Beberapa waktu lalu, jagat media sosial dihebohkan oleh video kericuhan di sebuah rumah sakit swasta. Keributan bermula dari tangan seorang anak balita berusia dua tahun yang berdarah saat seorang perawat akan melepaskan infus dari tangannya.
Orang tua anak tadi, yang salah paham, langsung melampiaskan amarah pada tenaga medis. Kejadian itu kini berlanjut ke jalur hukum
Sebenarnya, bagaimana, sih, prosedur pencabutan selang infus pada anak agar tidak terjadi perdarahan dan risiko kesehatan lainnya?
Artikel lainnya: Kapan Anak Boleh Minum Infused Water?
Prosedur Infus pada Anak untuk Cegah Risiko Kesehatan
Infus sendiri merupakan metode pemberian cairan dan juga obat melalui pembuluh darah. Cairan infus juga bisa diberikan untuk mencegah dehidrasi pada tubuh pasien. Tindakan ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis.
Melansir Children’s Minnesota, infus dikendalikan oleh pompa yang berfungsi untuk mengontrol laju kecepatan infus masuk dalam tubuh. Harapannya, pasien bisa mendapatkan jumlah cairan atau obat dengan dosis yang pas dalam jangka waktu yang tepat juga.
Biasanya, infus dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil ke dalam pembuluh darah melalui suntikan. Karena itu, tak heran kalau saat memasang atau melepas infus, pasien bisa mengalami perdarahan kecil.
Lantas, bagaimana dengan kasus yang dialami oleh balita berusia 2 tahun di atas, apakah ini normal terjadi?
dr. Devia Irine Putri menjelaskan bahwa tangan berdarah saat infus dilepaskan adalah hal yang sangat wajar.
Artikel lainnya: Kenali Efek Infus Kromosom bagi Kesehatan
Dia mengatakan, “Kalau melepas infus itu memang wajar jika akan keluar darah. Biasanya dengan ditekan kapas dan plester, lalu memosisikan tangan lebih tinggi dalam beberapa menit, darah akan berhenti dengan sendirinya.”
Ada beberapa prosedur yang baik untuk mencegah risiko kesehatan saat melepas infus. Dijelaskan oleh dr. Devia, berikut beberapa langkahnya:
-
Siapkan Alat
Sebelum melepas infus, perawat diminta untuk menyiapkan alat-alat yang akan digunakan. Ia mencontohkan, misalnya, sarung tangan, kapas, alkohol, plester, dan wadah untuk meletakkan bekas infus.
Jangan lupa untuk menyiapkan perlak atau alas untuk memberikan tatakan saat pelepasan infus.
-
Jelaskan Prosedur pada Pasien
Agar pasien tidak panik, katakan bahwa pelepasan infus ini tidak berbahaya dan sudah dilakukan oleh tenaga profesional. Minta pasien untuk tetap tenang, dan jangan langsung menarik tangan ketika infus sedang dilepas karena berisiko.
Artikel lainnya: Awas, Ini Bahaya Menarik Lengan Anak Terlalu Kuat
Selain itu, minta penunggu pasien untuk tetap tenang. Jangan gegabah jika sewaktu-waktu muncul darah. Sebab, hal tersebut merupakan hal yang normal.
-
Lakukan Pelepasan Infus
Selanjutnya, barulah masuk tahap pelepasan. Petugas medis akan menggunakan kapas alkohol yang diusapkan di sekitar kulit yang ada plester infusnya.
“Kalau sudah terlepas, tekan bagian yang tertusuk dengan kapas alkohol, sembari ditarik pelan-pelan keluar. Dengan begitu, darah yang keluar tidak akan terlalu banyak karena dibantu ditekan,” ujar dr. Devia.
Jika darah yang keluar terlalu banyak, perawat bisa memasang plester untuk memberikan tekanan. Jika sudah penuh darah, ganti kapas alkohol sebelumnya dengan yang baru. Minta pasien untuk tidak banyak bergerak.
Beberapa Kemungkinan Risiko Pemasangan Infus
Pada umumnya, pemasangan infus bisa dilakukan dengan aman. Namun, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi efek samping.
Infus yang bocor atau keluar dari vena bisa membuat jaringan sekitar kulit terluka, terutama dengan jenis obat-obatan tertentu. Oleh karena itu, perawat akan memeriksa kondisi infus pada anak setiap jam.
Beberapa risiko lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:
- Kemerahan
- Pembengkakan di sekitar pemasangan infus
- Nyeri pada area infus
- Kateter yang copot
- Pembuluh darah yang robek
Jika kondisi di atas terjadi pada anak saat proses melepas infus, jangan panik. Biarkan perawat mengatasi efek samping ini. Bagaimanapun juga, mereka adalah tenaga terlatih. Beri kepercayaan kepada mereka untuk mengobati dan merawat anak Anda.
Dapatkan informasi lainnya seputar penyakit, nutrisi, dan gaya hidup melalui aplikasi Klikdokter.
[HNS/JKT]