Sakit kepala, mual, sakit punggung, nyeri pada kaki, dan beberapa gangguan kesehatan lainnya merupakan hal yang umum dikeluhkan oleh para ibu hamil. Tetapi, sakit kepala hebat yang tak kunjung reda dan terasa lebih berat dibandingkan dengan pegal punggung atau bengkak nyeri pada kaki, tentu akan membuat seorang ibu hamil merasa sangat tidak nyaman.
Repotnya lagi, ibu hamil dengan sakit kepala berat tidak diperkenankan untuk mengonsumsi obat sembarangan untuk meredakan sakit kepalanya. Menurut dr. Kartika Mayasari, saat hamil seorang wanita memang tidak dianjurkan sembarangan mengonsumsi obat karena dikhawatrikan dapat memengaruhi keselamatan janin dalam kandungan.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui sumber masalah di balik keluhan ini. Dengan mengetahui penyebabnya, maka Anda bisa mencegah timbulnya sakit kepala berat berulang.
Sakit kepala berat saat hamil memang biasa terjadi pada suatu kehamilan dan sering kali dianggap sebagai kondisi yang wajar. Tetapi, jangan remehkan gejala sakit kepala berat yang menetap dan tidak hilang meskipun Anda telah beristirahat.
Bisa jadi ini menunjukkan adanya masalah yang lebih serius pada kehamilan Anda. Dokter Kartika menyarakan agar memperhatikan juga bila sakit kepala berat saat hamil ini diiringi dengan penglihatan yang jadi kabur ataupun berbayang-bayang. Bila beberapa gejala tersebut mengiringi sakit kepala hebat, ada kemungkinan Anda mengalami gejala preeklampsia.
Preeklampsia adalah suatu kondisi yang dapat terjadi pada kehamilan di trimester kedua (sekitar minggu ke 20) atau sesaat setelah kelahiran bayi. Namun pada banyak kasus, preeklampsia terjadi pada trimester ketiga (dari minggu ke-27 hingga kelahiran bayi).
Wanita dengan preeklampsia memiliki sekumpulan gejala berupa tekanan darah yang tinggi, retensi cairan (edema/ bengkak) yang bisa ditemukan di kaki atau tangan, kadar protein tinggi di urine (proteinuria), dan sakit kepala berat saat hamil.
Bila gangguan tersebut tidak ditangani dengan tepat, dikhawatirkan bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius, baik bagi ibu maupun bagi bayi.
Pada bayi yang belum lahir, preeklampsia dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhannya kelak. Sedangkan pada sang ibu, preeklampsia bahkan bisa menyebabkan kematian. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak ibu hamil dengan preeklampsia yang tidak menyadari kondisi berbahaya ini sampai kemudian melakukan pemeriksaan ke dokter.
Karena itu, jangan sepelekan sakit kepala berat yang berat dan tak kunjung reda meski sudah beristirahat. Cek segera kondisi kehamilan pada dokter bila mengalami gejala seperti ini. Lakukan juga pemeriksaan rutin kehamilan untuk mencegah berbagai gangguan kesehatan selama masa kehamilan.
(RH)