Kehamilan

Manfaat Aspirin untuk Mencegah Preeklampsia

Endah Murniaseh, 05 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Aspirin konon dapat digunakan untuk mencegah preeklampsia. Apakah hal ini terbukti secara medis? Berikut ini fakta di balik manfaat aspirin untuk preeklampsia.

Manfaat Aspirin untuk Mencegah Preeklampsia

Ibu hamil tak lepas dari risiko gangguan kesehatan. Salah satu risiko yang mesti diwaspadai adalah preeklampsia.

Preeklampsia umumnya ditandai dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi yang terjadi selama kehamilan. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa mengancam keselamatan ibu dan janin dalam kandungannya.

Preeklampsia harus segera diobati, atau sebisa mungkin dicegah sejak dini. Salah satu cara yang disebut-sebut ampuh untuk mencegah dan mengobati preeklampsia adalah dengan mengonsumsi aspirin.

Artikel Lainnya: Ini Manfaat dan Efek Samping Aspirin, si Obat Sejuta Umat

 

1 dari 2

Aspirin untuk Preeklampsia, Benarkah Efektif?

Aspirin merupakan inhibitor siklooksigenase yang memiliki sifat antiradang dan antiplatelet.

Untuk penggunaan aspirin sebagai obat preeklampsia, American College of Obstetricians and Gynecologist merekomendasikannya dengan cara berikut, seperti:

  • Profilaksis aspirin dosis rendah (81 milligram per hari) direkomendasikan pada wanita dengan risiko preeklampsia tinggi. Konsumsinya harus dimulai pada usia kehamilan antara 12 hingga 28 minggu, dan dilanjutkan setiap hari hingga melahirkan.
  • Profilaksis aspirin dosis rendah harus diperhatikan bagi wanita yang memiliki banyak faktor risiko preeklampsia, seperti riwayat penyakit sebelumnya, hipertensi berkelanjutan, usia di atas 40 tahun, obesitas, dan sebagainya.
  • Profilaksis aspirin dosis rendah tidak direkomendasikan untuk indikasi kelahiran mati yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau tanpa adanya faktor risiko preeklampsia.
  • Pemberian aspirin tidak direkomendasikan untuk mencegah kelahiran prematur yang tiba-tiba atau tanpa adanya faktor risiko preeklampsia
  • Pemberian aspirin tidak dapat direkomendasikan untuk pencegahan keguguran dini.

Artikel Lainnya: Kencing Berbusa saat Hamil? Waspadai Preeklampsia

Melansir dari Mayo Clinic, penggunaan aspirin dosis rendah, antara 60 hingga 100 miligram, setiap hari tidak berbahaya bagi kehamilan. Aspirin dapat berbahaya jika digunakan dalam dosisi tinggi.

Konsumsi aspirin dosis tinggi dapat menimbulkan risiko gangguan pada tahap kehamilan. Pada trimester pertama, konsumsi aspirin dengan dosis tinggi dihubungkan dengan risiko keguguran dan cacat bawaan lahir.

Sementara itu, pada trimester ketiga, konsumsi aspirin dosis tinggi berhubungan dengan meningkatnya risiko penutupan pembuluh darah di jantung janin.

Lebih lanjut, konsumsi aspirin dosis tinggi selama terus-menerus atau dalam jangka waktu kehamilan dapat meningkatkan risiko perdarahan pada otak janin.

Mengingat adanya potensi risiko tersebut, konsumsi aspirin untuk mencegah preeklampsia mesti diawasi dengan ketat oleh dokter. Pasalnya, ada waktu di mana konsumsi obat tersebut mesti dihentikan guna mengurangi dampak buruk pada kehamilan.

“Konsumsi aspirin biasanya akan dihentikan untuk sementara waktu menjelang waktu persalinan. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko perdarahan berlebihan saat persalinan,” kata dr. Devia Irine Putri.

Artikel Lainnya: Amankah Ibu Hamil Minum Aspirin?

2 dari 2

Kontraindikasi Penggunaan Aspirin Selama Kehamilan

Terdapat beberapa kontraindikasi pada penggunaan aspirin untuk preeklampsia. Pasien dengan riwayat alergi aspirin atau hipersensitivitas terhadap jenis salisilat lain berisiko mengalami anafilaksis (syok yang disebabkan alergi), dan tidak boleh menerima obat tersebut sekalipun dalam dosis rendah.

Aspirin dosis rendah juga dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif terhadap obat antiradang non-steroid (OAINs) atau non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs).

Hal serupa juga berlaku pada pasien polip hidung, asma, atau yang memiliki riwayat bronkospasme. Penggunaan aspirin dosis rendah pada pasien tersebut dapat mengakibatkan bronkokonstriksi yang mengancam keselamatan.

“Jika selama mengonsumsi aspirin muncul keluhan, seperti nyeri ulu hati, perdarahan saat buang air besar, dan muntah darah, sebaiknya segera lapor ke dokter,” tutur dr. Devia.

“Biasanya dokter akan menghentikan pemberian aspirin dan mempertimbangkan untuk mengganti dengan antikoagulan lainnya,” pungkasnya.

Khasiat aspirin untuk mencegah preeklampsia bukanlah isapan jempol belaka. Kendati demikian, konsumsi obat tersebut selama kehamilan tetap harus diawasi secara ketat oleh dokter guna mengurangi risiko efek samping yang merugikan.

Guna mengetahui lebih lanjut soal aspirin untuk mencegah preeklampsia, Anda bisa berkonsultasi langsung kepada dokter dengan memanfaatkan Tanya Dokter atau aplikasi Klikdokter.

(NB/JKT)

Kehamilan
Preeklampsia