Setelah 4 tahun menikah, pasangan Budi dan Ani belum juga dikaruniai keturunan. Pada ulang tahun pernikahannya yang ke-5, Ani akhirnya hamil.
Kabar tersebut tentu saja membaawa kebahagiaan pagi pasangan tersebut. Mereka pun segera merencanakan berbagai hal untuk mempersiapkan kelahiran anak pertamanya.
Selama hamil, Ani tidak pernah sakit. Ia selalu mengonsumsi makanan bergizi, serta tidak pernah lupa minum suplemen yang disarankan dokter. Memasuki usia kehamilan 22 minggu, Ani mulai merasakan gerakan janin.
Kejadian ini membuat mereka merasa semakin dekat dengan calon bayi. Ketika usia kehamilan menginjak 37 minggu, gerakan janin di perut Ani semakin kuat dan sering. Kejadian ini mengganggu waktu tidur Ani, sebab bayinya lebih aktif di waktu malam.
Artikel Lainnya : Mengenal Ragam Posisi Janin, Mana yang Perlu Diwaspadai?
Suatu hari, Ani menyadari bahwa hari itu ia merasakan perbedaan jumlah gerakan janin di dalam perutnya. Ia berbaring dan mulai menghitungnya. Dalam waktu 2 jam, ia hanya mendapatkan 5 gerakan.
Tanpa pikir panjang, pasangan tersebut menemui dokter. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan tali pusat yang tertekuk dan terpelintir, sehingga aliran darah dan oksigen ke janin berkurang.
Ini juga yang menyebabkan gerakan sang janin berkurang. Dokter pun langsung mengambil tindakan untuk melahirkan sang bayi. Dokter mengatakan bahwa jika mereka terlambat beberapa jam saja, bayinya pasti sudah meninggal dalam kandungan sebelum dilahirkan.
Pernah mendengar kejadian di atas? Atau, jangan-jangan Anda sendiri pernah mengalaminya? Beruntung, cerita tersebut berakhir bahagia. Sebab pada akhirnya, bayi terlahir selamat dan sehat.
Namun, tidak jarang yang terjadi adalah sebaliknya. Di Indonesia, angka kejadian bayi lahir mati berjumlah 15 dari 1000 kehamilan hidup. Artinya, 1 dari 67 ibu kehamilan di Indonesia mengalami kejadian bayi meninggal di dalam kandungan.
Kejadian lahir mati dapat dicegah dengan menghitung gerakan janin, mengenali polanya, dan selalu waspada. Bila pola berubah dari biasanya, segera ambil tindakan.
Berikut adalah hal yang harus dilakukan bila merasa gerakan janin berkurang atau ditemukan adanya perubahan:
- Berbaringlah dalam posisi miring kiri, dan fokus pada gerakan janin selama 2 jam. Bila Anda tidak merasakan >10 gerakan, segera hubungi dokter atau bidan terdekat.
- Jangan pernah sepelekan tidak ditemukannya gerakan janin. Jangan mengandalkan perlengkapan apa pun yang Anda miliki untuk mendengarkan detak jantung janin.
Penanganan yang diberikan bergantung pada usia kehamilan Anda. Bila setelah diperiksa semuanya baik, Anda dianjurkan untuk tetap memerhatikan gerakan janin di rumah.
Bila gerakan janin kembali berkurang, segera hubungi dokter atau bidan kembali. Jangan segan-segan untuk menghubungi dokter atau bidan sekalipun hal ini sering terjadi. Lebih baik waspada daripada menyesal di kemudian hari.
(NB/RH)