Punya penyakit autoimun memang perlu mendapatkan perhatian lebih, apalagi pada ibu hamil. Penelitian terbaru, bumil dengan autoimun bisa meningkatkan risiko anak ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder.
ADHD adalah masalah perkembangan yang terkait dengan motorik sejak bayi sampai dewasa. Biasanya, seseorang dengan kondisi ini akan sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan juga impulsif.
Sampai saat ini, para ilmuwan terus mencari penyebab anak ADHD. Namun, mungkinkah karena penyakit autoimun ibu hamil?
Risiko ADHD Meningkat saat Ibu Punya Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun dikenali sebagai masalah kesehatan ketika sistem imun tubuh justru menyerang daya tahan tubuh sendiri.
Beberapa autoimun yang umum terjadi adalah diabetes tipe 1, kolitis ulseratif, penyakit Crohn, celiac, psoriasis, sklerosis multipel, dan juga arthritis rheumatoid.
Nah, jika ibu hamil punya masalah autoimun, menurut peneliti dari University of Sydney, risiko ADHD pada bayi bisa meningkat. Mereka berhipotesis bahwa auto-antibodi ibu—yang menyerang tubuhnya—melintasi plasenta.
Pada akhirnya, kondisi tersebut bisa menyebabkan peradangan. Peradangan kronis pun akhirnya bisa terjadi dan mengganggu perkembangan otak janin.
Pandangan lain peneliti, peradangan berdampak pada pembentukan dan fungsi sinapsis di otak bayi yang sedang berkembang.
Artikel lainnya: Jangan Tertukar, Ini Beda ADD dan ADHD pada Anak
Sinapsis adalah percabangan serabut saraf yang menghubungkan sel-sel di otak. Semakin banyak sinaps terbentuk, koneksi atau hubungan pada sel-sel otak akan semakin baik.
"Perubahan ini bisa menyebabkan gejala ADHD secara langsung, atau membuat bayi lebih rentan terhadap faktor risiko lingkungan," ujar Timothy Nielsen, salah satu peneliti.
Namun, peneliti mengakui bahwa sebab-akibat kelainan autoimun pada ibu hamil dapat memengaruhi kondisi anak ADHD masih belum pasti. Semua masih sebatas hipotesis.
Apalagi, seperti diungkapkan Nielsen di atas, faktor risiko lingkungan juga tetap harus diperhatikan. Hal yang sama diungkapkan dr. Sepriani Timurtini Limbong. Menurut penjelasannya, penelitian ini tidak langsung sebab-akibat, tapi lebih "terkait".
"Penelitian ini tidak mencari sebab dan akibat, tapi ini adanya kemungkinan yang terkait. Jadi belum bisa benar-benar dibilang kalau autoimun itu merupakan faktor risiko dari ADHD. Kalaupun iya jadi faktor risiko, berapa besar risikonya, itu belum diketahui," tutur dia.
Artikel lainnya: Komplikasi yang Sering Terjadi pada Anak Down Syndrome
Cara Mencegah Risiko ADHD pada Ibu dengan Autoimun
Menurut dr. Sepriani, cara mencegah ADHD yang pasti pada bayi sebenarnya belum ada, baik untuk ibu hamil dengan autoimun maupun tidak.
"Tapi, satu hal yang jelas kalau ibu hamil harus kontrol rutin ke dokter. Hal itu karena ADHD biasanya related dengan komplikasi selama kehamilan," ungkap dr. Sepriani Timurtini.
Faktor lain yang juga mesti dihindari, menurut dokter muda tersebut, adalah paparan asap rokok selama kehamilan.
"Lalu, setelah anaknya lahir, kontrol tumbuh kembang secara rutin. Jadi, kalaupun ada risiko atau gejala mengarah ke ADHD, bisa dideteksi sesegera mungkin dan diatasi dengan optimal," tegas dr. Sepriani Timurtini.
Ibu hamil dengan kondisi autoimun memang lebih berisiko. Namun, bukan berarti Anda tidak bisa menjalani masa kehamilan dengan janin yang tumbuh sehat. Diskusikan kondisi Anda dengan dokter kandungan.
Apabila muncul gejala autoimun ibu hamil tertentu, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar kesehatan ibu hamil dan penanganan penyakit autoimun, manfaatkan layanan Tanya Dokter dari aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]