Pasangan selebritas, Irish Bella dan Ammar Zoni, harus menerima kenyataan pahit setelah bayi kembarnya meninggal dunia dalam kandungan, Minggu (6/10). Kepergian bayi kembar yang diberi nama Aiona dan Aiora ini tentu membuat keduanya sangat terpukul. Melalui dokter yang menangani, terungkap bahwa solusio plasenta adalah penyebabnya.
"Itu akibat solusio. Itu disebabkan preeklampsia yang disebabkan mirror syndrome. Jadi, tekanan darah naik dan membuat plasenta lepas hingga aliran darah tidak lancar ke bayi," ujar dr Gatot Abdurrazak, spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis fetomaternal di RSAB Harapan Kita, Jakarta Barat, dikutip dari liputan6.
Sebenarnya, apa itu solusio plasenta dan mengapa ini sangat berbahaya hingga dapat menyebabkan kematian janin?
Solusio Plasenta, Plasenta yang Terlepas
Solusio plasenta (placental abruption/abruptio placentae) adalah kondisi terpisahnya plasenta dari dinding rahim, baik sebagian maupun seluruhnya.
Dikutip dari Mayoclinic, kondisi ini biasanya terjadi pada trimester ketiga. Meski tergolong kondisi berat, solusio plasenta jarang terjadi, yakni sekitar satu persen dari ibu hamil.
Seperti dijelaskan dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, pada dasarnya, plasenta berkembang dan menempel di dalam dinding rahim selama kehamilan.
“Nah, plasenta ini berfungsi untuk memasok dan mengalirkan nutrisi serta oksigen untuk janin.”
Menurut dr. Sepriani, saat plasenta terlepas, maka terganggu pula pasokan oksigen dan nutrisi yang bila tidak ditangani cepat bisa berdampak serius, termasuk kematian. Kondisi ini bertambah berat karena bisa menyebabkan perdarahan hebat pada ibu. Itu sebabnya, ibu hamil wajib mengetahui gejala awal solusio plasenta.
“Gejala awal solusio plasenta adalah perdarahan pada ibu hamil. Darahnya itu biasanya hitam dan menggumpal. Selain itu, perut ibu nyeri dan tegang karena darah terkumpul di perut. Ibu hamil juga bisa mengalami gangguan hemodinamik, seperti tekanan darah turun, ibu terlihat pucat, serta kaki dan tangan dingin,” dr. Sepriani menjelaskan.
Selanjutnya, dikutip dari American Pregnancy Association, solusio plasenta dapat ditandai dengan adanya kontraksi cepat dan kelainan detak jantung janin. Bila Anda mengalami hal-hal di atas, segera berkonsultasi ke dokter adalah keputusan yang tepat.
Penyebabnya Apa?
Penyebab solusio plasenta hingga saat ini belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi, menurut dr. Sepriani, beberapa kondisi bisa menjadi faktor penyebab. Misalnya preeklampsia atau trauma –seperti jatuh.
Masih menurut penjelasan dr. Sepriani, kehamilan kembar (gemeli), seperti yang dialami Irish Bella, juga bisa jadi faktor penyebab.
“Kehamilan sendiri saja sudah berisiko, apalagi kehamilan kembar risikonya bertambah, terkhusus dalam kondisi plasenta cuma ada satu,” jelasnya.
Beberapa hal lain yang dapat meningkatkan risiko solusio plasenta, yakni:
- Merokok
- Menggunakan kokain selama kehamilan
- Berusia di atas 35 tahun, atau di bawah 18 tahun
- Pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya
- Memiliki kelainan pada rahim
Bisakah Solusio Plasenta Dicegah?
Karena penyebabnya belum diketahui pasti, Anda pun tidak dapat benar-benar mencegah solusio plasenta. Tapi Anda bisa mengurangi faktor-faktor risikonya. Untuk itu ibu hamil perlu memantau tekanan darah secara rutin.
“Menurut anjuran WHO, ibu hamil wajib memeriksa tekanan darah minimal delapan kali selama kehamilan. Artinya, setiap bulan sebenarnya ibu hamil harus cek tekanan darah,” kata dr. Sepriani.
Selain itu, ibu hamil juga harus menghindari kondisi-kondisi yang rentan jatuh. Hindari juga rokok (baik pasif maupun aktif), tidak menggunakan obat-obatan terlarang, seperti kokain.
Solusio plasenta yang dialami Irish Bella adalah kondisi serius yang mengancam keselamatan janin dan sang ibu. Jika mengalami gejala awal di atas, segera periksakan ke dokter kandungan. Apabila Anda ingin merencanakan kehamilan kembali usai alami solusio plasenta, sebaiknya berkonsultasilah dahulu dengan dokter.
(RH)