Tak hanya diselimuti rasa bahagia, ibu hamil yang baru saja mengetahui bahwa dirinya hamil kembar juga bisa dilanda kekhawatiran. Bukan tanpa alasan, pasalnya kehamilan lebih dari satu janin erat kaitannya dengan berbagai risiko komplikasi.
“Kehamilan kembar maupun lebih memang dikaitkan dengan berbagai risiko komplikasi, baik selama masa kehamilan maupun saat persalinan. Risiko ini bisa terjadi pada ibu maupun janin dalam kandungan, dengan berbagai derajat keparahan,” ujar dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter membenarkan.
Kemungkinan risiko komplikasi pada kehamilan kembar
Berbagai komplikasi yang berhubungan dengan kondisi kehamilan kembar antara lain:
-
Hiperemesis gravidarium
Kondisi ini ditandai dengan mual dan muntah hebat dan tidak kunjung membaik. Akibatnya, akan ada perubahan nafsu makan pada ibu dan penurunan tekanan darah. Bahkan dalam kasus terburuk, ibu bisa hilang kesadaran diri akibat dehidrasi dan lemas.
“Hal ini disebabkan oleh hormon beta-hCG pada ibu hamil kembar akan meningkat, bahkan mencapai dua kali lipat. Akibatnya, gejala mual dan muntah pun semakin berat,” jelas dr. Sepriani.
-
Pregnancy-induced hypertension (PIH)
Pregnancy-induced hypertension adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi selama kehamilan. Sebanyak 37 persen kehamilan kembar mengalami PIH. Jika tidak diobati, PIH dapat menyebabkan persalinan prematur, bayi yang tidak tumbuh dengan baik, atau kematian pada bayi.
PIH juga merupakan ancaman serius bagi kesehatan ibu, terutama jika berkembang menjadi preeklamsia.
-
Diabetes gestasional
Risiko lain yang bisa terjadi pada ibu hamil kembar adalah diabetes gestasional. Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang dialami selama kehamilan.
Tidak semua ibu hamil akan mengalami ini, tapi risikonya meningkat pada kehamilan kembar. Risiko itu naik 22-39 persen pada mereka yang hamil tiga janin (kehamilan triplet).
“Adanya dua plasenta atau ukuran plasenta yang besar pada ibu hamil kembar menyebabkan tubuh ibu lebih rentan alami gangguan sensitivitas insulin. Gula darah pun tidak dapat diproses, sehingga kadarnya menjadi tinggi di dalam darah,” kata dr. Sepriani lagi.
-
Preeklamsia
Kemungkinan ibu mengalami preeklampsia juga akan meningkat hingga dua kali lipat pada kehamilan kembar. Komplikasi ini ditandai dengan tekanan darah yang mencapai angka 140/90 mmHg. Komplikasi ini dapat membahayakan organ-organ tubuh lain seperti ginjal dan hati.
-
Operasi sesar
Untuk wanita yang mendambakan persalinan alami, risiko persalinan melalui operasi sesar juga lebih mungkin terjadi pada kehamilan kembar. Hal ini dapat disebabkan oleh posisi bayi yang tidak baik (misalnya kepala salah satu bayi tidak berada di bawah) atau terjadi komplikasi saat persalinan.
-
Solusio plasenta
“Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta di dalam rahim. Umumnya, ibu akan merasakan nyeri perut, keluar bercak darah dari vagina, dan perut selalu terlihat tegang.” Demikian dipaparkan oleh dr. Sepriani.
Ia juga menambahkan, ibu hamil kembar memiliki risiko tinggi mengalami solusio plasenta. Penyakit ini termasuk kondisi gawat darurat dan mengancam nyawa, sehingga harus ditangani segera.
Risiko pada janin
Tak hanya pada ibu, kehamilan kembar juga berisiko pada janin. Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan kembar memiliki tingkat keguguran yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus, salah satu janin berisiko alami keguguran atau “menghilang”, meninggalkan janin lainnya yang masih hidup. Janin tersebut mengalami gagal tumbuh lalu mengalami kerusakan jaringan. Kondisi ini dikenal sebagai vanishing twin syndrome.
Bayi kembar juga berisiko mengalami sindrom transfusi kembar ke kembar (twin-to-twin transfusion syndrome atau TTTS). Kondisi ini adalah suatu kondisi ketika distribusi darah tidak sama antara satu janin dengan janin lainnya. Akibatnya, hanya satu janin yang akan mendapatkan nutrisi lebih banyak dibandingkan janin yang satu lagi.
Dokter Sepriani juga mengatakan bahwa janin kembar berisiko mengalami kelahiran prematur.
“Pada kehamilan kembar, biasanya janin akan lahir sebelum usia 35 minggu, sementara kehamilan lebih dari dua bayi akan lahir di usia 29-32 minggu.”
Bayi kembar juga umumnya memiliki berat lahir rendah dan pertumbuhan janin yang terhambat. Tak hanya lahir dengan berat yang rendah, bayi kembar juga biasanya lahir dengan badan yang kecil, yaitu kurang dari 2.500 gram.
Meski memiliki risiko-risiko di atas, ibu hamil kembar tidak boleh takut berlebihan. Fokuslah pada kehamilan dengan menjalani pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, istirahat cukup, olahraga teratur, kelola stres dengan baik, lindungi diri dari jatuh atau cedera, serta rutin kontrol ke dokter untuk memantau perkembangan kehamilan.
[HNS/RN]