Kesehatan Anak

Anak Laki-laki Telat Puber, Adakah Efeknya bagi Kesuburan Nanti?

HOTNIDA NOVITA SARY, 09 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Masa pubertas membawa sejumlah perubahan pada anak laki-laki. Tapi, bagaimana jika puber terlambat datang? Apakah berpengaruh pada kesuburan saat dewasa?

Anak Laki-laki Telat Puber, Adakah Efeknya bagi Kesuburan Nanti?

Masa pubertas pada anak laki-laki biasanya terjadi pada usia 11 atau 12 tahun. Di masa ini, sejumlah perubahan dan perkembangan fisik anak bisa dengan pesat terjadi.

Namun, bagaimana jika anak lanang Anda mengalami puber terlambat? Akankah ini berpengaruh pada kesuburannya di masa dewasa nanti?

Masa Pubertas pada Anak Laki-laki

Masa pubertas, baik pada anak laki-laki maupun perempuan, diawali dengan aktivitas otak yang memicu terjadinya beragam perubahan fisik dan emosional.

Secara sederhana, ini adalah masa peralihan anak-anak menuju dewasa, sekaligus mempersiapkan mereka memasuki usia subur. Sama seperti anak perempuan, masa puber menyebabkan banyak perubahan fisik pada anak laki-laki.

“Tumbuh rambut di area kelamin dan ketiak, pembesaran penis, dan buah zakar. Ini adalah tanda-tanda awalnya,” ujar dr. Nabila Viera Yovita.

“Selanjutnya, bisa timbul mimpi basah ejakulasi involunter akan semen saat tidur, tumbuhnya jerawat, pertumbuhan tinggi badan yang pesat, dan suaranya berubah menjadi lebih dalam,” dia menambahkan.

Masa pubertas laki-laki sedikit lebih lambat dibandingkan perempuan. Dalam penjelasan dr. Nabila, anak laki-laki akan mengalami pubertas rata-rata pada usia 12 tahun.

“Akan tetapi, masih bisa dikatakan normal apabila anak laki-laki sudah mulai puber dari usia 8-14 tahun, dengan proses yang bisa mencapai 4 tahun,” ujar dia.

Nah, menurut dr. Nabila, seorang anak laki-laki bisa dianggap puber terlambat ketika belum juga mengalami tanda-tanda pubertas saat berusia di atas 14 tahun.

Artikel Lainnya: Pubertas Kedua pada Pria, Mitos atau Fakta?

1 dari 2

Masa Puber Laki-laki Pengaruhi Kesuburan saat Dewasa?

Hal yang menarik, seperti yang termuat dalam sebuah penelitian, waktu pubertas anak laki-laki bisa berdampak pada kesuburan di masa dewasanya.

Sebuah studi di Denmark pada 2016 mencari tahu hubungan pubertas yang terlambat dengan kesehatan reproduksi pria muda.

Hasil penelitian menguak, mulainya pubertas yang terlambat dikaitkan dengan penurunan kualitas air mani dan perubahan tingkat serum hormon reproduksi pada 1.068 pria muda Denmark yang sehat.

Menurut studi tersebut, remaja laki-laki yang terlambat masa pubernya akan berisiko punya testis berukuran yang lebih kecil, dibandingkan ukuran normal rata-rata.

Testis adalah “pabrik” yang bertugas menghasilkan dan memproduksi sperma. Dengan ukuran testis yang cenderung lebih kecil, jumlah produksi sperma mau tak mau turut terpengaruh.

Selain itu, puber yang terlambat juga bisa berpengaruh pada bentuk sperma, utamanya bentuk kepala sperma.

Laki-laki dengan kelainan bentuk sperma cenderung lebih sulit punya anak. Terlebih lagi, di kepala sperma tersimpan beberapa enzim yang penting untuk membantu proses pembuahan sel telur.

Menanggapi studi ini, dr. Nadia pun sependapat kalau terlambat puber pada anak laki-laki dapat memengaruhi kesuburan kelak saat dewasa. Akan tetapi, menurutnya, masih dibutuhkan penelitian yang lebih dalam dan luas terkait topik tersebut.

“Masih ada kemungkinan bahwa pada saat penelitian ini dilakukan, responden laki-laki ini belum matang sepenuhnya dalam pubertas. Jadi kualitas semen pun belum maksimal. Makanya, perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan,” tutur dr. Nabila.

Artikel Lainnya: Ini Tahapan Pubertas Anak Laki-Laki yang Perlu Diketahui

2 dari 2

Hal-hal yang Bisa Pengaruhi Kesuburan Pria

Tapi, jangan panik! Puber terlambat bukan satu-satunya faktor penyebab gangguan kesuburan pada pria. Faktor lain kesuburan pria, seperti dinukil dari Mayo Clinic, adalah:

  • Kelebihan berat badan.
  • Depresi atau stres berat.
  • Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Menggunakan obat-obatan terlarang.
  • Memiliki infeksi, atau ada riwayat infeksi
  • Testis terlalu panas.
  • Pernah mengalami trauma pada testis.
  • Menjalani vasektomi, operasi perut, atau operasi panggul sebelumnya.
  • Ada riwayat gangguan kesuburan di dalam keluarga.
  • Memiliki kondisi medis tertentu, termasuk tumor dan penyakit kronis lainnya.
  • Minum obat tertentu atau menjalani perawatan medis tertentu.

Untuk meminimalkan faktor risiko, Anda bisa menerapkan gaya hidup sehat dan aktif. Berhentilah merokok dan hindari alkohol. Kelola juga stres dengan baik dan mulailah berolahraga secara teratur.

Anda juga bisa menghubungi dokter untuk mengetahui diet yang tepat untuk meningkatkan kesuburan dan peluang untuk memiliki anak.

Masih ada pertanyaan seputar masa pubertas? Manfaatkan layanan LiveChat 24 Jam di aplikasi Klikdokter.

(AYU/ARM)

Pubertas