Jenis kelamin janin yang ada di dalam kandungan tentunya merupakan sebuah hal yang sering membuat pasangan suami istri dan keluarga penasaran. Banyak mitos-mitos yang dipercaya dapat memberikan petunjuk terkait jenis kelamin janin yang ada di dalam kandungan.
Mari kita bahas mitos tersebut satu per satu.
1. Bentuk Perut
Mitos: Konon, bentuk perut maju atau arah perut membuncit ke atas menandakan jenis kelamin bayi yang ada di dalam kandungan adalah bayi laki-laki. Sedangkan jika perut melebar atau bentuk perut rendah, maka bayi tersebut berjenis kelamin perempuan.
Fakta: Bentuk perut yang terjadi selama kehamilan bergantung pada tonus otot perut dan posisi janin di dalam kandungan. Faktor ini, bersama dengan bentuk tubuh dan kenaikan berat badan selama kehamilan, menentukan bentuk perut Anda.
2. Denyut Jantung Janin
Mitos: Bila denyut jantung janin lebih dari 140 denyut per menit, maka janin tersebut berjenis kelamin perempuan.
Fakta: Hingga saat ini belum ada studi yang menunjukkan bahwa denyut jantung janin dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin janin. Denyut jantung janin bervariasi, tergantung pada usia kehamilan dan pergerakan janin di dalam kandungan.
3. Mengidam
Mitos: Menurut kabar, wanita hamil yang mengidam makanan manis akan memiliki janin berjenis kelamin laki-laki. Nah, jika wanita hamil mengidam makanan asam, maka jenis kelamin janin tersebub adalah perempuan.
Fakta: Rasa mengidam makanan manis atau makanan rasa apapun disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, yang meningkatkan sensitivitas indra perasa ibu hamil.
4. Morning Sickness
Mitos: Bila ibu hamil mengalami morning sickness, maka janin yang ada di dalam kandungannya berjenis kelamin perempuan.
Fakta: Mitos ini mungkin mengandung fakta di dalamnya. Studi menunjukkan bahwa wanita dengan morning sickness yang hebat (hyperemesis gravidarum) lebih cenderung memiliki jenis kelamin perempuan. Mengapa demikian? Kadar hormon kehamilan (hCG), yang memicu morning sickness, cenderung lebih tinggi pada ibu hamil yang mengandung anak perempuan. Namun semua wanita hamil dapat mengalami morning sickness, bahkan bila janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki.
5. Kulit Tubuh Ibu
Mitos: Bila ibu hamil memiliki kulit yang lembut dan halus (glowing) maka ia akan melahirkan anak perempuan. Akan tetapi, bila kulit ibu hamil tersebut seperti kasar dan kering atau kusam, maka bayi yang ada di dalam kandungannya berjenis kelamin laki-laki.
Fakta: Hingga saat ini belum ada studi yang menunjukkan jenis kulit ibu hamil dapat menjadi indikator jenis kelamin janin yang ada di dalam kandungannya. Perubahan kulit pada kehamilan yang sering terjadi adalah hiperpigmentasi. Perubahan ini terjadi pada 90% wanita hamil. Hiperpigmentasi sering muncul di muka dan leher berupa bercak kehitaman, hal ini sering disebut melasma gravidarum. Perubahan ini umumnya akan hilang atau memudar setelah persalinan.
Adakah cara akurat untuk menentukan jenis kelamin janin?
Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, jenis kelamin janin dapat ditentukan sejak di dalam kandungan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk mengetahui jenis kelamin sejak usia kehamilan 18-20 minggu. Keakuratan pemeriksaan ini mencapai 80-90%, bergantung pada posisi janin.
Selain itu, Amniosentesis dan Sampling Vilus Korialis juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin dengan akurasi yang tinggi. Namun, pemeriksaan ini bersifat invasif sehingga hanya dilakukan untuk mendeteksi kelainan genetik atau kromosom pada janin.
Tes DNA janin yang diambil dari darah ibu juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin. Namun, pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang besar. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan di laboratorium yang sangat terbatas, tidak komersil.