Meninggalnya aktris Saphira Indah pada Rabu (30/1) lalu mengejutkan dan meninggalkan kepedihan di hati banyak orang. Pasalnya, pemain FTV ini meninggal dunia bersama janin yang dikandungnya setelah beberapa hari mengalami sesak napas. Kondisi sesak napas saat hamil biasanya merupakan hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Meski demikian, tidak boleh diabaikan.
Sesak napas merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Setidaknya 6 dari 10 ibu hamil pernah mengalami sesak. Sebagian besar kasus sesak napas saat kehamilan merupakan hal yang wajar dan tak menimbulkan bahaya. Namun ada pula sesak napas dalam kehamilan yang dapat membahayakan ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Kenali sesak napas yang berbahaya pada ibu hamil
Sesak napas bisa merupakan hal yang wajar terjadi akibat perubahan tubuh dalam kehamilan. Ini terjadi karena janin di dalam rahim semakin besar, dan rahim mendesak organ-organ lain ke arah atas.Akibatnya ruangan untuk paru dan jantung menjadi lebih sempit, napas pun bisa terasa lebih pendek-pendek.
Namun demikian, sesak napas bisa juga disebabkan karena beberapa penyakit seperti asma, gagal jantung, atau emboli paru. Ketiga penyakit tersebut lebih rentan dialami oleh ibu hamil dibandingkan orang lain pada umumnya.
Untuk bisa membedakan sesak napas yang normal dan yang berbahaya, ibu hamil perlu mengetahui tanda bahaya berikut:
- Adanya mengi (sesak napas disertai bunyi ’ngik-ngik’)
- Sesak napas makin lama makin berat
- Sesak napas menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu
- Disertai keluhan nyeri dada atau nyeri saat bernapas
- Tungkai bawah sangat bengkak
- Kebiruan pada bibir atau ujung jari.
Jika terdapat salah satu tanda di atas, kemungkinan besar sesak napas yang dialami merupakan kondisi yang membahayakan. Segeralah memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat.
Dampak sesak napas saat hamil pada janin
Jika ibu hamil mengalami sesak napas akibat penyakit yang serius, janin juga akan terkena dampaknya. Gangguan yang dapat terjadi pada janin di antaranya adalah:
Pertumbuhan janin terhambat
Sesak napas pada ibu hamil bisa menyebabkan asupan oksigen dan nutrisi pada janin ikut mengalami hambatan. Lama kelamaan kondisi sesak napas tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Ukuran tubuh, berat badan, dan ukuran kepala janin cenderung lebih kecil dibandingkan yang seharusnya. Kondisi ini akan menyebabkan masalah pasca persalinan. Bayi menjadi rentan mengalami infeksi, hipotermia (suhu tubuh lebih rendah dari normal), dan hipoglikemia (kadar gula darah lebih rendah dari normal).
Gawat janin (fetal distress)
Sesak napas yang berat pada ibu hamil dapat mengakibatkan janin kekurangan oksigen. Kondisi kekurangan oksigen yang berat pada janin akan mengakibatkan kondisi gawat janin. Kondisi ini ditandai dengan denyut jantung janin yang tidak normal, bisa terlalu cepat, bisa juga terlalu lambat. Jika keadaan ini terjadi, untuk menyelamatkan nyawa bayi, persalinan harus dilakukan segera. Sering kali persalinan dengan metode operasi caesarlah yang harus dilakukan. Selain itu, fasilitas neonatal intensive care unit (NICU) juga harus dipersiapkan untuk bayi setelah dilahirkan.
Kematian janin dalam kandungan (intrauterine fetal death/ IUFD)
Jika kondisi gawat janin terlambat untuk ditangani, maka dampak terburuk pada janin adalah kematian janin di dalam kandungan. Ini ditandai dengan tidak terasanya lagi pergerakan janin, serta denyut jantung janin yang tak terdengar lagi dari pemeriksaan doppler. Jika kondisi ini terjadi, janin tetap harus dikeluarkan dengan segera dari kandungan ibu. Jika tidak, tubuh ibu akan menganggap janin sebagai benda asing yang harus dilawan sehingga terjadi reaksi imun dan pembekuan darah yang berlebihan pada tubuh ibu.
Keluhan sesak napas saat hamil memang sering dialami ibu yang mengandung tapi jangan sepelekan gejalanya. Bila terdapat tanda bahaya, segera periksakan diri ke dokter atau konsultasi melalui Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter agar ibu dan janin terhindar dari komplikasi yang berbahaya.
[RVS]