Akhir trimester 3 menjadi momen paling dinanti sekaligus mendebarkan. Bagaimana tidak, proses persalinan akan berlangsung dan sang buah hati akan lahir ke dunia. Meski jadwal melahirkan sudah ada, bagaimana jadinya bila meleset?
Untuk menghadapinya, simak penjelasan mengenai langkah yang harus dilakukan dalam kondisi telat melahirkan berikut ini.
Jadwal Kelahiran Terlambat, Apa yang Bisa Dilakukan?
Kehamilan biasanya berlangsung antara minggu ke 39-41. Bayi yang lahir melewati 42 minggu tergolong dalam kelahiran yang terlambat.
Artikel lainnya: Penting! Cara Tepat Mengejan Saat Melahirkan
Kondisi kehamilan lewat bulan mungkin menimbulkan ketidaknyamanan bagi ibu hamil yang mengalaminya. Contohnya, ia sulit bergerak dengan baik, kesulitan tidur, dan lain sebagainya.
Menurut dr. Theresia Rina Yunita, pada dasarnya dokter kandungan akan menentukan usia kehamilan dan due date (perkiraan tanggal kelahiran) saat memeriksa kehamilan.
Dokter Theresia menjelaskan, “Menentukan usia kehamilan dan due date dengan menghitung sejak hari pertama haid terakhir dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG. Jika proses persalinan diharapkan normal, maka baiknya berkisar antara 37-42 minggu (full-term pregnancy).”
“Jika belum ada tanda-tanda persalinan, biasanya dokter akan menunggu hingga usia 41 minggu. Namun, tentunya dengan pemeriksaan rutin serta kondisi ibu dan janin tidak ada masalah,” ujarnya.
Bila selama menunggu jadwal persalinan sang ibu mengalami beberapa gangguan kesehatan, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan induksi persalinan atau operasi caesar.
Artikel lainnya: Rasa Sakit Melahirkan Ternyata Bisa Kalah dengan Kondisi Ini
Sembari menunggu jadwal persalinan, ibu hamil sebaiknya tetap berpikir positif dan menjaga kesehatan. Dilansir dari Very Well Family, beberapa hal berikut juga bisa dilakukan:
1. Sibukkan Diri dan Hindari Stres
Mengetahui jadwal melahirkan terlambat bisa menimbulkan rasa cemas dan stres. Karenanya, alihkan perhatian dengan kegiatan yang menyenangkan.
Misalnya, Anda bisa melakukan journaling, olahraga ringan (atas anjuran dokter kandungan), memasak, menonton film, dan mendengarkan musik favorit.
2. Siapkan Diri Bertemu dan Merawat Bayi
Tak dimungkiri, bertemu si kecil untuk pertama kalinya bisa terasa cukup mendebarkan. Beberapa orangtua baru pun ada yang masih ragu-ragu dalam merawat bayi.
Selagi menunggu waktu melahirkan, manfaatkan waktu untuk mempersiapkan diri menjadi ibu. Contohnya, gali kembali informasi perawatan dasar bayi baru lahir, ASI, dan sebagainya.
3. Persiapkan Barang dan Keperluan Bayi
Periksa kembali apakah barang yang dibutuhkan sudah lengkap atau belum. Langkah ini dapat mengurangi kecemasan karena segala hal sudah dipersiapkan dengan matang.
Tetap berkonsultasi dengan dokter perihal kondisi tubuh selama menunggu waktu persalinan. Dalam hal ini, dukungan suami dan keluarga sangat dibutuhkan agar ibu hamil dapat menjalani hari dengan bahagia hingga proses melahirkan tiba.
Bila ingin bertanya lebih lanjut seputar persalinan, konsultasi lebih mudah lewat Tanya Dokter Kandungan.
(FR/JKT)