Bermain dengan benda atau hewan memang jadi salah satu hal yang umum dilakukan anak-anak ketika berusia balita. Kucing mungkin jadi salah satu hewan yang mungkin sering dipegang bahkan ditarik bulunya oleh anak.
Tak heran jika kucing jadi marah dan mencakar anak Anda. Akan tetapi orang tua harus hati-hati, luka akibat dicakar kucing bisa menyebabkan infeksi jika tidak segera diobati.
Cakaran Kucing Menyebabkan Infeksi Pada Anak
Melansir Verywell, cakaran kucing (terutama anak kucing) dapat menyebabkan infeksi pada si kecil. Gejala infeksi yang bisa dialami antara lain seperti demam dan ruam merah pada kulit. Infeksi cakaran kucing disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae.
Menurut National Institutes of Health, penyakit ini menyebar melalui kontak dengan kucing yang sebelumnya sudah terinfeksi.
Bakteri penyebab infeksi dapat disebarkan melalui gigitan atau dari cakaran kucing lewat kulit atau permukaan mukosa seperti hidung, mulut, dan mata.
Jika bekas luka cakaran kucing berupa sayatan kecil dan cenderung tidak dalam, maka biasanya kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menyebabkan infeksi. Bila goresan yang ditimbulkan sampai membuat berdarah dan kulit terkelupas, infeksi bisa saja terjadi.
Menurut dr. Devia Irine Putri, ada beberapa tanda infeksi yang perlu diwaspadai oleh orang tua, seperti:
- Luka sayatan terbuka dan cenderung dalam.
- Timbul bengkak dan ruam di sekitar cakaran atau gigitan.
- Muncul nanah dan bau tidak sedap dari luka cakaran.
- Muncul demam tinggi yang menyebabkan anak jadi rewel dan sulit tidur.
Artikel Lainnya: Meski Nyaman, Amankah Tidur Bersama Kucing?
Mengatasi Luka Cakaran Kucing
Jika orangtua mendapati anaknya dengan tanda-tanda luka serius di atas, maka ada beberapa langkah pertolongan pertama untuk mengatasi cakaran kucing:
- Jika luka yang muncul tidak berdarah, maka Anda harus segera membersihkan lukanya dengan air mengalir lalu mengoleskan salep antibiotik pada bagian kulit yang luka.
- Jika luka berdarah, maka Anda harus segera menghentikan perdarahan dengan menekan luka bekas cakar menggunakan kain bersih atau perban selama beberapa menit.
- Setelah perdarahannya berhenti, segera bersihkan luka bekas cakaran kucing dengan menggunakan air mengalir, lalu keringkan luka dengan menggunakan kain bersih.
Bila perlu, setelah itu tutup luka dengan plester luka agar tidak ada debu atau kotoran yang menempel.
- Jika luka yang dimiliki anak cenderung dalam hingga menimbulkan ruam, nanah, dan perdarahan, maka sebaiknya segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yang benar.
Namun sebelum itu, Anda bisa menghentikan terlebih dahulu perdarahannya, dan membersihkan lukanya.
Artikel Lainnya: Mana yang Lebih Berbahaya, Gigitan Kucing atau Anjing?
Tips Mencegah Terhindar dari Cakaran Kucing
Salah satu cara agar mencegah infeksi dari cakaran kucing adalah dengan memastikan anak Anda tidak bertindak kasar dengan binatang tersebut.
“Kalau tidak kasar maka tidak akan ada dicakar kucing. Kalau ada luka dicakar kucing, maka infeksi bisa terjadi. Namun, jika memang sudah terlanjur tercakar, cara agar tidak terjadi infeksi adalah dengan langsung mencuci luka cakaran dengan air bersih, dan obati dengan obat antiseptik. Setelah itu, Anda bisa menutup luka dengan plester antiseptik atau dengan menggunakan kain kasa,” kata dr. Devia.
Jika anak Anda masih balita dan sulit untuk mengerti hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, maka Anda sebagai orang tua harus mengawasinya dengan benar.
Jangan biarkan anak bermain dengan kucing liar, karena lebih berisiko terinfeksi ketimbang kucing rumahan.
Lalu, jika Anda memiliki kucing peliharaan, pastikan kucing Anda sudah mendapatkan vaksin lengkap agar tidak menyebarkan penyakit kepada bayi Anda.
Pastikan juga kucing Anda selalu bersih dan terhindar dari kutu dengan rutin memandikan dan membersihkan kandangnya.
Rutin potong kuku kucing Anda dengan menggunakan gunting kuku khusus binatang. Cuci tangan sebelum dan sesudah Anda bermain dengan kucing.
Lalu yang terpenting, jika anak Anda memiliki luka terbuka, maka jangan biarkan kucing menjilat luka itu karena bisa berdampak infeksi.
Apabila masih ada pertanyaan lainnya seputar cakaran kucing pada anak, jangan ragu konsultasikan dengan dokter langsung lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(OVI/AYU)