Sebagai wanita yang memperhatikan penampilan, perubahan pada kulit yang terjadi pasca-melahirkan mungkin akan sedikit mengejutkan.
Terlebih di tengah kesibukan mengurus bayi, me time untuk merawat kulit pun jadi barang mewah.
Jadi, apa saja, sih, masalah kulit setelah melahirkan itu? Bagaimana pula cara mengatasinya? Yuk, kita simak di sini.
Kenapa Terjadi Perubahan Kulit Selama Kehamilan?
Selama hamil, hormon ibu akan meroket hingga lebih dari 50 persen. Mau tak mau, kulit akan ikut terpengaruh. Terkait hal tersebut, dr. Dyah Novita Anggraini pun sependapat.
“Iya, pada umumnya, masalah kulit pasca melahirkan dan selama kehamilan terjadi karena adanya perubahan hormon,” ujar dr. Dyah Novita.
Ditambahkan David Leffel, MD, ahli kulit dari Yale School of Medicine di Connecticut, Amerika Serikat, saat hamil, tubuh menghasilkan sejumlah besar growth factor untuk janin dan menyuplai aliran darah yang lebih tinggi.
“Itu sebabnya, ibu hamil bisa terlihat bersinar karena peningkatan aliran darah ke kulit. Namun, di sisi lain, peningkatan aliran darah juga dapat menyebabkan pembuluh darah rusak yang dikenal sebagai spider angiomas," Leffel menjelaskan.
Selain perubahan hormonal, hal lain yang dapat memperburuk kondisi kulit setelah melahirkan adalah stres dan kelelahan. Terlebih menjadi orang tua baru dapat menyita waktu Anda hingga tidak sempat lagi merawat kulit.
Hanya saja, tutur dr. Dyah Novita, masalah kulit yang muncul saat hamil dan setelah melahirkan dapat membaik dengan sendirinya setelah persalinan.
“Biasanya 1-2 bulan pasca-melahirkan, kulit ibu sudah balik lagi ke biasanya. Jadi keluhan-keluhan tersebut tidak menetap,” kata dia.
Artikel Lainnya: Ini yang Terjadi pada Vagina Usai Melahirkan
Masalah Kulit Pasca-Melahirkan
Jadi, apa saja masalah kulit yang sering terjadi pasca-melahirkan? Berikut beberapa di antaranya yang perlu ibu ketahui.
-
Jerawat
Produksi progesteron yang meningkat selama kehamilan berguna untuk menjaga lapisan rahim yang sehat.
Di lain sisi, kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi kelenjar minyak, penumpukan sebum, dan pori-pori yang tersumbat. Itulah lahan subur untuk tumbuhnya jerawat!
“Masalah terbesar yang dialami wanita hamil adalah jerawat mereka semakin parah. Jerawat ini akan muncul di wajah, dada, atau punggung ibu hamil," kata Katz, direktur Klinik Bedah dan Laser Kosmetik di New York, AS.
“Untuk mengatasinya, terutama pada jerawat-jerawat yang besar dan menyakitkan, Anda bisa pakai obat topikal yang mengandung benzoil peroksida atau asam glikolat,” kata dr. Dyah Novita.
Namun, tidak semua wanita hamil melaporkan mengganasnya jerawat. Beberapa wanita justru melaporkan jerawat mereka membaik selama kehamilan.
-
Spider Angiomas
Spider angiomas adalah kumpulan pembuluh darah kecil yang melebar. Biasanya, bentuknya menyebar dari titik pusat dan menyerupai kaki laba-laba.
Beberapa wanita mengalami spider angioma selama kehamilan di wajah, dada, atau terkadang di lengan atau perut. Bercak laba-laba ini kemungkinan besar akan hilang setelah kehamilan.
Kalaupun tidak, kondisi ini dapat diobati secara efektif dengan terapi laser oleh ahli.
Artikel Lainnya: Sederet Pemeriksaan yang Perlu Dilakukan Pasca Melahirkan
-
Stretch Mark
Stretch mark atau striae adalah garis merah muda atau ungu yang biasa muncul di area perut dan terkadang di payudara atau paha.
Lebih dari 90 persen wanita hamil akan mengalami ini. Sebenarnya, stretch mark adalah respons terhadap penarikan dan peregangan kulit yang terjadi selama kehamilan.
Untuk mengatasi dan menyamarkan stretch mark, Anda bisa rutin berolahraga dan menggunakan losion atau krim dengan kandungan asam alfa-hidroksida.
-
Melasma
Melasma atau dikenal dengan chloasma, terjadi ketika kulit yang terpapar sinar matahari. Misalnya, pipi atas, dahi, atau bibir atas berubah menjadi cokelat.
Warna kecokelatan timbul karena kelebihan pigmen disimpan di lapisan atas kulit.
Kondisi ini terjadi terhadap hampir 70 persen wanita hamil dan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Umumnya, disebut pregnancy mask.
Dalam banyak kasus, melasma dapat hilang setelah melahirkan. Namun, penyakit ini mungkin tidak sembuh sepenuhnya.
Melasma mungkin kambuh pada kehamilan selanjutnya atau karena penggunaan kontrasepsi oral.
-
Lingkaran Hitam di Bawah Mata
Entah itu karena kelelahan atau kurang tidur, mata panda alias lingkar hitam di bawah mata sering dialami wanita pasca-melahirkan.
Mata panda ini sering kali diikuti dengan pembesaran kantong di bawah mata.
Untuk mengatasinya, Anda bisa meminta bantuan suami atau orang tua ketika merasa kelelahan atau butuh tidur.
Mengompres mata dengan es batu dapat pula merilekskan otot di sekitar mata. Anda bisa membungkus es batu dengan kain. Letakkan di atas mata selama 5-10 menit.
Artikel Lainnya: Waspadai Trauma Pasca Melahirkan yang Mungkin Terjadi
Bisakah Masalah Kulit Pasca-Melahirkan Dicegah?
Menjawab hal tersebut, dr. Dyah Novita berpendapat kalau masalah-masalah kulit selama hamil dan setelah melahirkan tidak bisa dicegah.
“Tidak bisa dicegah kemunculannya, karena ini kan berkaitan sama hormon saat hamil,” ujar dokter yang kerap disapa Vita itu.
Hal yang dapat dilakukan supaya kulit tetap terawat adalah rutin membersihkan wajah, memperbanyak makan sayur dan buah, dan minum air putih juga.
Selain itu, untuk mencegah melasma, Anda disarankan untuk menggunakan tabir surya selama kehamilan dan setelah melahirkan.
Penggunaan sunscreen juga membantu mencegah bercak yang sudah ada menjadi semakin gelap.
Masalah kulit setelah melahirkan biasanya tak butuh perawatan medis. Tapi, jika muncul gejala yang mengganggu. Misalnya, jerawat meradang dan nyeri atau muncul bercak gelap semakin luas pasca-melahirkan.
Tak ada salahnya untuk berkonsultasi pada dokter soal masalah kulit ini. Intip tips lainnya seputar kehamilan hanya di aplikasi Klikdokter.
(AYU/ARM)