Sebagai orang tua, Anda pasti sebisa mungkin berusaha memenuhi segala kebutuhan anak. Tak hanya dari segi pemenuhan nutrisi, termasuk juga apa pun yang bisa membuat anak senang. Alih-alih anak tumbuh sehat, ternyata ada beberapa kesalahan yang tanpa disadari dilakukan oleh orang tua, yang pada akhirnya membuat anak mengalami kenaikanan berat badan yang tak terkontol, hingga bikin anak obesitas.
Jika beberapa bulan belakangan berat badan anak naik cenderung signifikan, bisa jadi Anda tanpa sadar sudah melakukan satu atau beberapa kesalahan yang disebutkan di bawah ini.
Pola pikir bahwa anak yang gemuk terlihat sehat dan menggemaskan
Biasanya, sebagian orang dewasa gemas ketika melihat ada anak yang gemuk dengan pipi gemuk kemerahan dan tubuh montok. Jika Anda salah satu dari yang berpikir anak gemuk itu menggemaskan, berarti Anda adalah bagian dari dari masalah ini.
Anak memiliki pipi gembul dan tubuh montok sebenarnya tak salah, tetapi alangkah tidak bijaksananya orang tua jika terus mencekoki anak dengan makanan sehingga ia kegemukan hingga memiliki banyak lipatan pada tubuh.
Mulai sekarang, ubah pola pikir tersebut karena yang terpenting bukan anak yang terlihat menggemaskan, tetapi lebih pada kondisi kesehatan optimal anak sehingga ia bisa tumbuh secara optimal.
Membiarkan anak terlalu lama duduk di depan TV
Pernahkah Anda membiarkan anak Anda duduk anteng di depan layar TV atau komputer supaya anak tenang dan tidak mengganggu aktivitas Anda? Jika ya, lebih baik segera hentikan kebiasaan ini.
Jika Anda membiarkan anak (khususnya balita) menonton TV lebih dari 2 jam sehari, ini bisa membuat anak tidak aktif bergerak. Selain itu, mereka bisa jadi tergiur berbagai iklan makanan atau minuman tidak sehat dan akhirnya merengek kepada Anda minta dibelikan.
Terlalu sering menggunakan stroller
Saat mengajak anak balita jalan-jalan ke luar rumah, banyak orang tua lebih memilih mengandalkan stroller. Padahal, penggunaan stroller sepanjang waktu bisa membuat anak malas bergerak dan cenderung manja. Latihlah ia berjalan bersama Anda. Jika ia terlihat mengantuk dan kelelahan, barulah Anda mendudukannya di stroller.
Selanjutnya
Ibu tidak memberikan ASI
Dilansir dari CBS News, ASI merupakan hal terbaik yang bisa diberikan oleh seorang ibu kepada anaknya. Nah, anak yang diberikan ASI setidaknya sampai mereka berusia 6 bulan, berisiko lebih rendah untuk mengalami obesitas. Bila Anda mampu atau termasuk ibu yang diberikan kelancaran dalam menyusui, jangan sia-siakan anugerah ini. Hindari memberikan susu formula hanya karena terhalang kesibukan kerja.
Jarang mengajak anak rekreasi
Orang tua dan anak kurang piknik? Ini juga bisa memicu anak rentan mengalami obesitas. Padahal, sering berekreasi dengan buah hati bisa menimbulkan semangat anak untuk melakukan aktivitas fisik yang tentunya dalam suasana yang menyenangkan. Untuk rekreasi tak perlu mahal. Bawa anak untuk berenang di waterpark, melihat akuarium raksasa, atau mengajaknya ke kebun binatang, asal mereka aktif bergerak sekaligus mengasah kreativitas mereka.
Tidak cek rutin pertumbuhan anak
Dari lahir hingga usia 5 tahun, anak-anak harus dicek secara rutin soal tinggi dan berat badannya. Alasannya, seorang anak yang berat badannya bertambah dengan cepat atau yang memiliki indeks massa tubuh di atas rata-rata, harus segera dikontrol agar tidak berisiko mengalami obesitas di kemudian hari. Nah kalau orang tua cuek, bagaimana bisa tahu kalau si Kecil berpotensi menjadi obesitas dan berisiko terkena berbagai penyakit lain yang ditimbulkannya?
Membiarkan anak begadang
Kalau orang dewasa saja tak disarankan untuk begadang, apalagi anak-anak! Inilah panduan durasi tidur anak-anak:
- Bayi di bawah usia 3 bulan sebaiknya tidur selama 10-18 jam sehari.
- Bayi berusia 3 bulan hingga 1 tahun sebaiknya tidur selama 9-12 jam sehari, termasuk tidur siang setidaknya 30 menit sebanyak 1-4 kali.
- Balita berusia 1-3 tahun sebaiknya tidur 12-14 jam sehari.
- Balita 3-5 tahun sebaiknya tidur 11-13 jam sehari.
Menjaga kualitas tidur anak sangat penting karena saat ia kurang tidur, hormon leptin yang seharusnya dihasilkan saat tidur menjadi berkurang kandungannya di dalam darah. Hormon leptin itu sendiri berfungsi untuk menimbulkan efek kenyang. Akibatnya, jika kurang tidur, anak bisa jadi akan minta porsi makan lebih banyak dan cenderung mencari makanan manis atau berlemak untuk mengatasi rasa laparnya.
Nah, itu dia beberapa kesalahan yang kerap tidak disadari orang tua sehingga bisa membuat anak jadi obesitas. Mulai sekarang, stop kebiasaan tersebut. Dalam rangka memperingati Hari Obesitas Sedunia, mari lebih peduli dengan berat badan anak dan hindari obesitas sedini mungkin, demi mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan kesehatannya hingga ia dewasa nanti.
Masih punya pertanyaan seputar topik ini? Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter secara online melalui layanan Tanya Dokter.
[RN/ RVS]