Setelah ibu melahirkan, kondisi kurang tidur rasanya tak dapat terhindarkan. Tentu saja karena ibu mesti sering begadang mengurus bayi yang pola tidurnya belum terbentuk. Bahkan, setiap dua jam sekali, ibu harus bangun untuk menyusui buah hatinya. Kalau sudah begitu, sakit kepala akibat kurang tidur pasti sulit dihindari.
Ya, benar bahwa kekurangan waktu tidur bisa menjadi pemicu sakit kepala, tak terkecuali pada ibu yang baru saja melahirkan, Sakit kepala yang dirasakan dapat berupa migrain ataupun sakit kepala tegang (tension-type headache). Hal ini diperkuat oleh penelitian dari Missouri State University, bahwa terganggunya fase REM dalam tidur dapat mengubah protein-protein di otak sehingga memicu nyeri.
Menurut dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter, seseorang yang tertidur akan melewati beberapa fase. REM itu sendiri merupakan fase tidur bermimpi yang terjadi 70-90 menit setelah tertidur. “Nah, sakit kepala biasanya muncul ketika fase REM terganggu,” jelas dr. Theresia.
Maka, wajar saja jika ibu yang kerap terbangun akibat tangisan bayinya mengalami sakit kepala karena fase REM-nya terganggu setiap beberapa jam sekali.
Sementara itu, seorang ibu yang sebelumnya juga memiliki gangguan tidur sleep apnea memiliki risiko yang lebih besar untuk sakit kepala. Sebab, tak cuma fase REM-nya yang terganggu akibat sering terbangun, tetapi sekalinya ia bisa tidur, pasokan oksigen ke otak pun menjadi terhambat. Akibat dari kondisi ini, rendahnya kadar oksigen pada otak selama tidur dapat menyebabkan sakit kepala.
Walaupun Anda sudah mengetahui bahwa kurang tidur pasca melahirkan dapat menyebabkan sakit kepala, tetapi apakah sakit kepala yang diderita oleh ibu habis melahirkan hanya disebabkan oleh kurang tidur? Atau jangan-jangan, sakit kepala si ibu juga disebabkan oleh hal lain, yakni postpartum headache?
Apa itu postparfum headache?
Postpartum headache sering terjadi pada wanita setelah melahirkan. Dilansir Healthline, sebanyak 39 persen wanita mengalami sakit kepala dalam minggu pertama hingga enam minggu setelah melahirkan. Selain karena kurang tidur, penyebabnya adalah perubahan kadar hormon, riwayat migrain, dehidrasi, preeklamsia, dan efek samping dari obat-obatan.
Selain itu, ketika Anda terbangun di malam hari karena harus menyusui, tanpa disadari fisik dan emosional Anda terkuras oleh tuntutan menyusui hingga Anda stres dan berujung pada timbulnya sakit kepala.
Untuk preeklamsia sendiri, kondisi ini rupanya tak cuma dialami oleh ibu hamil tetapi juga ibu yang baru melahirkan. Maka, ketika Anda merasakan sakit kepala pasca melahirkan, sesak napas, sakit perut bagian atas, dan jadi jarang kencing, segeralah periksakan kondisi tersebut ke dokter.
Jangan lupa juga untuk melihat apakah ada gejala lainnya yang menyusul, seperti tekanan darah tinggi yang meningkat, demam, leher kaku, mual, serta perubahan visual ataupun masalah kognitif. Sebab jika tidak diperhatikan, bisa-bisa sakit kepala yang dirasakan ibu bukan karena kurang tidur, tetapi preeklamsia. Dan itu jelas berbahaya. Untuk meminimalkan frekuensi sakit kepala akibat sering begadang, tak perlu segan untuk meminta tolong suami atau anggota keluarga lain untuk ikut terlibat mengurus si Kecil secara bergantian saat malam hari.
[RS/ RVS]