Gigitan serangga tidak hanya dapat menimbulkan rasa sakit, tetapi juga alergi. Reaksi alergi bisa terjadi saat anak memiliki alergi terhadap racun yang ada pada gigitan serangga.
Saat anak digigit serangga, ada tiga jenis reaksi yang mungkin muncul. Reaksi yang pertama adalah reaksi normal, berupa nyeri, bengkak, dan kemerahan di sekitar lokasi gigitan.
Selanjutnya reaksi yang kedua merupakan reaksi lokal berupa pembengkakan yang meluas di sekitar lokasi gigitan. Kedua reaksi tersebut umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Reaksi yang ketiga adalah reaksi alergi. Reaksi ini dapat menimbulkan gejala yang ringan, seperti nyeri, kemerahan, pembengkakan, rasa panas dan gatal di area gigitan.
Namun, gejala yang berat atau anafilaksis dapat juga muncul. Gejala anafilaksis umumnya berupa sesak napas, ruam kemerahan dan gatal yang meluas, pembengkakan wajah atau bibir, denyut nadi yang cepat, dan menurunnya tekanan darah.
Adakah jenis serangga tertentu yang sering menimbulkan reaksi alergi? Ada. Serangga-serangga tersebut antara lain adalah lebah madu, tawon, dan semut api.
Apabila anak menunjukkan reaksi normal atau lokal, maka penanganan yang dapat diberikan adalah mencuci area yang digigit dengan air dan sabun. Kemudia lanjutkan dengan antiseptik.
Untuk mengurangi pembengkakan, kompres es atau dingin dapat diberikan. Rasa gatal dan nyeri yang muncul dapat diredakan dengan obat yang diresepkan oleh dokter.
Sebaliknya, reaksi alergi membutuhkan penanganan medis segera. Reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa harus dihentikan dengan pemberian obat-obatan dan diikuti dengan pengawasan medis.
Gigitan serangga memang tidak selalu menimbulkan reaksi serius. Penanganan untuk reaksi normal ataupun lokal dapat diberikan di rumah. Namun, bila anak alergi gigitan serangga, maka pengobatan oleh tenaga medis dibutuhkan untuk mencegah reaksi yang lebih serius.
[RS/ RH]