Indonesia adalah rumah bagi banyak bahasa daerah. Dalam catatan Pusat Bahasa, dikutip dari Liputan6.com, Indonesia memiliki sekitar 700 bahasa daerah. Karena itu, anak-anak Indonesia umumnya menguasai lebih dari satu bahasa, yakni bahasa Indonesia dan satu atau dua bahasa daerah. Bahkan anak-anak di kota besar sering kali punya keterampilan bahasa ketiga bahkan keempat. Mereka yang belajar di sekolah internasional biasanya mempelajari bahasa asing, seperti bahasa Inggris, Mandarin, atau Arab. Dengan kemampuan bercakap dalam dua atau lebih bahasa, anak pun menjadi multilingual.
Beberapa dekade lalu, dilansir dari BBC, kebebasan untuk belajar bahasa asing tidak semudah saat ini. Oleh karena bahasa terkait dengan politik, menggunakan bahasa asing sempat dianggap sebagai bentuk “ketidaksetiaan”. Hal ini terasa saat pecahnya negara-negara di Eropa Timur serta adanya ancaman penjajahan. Tidak menggunakan bahasa nasional bisa jadi masalah besar saat itu.
Selain itu, ada anggapan bahwa anak-anak multilingual memiliki kecerdasan yang lebih rendah, kurang percaya diri, dan berperilaku menyimpang. Anak bilingual juga dianggap dapat mengembangkan kepribadian ganda, bahkan menjadi skizofrenia.
Manfaat bahasa bagi anak multilingual
Namun, studi yang dilakukan beberapa tahun belakangan membuktikan bahwa mempelajari dua atau lebih bahasa punya manfaat yang signifikan untuk meningkatkan pengembangan diri anak. Dinukil dari Tessais.org, setidaknya ada lima manfaat yang bisa diperoleh anak multilingual dari kemampuannya berbahasa lebih dari satu itu.
1. Multitasking
Sebuah penelitian yang dilakukan pada anak berusia 6 tahun menghasilkan beberapa hal yang menarik. Anak-anak dikelompokkan menjadi dua bagian: anak-anak yang bilingual dan yang monolingual. Para peneliti memberi anak-anak berbagai tugas yang dirancang untuk menguji kemampuan multitasking mereka. Hasilnya, anak-anak yang menguasai banyak bahasa lebih mampu membagi perhatian mereka antara tugas dengan kemampuan dan kecepatan.
Menurut peneliti, peningkatan kemampuan ini berasal dari keterampilan dan perkembangan otak yang diperoleh selama pemerolehan bahasa mereka. Mereka menyimpulkan, kemampuan mengalihkan penggunaan dua bahasa secara teratur dapat meningkatkan aktivitas di otak yang bertanggung jawab ketika anak melakukan dua atau lebih pekerjaan sekaligus.
2. Kesehatan otak
Beberapa peneliti menyamakan otak dengan "otot". Bagi mereka, sama seperti otot, otak juga tumbuh dan berubah saat Anda "berolahraga" secara teratur. Hasilnya, otak pun menjadi lebih kuat dan sehat dalam jangka panjang.
Dalam studi pada 2011, peneliti menemukan bukti kuat untuk mendukung teori bahwa bilingualisme dapat mendukung kesehatan otak secara keseluruhan dan menunda penyakit kognitif seperti Alzheimer dan demensia. Meski belum ada obat untuk penyakit ini, penelitian itu menunjukkan bahwa belajar berbagai bahasa dapat meningkatkan “cadangan kognitif”. Cadangan kognitif adalah kemampuan otak untuk menggunakan sumber dayanya dan menahan kerusakan. Mempelajari banyak bahasa adalah cara sempurna bagi anak-anak untuk "berolahraga" dan menumbuhkan area-area penting di otak.
3. Perkembangan sosial
Komunikasi sangat penting dalam dunia modern untuk pemahaman budaya. Ketika anak tumbuh dan dewasa, mereka belajar bagaimana berinteraksi dengan berbagai jenis orang adalah keuntungan sosial yang sangat besar.
Anak-anak dwibahasa memiliki potensi besar untuk keterampilan sosial, dengan rasa empati yang meningkat, keduanya digunakan dalam hubungan pribadi mereka dan bahkan dalam karier masa depan mereka. Kemampuan bahasa yang lebih besar akan memberikan anak pemahaman sosial yang lebih besar, keterampilan dan peningkatan kemampuan beradaptasi (tidak hanya bahasa, tetapi kemampuan umum untuk beradaptasi lebih baik dalam berbagai pengaturan).
4. Pemikiran abstrak
Ketika kita tumbuh, kita punya kemampuan berpikir lebih dalam hingga mampu memahami hal-hal yang sifatnya abstrak. Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak yang memahami dua bahasa pada usia dini memiliki kemampuan lebih dalam memahami hal dan pemikiran abstrak di kemudian hari.
Menggunakan berbagai bahasa menumbuhkan "working-memory" jangka pendek, bagian otak yang dirancang khusus untuk tindakan pemecahan masalah secara cepat. Anak multilingual sering menunjukkan "fleksibilitas" otak yang lebih besar untuk memecahkan masalah dan menemukan jawaban.
5. Dapat fokus lebih baik
Anak kecil umumnya cukup sulit untuk duduk diam dan fokus pada tugas-tugas tertentu. Namun, seiring dengan pertumbuhan, fokus mereka mulai meningkat. Beberapa penelitian menunjukkan, anak multilingual memiliki rentang perhatian yang lebih kuat secara alami.
Bahkan pada usia yang lebih muda, anak-anak ini sering lebih memiliki kemampuan untuk fokus pada tugas dan memahami perintah. Ini disebabkan peningkatan "kontrol eksekutif," mekanisme kognitif yang bertanggung jawab untuk keputusan mental dan fokus. Menurut peneliti, dengan peralihan yang sangat cepat antara dua bahasa, anak-anak ini secara alami menumbuhkan fokus dan perhatian terhadap detail.
Di era modern seperti saat ini, penguasaan banyak bahasa adalah jendela untuk berkomunikasi tanpa batas. Selain bermanfaat secara sosial, anak multilingual ternyata juga memiliki cadangan kognitif yang lebih baik. Jadi, Anda para orang tua terus dukung anak Anda untuk menguasai banyak bahasa.
Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui layanan Tanya Dokter.
[RVS]