Menjadi pasangan muda yang hendak memiliki momongan memang memiliki tantangan tersendiri. Salah satu yang sering bikin bingung, Anda tentu pernah dihadapkan dengan beragam jenis pemeriksaan USG kehamilan. Daripada Anda bingung, ada baiknya Anda mengenali dengan baik tiga jenis USG kehamilan sebelum memilih.
USG atau ultrasonografi pada dasarnya adalah alat bantu pemeriksaan diagnostik yang memanfaatkan suara (ultrasound) untuk melihat struktur, ukuran, hingga kelainan organ di dalam tubuh. Menurut dr. Manggala Pasca Wardhana, SpOG, ada beberapa jenis pemeriksaan USG kehamilan, yakni USG 2D, 3D, dan 4D.
Bagaimana USG 2D itu?
Dari namanya saja, mungkin Anda sudah mengetahui bahwa pemeriksaan yang satu ini hanya melihat kondisi janin atau bayi dalam satu bidang. Namun, Anda jangan meremehkan USG ini karena selama bertahun-tahun, jenis USG inilah yang mendeteksi segala kondisi yang dialami jabang bayi.
Bahkan, menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter, melakukan USG 2D saat pemeriksaan kehamilan sudah cukup untuk mengetahui kondisi kandungan, terutama soal potensi kelainan saat kandungan sudah menginjak usia 14 minggu.
USG 2D memang hanya memberikan gambaran datar. Namun, pemeriksaan 2D mampu mengukur dan mendeteksi organ secara akurat serta menjadi dasar dari pemeriksaan utama untuk menentukan kelainan struktur organ janin.
“Selain itu, USG 2D adalah pemeriksaan yang paling sering dan rutin dilakukan di rumah sakit.” dr. Manggala menambahkan.
Kenali juga USG 3D
Seiring perkembangan zaman, kualitas teknologi tentu saja meningkat. Alhasil, terciptalah generasi baru dari USG, yaitu USG 3D. “USG 3D dapat melihat bentuk dan volume sehingga jika kita ambil perumpamaan kondisi kehamilan sebagai buah semangka, buah semangka itu akan terlihat bulat dan utuh,” ujar dr. Manggala.
Bila Anda memang kebetulan punya biaya lebih dan selalu memeriksakan kondisi kehamilan di rumah sakit yang fasilitasnya lengkap, tak ada salahnya Anda mendapatkan pemeriksaan USG 3D ini. Namun, jika terdapat keterbatasan biaya, lebih baik Anda memilih USG 2D.
USG 4D, apa lagi itu?
Sementara itu, dr. Devia mengatakan bahwa USG 4D ini mirip dengan USG 3D. Ya, harga pemeriksaan kedua jenis USG tersebut sama-sama tinggi dan hanya bisa didapatkan di rumah sakit yang fasilitasnya lengkap. USG 4D sendiri sebenarnya bukan sungguhan 4 dimensi, melainkan lebih kepada USG 3D yang bersifat real time.
Anda pun akan mendapatkan gambaran USG 3D yang bergerak terus-menerus di layar. Nah, dengan berkembangnya pemeriksaan USG, permukaan janin serta pergerakannya bisa semakin terlihat jelas. Hal ini dipercaya akan meningkatkan bonding antara ibu, keluarga, dan si jabang bayi.
“Bahkan, teknologi ini melahirkan entertainment scan, yaitu pemeriksaan USG 3D/4D untuk melihat bentuk wajah atau jenis kelamin yang tidak membutuhkan waktu lama,” dr. Manggala menambahkan.
Mendeteksi kelainan pada janin dengan USG
Dalam pemeriksaan kehamilan, baik itu dengan USG 2D, 3D, dan 4D, dokter pasti akan melakukan skrining untuk mengenali ada atau tidaknya kejanggalan pada janin. Dikatakan dr. Devia, biasanya USG skrining dilakukan di trimester pertama akhir untuk melihat apakah ada penumpukan cairan di leher bayi.
Apabila terdapat penumpukan cairan di bagian tersebut, risiko si ibu untuk memiliki anak dengan down syndrome akan besar. Pada kehamilan yang berisiko, misalnya si ibu memiliki kondisi medis tertentu, dokter juga akan menawarkan pemeriksaan genetik atau Non-Invasive Prenatal Test (NIPT) sehingga segala kemungkinan yang terjadi pada bayi bisa terdeteksi sejak awal.
“Tapi jika si ibu tidak memiliki faktor risiko apa pun, NIPT tidak perlu dilakukan,” dr. Devia menambahkan. Cukup dengan melakukan pemeriksaan rutin dan melakukan USG di dokter kandungan untuk mengetahui kondisi kehamilan Anda nantinya.
Ketiga jenis pemeriksaan USG kehamilan yang dipaparkan di atas penting untuk dikenali oleh pasangan yang ingin memiliki momongan. Apa pun jenis USG yang Anda pilih, baik 2D, 3D, maupun 4D, sebaiknya dilakukan secara rutin agar perkembangan janin dapat diketahui dengan jelas. Dengan begitu, kekhawatiran terkait kondisi kesehatan buah hati nantinya bisa diminimalkan.
[HNS/ RVS]