Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pertama kali saat hamil. Bila sebelum hamil pernah didiagnosis diabetes, maka tidak tergolong kondisi ini. Sering kali diabetes gestasional menyebabkan stres dan kecemasan bagi ibu hamil, karena bisa berdampak bagi ibu maupun janin.
Gangguan pengaturan kadar gula darah umumnya terjadi pada semester 2 hingga semester 3 kehamilan. Untuk itu, biasanya dokter kandungan akan memeriksakan kadar gula darah ibu hamil pada waktu tersebut. Saat pemeriksaan, Anda akan diminta mengonsumsi minuman gula yang disediakan pihak laboratorium. Dua jam setelahnya, darah akan diambil untuk diperiksakan kadar gula darahnya.
Setelah kadar gula darah diperiksa, bila memenuhi nilai di bawah ini maka dapat tergolong diabetes gestasional:
- Ketika kadar Hemoglobin A1C (HbA1C) > 6,5%
- Saat kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL
- Bila ditemukan kadar gula darah 2 jam pasca mengonsumsi minuman gula > 200 mg/dL
- Kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dL
Mengapa penting untuk mengetahui dan menangani diabetes gestasional sebaik-baiknya? Sebab, bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk mengalami cedera saat persalinan.
Selain itu, kemungkinan kebutuhan operasi caesar meningkat tiga kali lipat. Insiden masuk Neonatal Intensive Care Unit (NICU) juga menanjak empat kali lipat. Risiko mengalami hipoglikemia, gangguan pernapasan saat lahir, serta berat badan berlebih juga dialami oleh bayi dari ibu hamil yang diabetes.
Diabetes gestasional juga memiliki dampak yang kurang baik terhadap sang ibu. Sebuah studi menemukan bahwa diabetes gestasional berkaitan dengan gangguan metabolik yang menetap pada 3 tahun setelah persalinan nantinya, terpisah dari berbagai risiko klinis lainnya.
Tenang, sekalipun Anda mengalami diabetes gestasional, Anda tetap bisa menjalani kehamilan yang normal dan memiliki bayi yang sehat. Apa saja yang harus dilakukan ibu hamil saat terdiagnosis diabetes? Berikut adalah beberapa rekomendasi langkah yang penting untuk dilakukan.
-
Pengaturan pola makan
Bagi ibu hamil dengan diabetes gestasional, sebaiknya menghindari sekali makan besar. Disarankan untuk makan dalam porsi kecil tetapi sering. Jauhi makanan yang tinggi karbohidrat simpleks, contohnya makanan yang mengandung banyak gula pasir dan tepung terigu. Pilihlah makanan yang mengandung banyak karbohidrat kompleks, buah, dan sayur-sayuran.
-
Pertahankan gaya hidup aktif
Melakukan aktivitas fisik secara rutin sangatlah penting. Pilihlah olahraga yang tidak memberikan hentakan atau guncangan yang dapat mengganggu kehamilan Anda. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan adalah jalan kaki, senam, dan berenang. Ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang menangani Anda.
-
Konsumsi obat antidiabetes dengan teratur
Pilihan obat untuk penderita diabetes gestasional berkisar antara obat minum hingga insulin yang disuntikkan ke bawah kulit. Tujuan terapinya adalah untuk mencapai profil gula darah yang normal selayaknya wanita hamil tanpa diabetes. Pada diabetes gestasional, penanganan dini dengan obat minum atau insulin adalah kunci untuk mencapai hasil yang baik. Peroleh obat antidiabetes dari dokter Anda.
-
Kontrol kehamilan secara rutin
Berbagai tes fisik sebaiknya dilakukan secara rutin untuk memastikan kondisi kehamilan berjalan dengan baik. Terutama dalam hal perolehan oksigen janin, detak jantung janin, gerakan janin, serta kondisi sirkulasi darah di tali pusar janin dengan USG Doppler.
-
Persiapan persalinan yang baik
Bila kondisi gula darah selama hamil cukup tinggi, lakukan komunikasi terhadap dokter kandungan terkait penanganan bayi Anda pasca kelahiran. Bayi baru lahir dari ibu dengan diabetes gestasional – terutama yang tidak terkontrol – rentan mengalami hipoglikemia saat lahir. Untuk itu, pengecekan kadar gula darah mungkin akan diperlukan. Pastikan juga pemberian susu secara oral (idealnya lewat payudara) dilakukan secara dini.
Umumnya setelah persalinan berakhir, kondisi diabetes akan membaik dengan sendirinya. Meski begitu, penelitian menunjukkan bahwa penderita mengalami peningkatan risiko diabetes mellitus tipe 2 pada kemudian hari – namun bukan berarti pasti akan terjadi diabetes. Karena itu, sebaiknya mantan penderita diabetes gestasional lebih hati-hati dalam menjaga gaya hidup dan kesehatannya. Semoga kehamilan Anda lancar hingga persalinan, ya.
[RS/ RVS]