jelas Ikhsan.
Sementara, kalau memang mau terapi obat, sebaiknya pergi ke psikiater. Tetapi, Ikhsan menyarankan Anda untuk pergi bersama psikolog agar akar masalahnya bisa diselesaikan. Penggunaan obatnya pun perlu disesuaikan dengan kondisi kehamilan.
"Lalu, bisa juga lakukan relaksasi pernapasan. Hal ini bisa jadi pertolongan pertama," pungkas Ikhsan.
Bila Anda ingin konsultasi lebih cepat seputar gangguan kecemasan saat hamil kepada dokter dan psikolog, pakai Live Chat dari KlikDokter.
(FR/JKT)